Jurus VISA Bangun Pembayaran Digital di Indonesia

PT Visa Worldwide Indonesia (VISA) meluncurkan sebuah kompetisi yang dinamakan Visa Everywhere Initiative

oleh Bawono Yadika diperbarui 03 Jul 2019, 13:36 WIB
Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Liputan6.com, Jakarta PT Visa Worldwide Indonesia (VISA) meluncurkan Visa Everywhere Initiative yakni kompetisi mengajak startup-startup inovatif di Indonesia untuk memberikan solusi perdagangan di masa depan.

Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman mengatakan, tujuan diadakanya program Visa Everywhere Initiative tersebut disebabkan pertumbuhan fintech di Indonesia yang terbilang pesat.

Selain itu, dengan semakin ketatnya kompetisi dalam industri pembayaran digital, kolaborasi harus semakin gencar dilakukan oleh perusahaan.

"Indonesia memiliki kondisi yang ideal dalam mendukung munculnya start-up. Bahkan, Indonesia melahirkan start-up unicorn paling banyak di kawasan Asia Tenggara," tuturnya di Jakarta, Rabu (3/7/2019).

Riko menjelaskan, sejumlah keuntungan akan diperoleh perusahaan fintech yang memenangkan kompetisi Perseroan. Itu seperti program mentorship hingga akses ke beragam klien-klien perusahaan di seluruh dunia.

"Jadi kita nggak cuma kasih uang saja tapi mentorship, training dengan resources kita yang tak hanya regional tapi global. Mereka juga punya akses ke klien-klien kita dari seluruh dunia," kata dia.

Adapun kompetisi dibuka hari ini, 3 Juli-2 Agustus 2019. Peserta dapat mengetahui lebih lanjut mengenai inisiatif dengan mengunjungi situs resmi Perseroan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Syaratnya

Sebuah iklan saat event penyelenggaraan Finspire di Jakarta, Rabu (9/11). Finspire ini diselenggarakan dalam 2 aktivitas yaitu Finspire frontrunner dan Finspire summit yang diikuti oleh 32 startup di bidang fintech. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketika mendaftar, start-up harus mengajukan solusi untuk salah satu dari tiga tantangan berikut:

1. Bagaimana start-up membantu memperluas layanan finansial bagi konsumen yang belum memiliki akses ke perbankan dan merchant di Indonesia? 2. Bagaimana start-up mengembangkan layanan remitansi lintas negara yang dapat memudahkan masyarakat Indonesia dalam mengirimkan dan menerima dana?3. Bagaimana start-up mendukung pelaku usaha dalam mengelola dan memperlancar arus pembayaran bisnis domestik dan internasional?

Peserta yang lolos babak final akan mempresentasikan ide di hadapan panel juri di Bali pada tanggal 12 September. Finalis akan memperebutkan hadiah utama sebesar Rp350 juta dan hadiah untuk pemenang favorit sebesar Rp75 juta.

3 dari 3 halaman

Hindari IKM Terjerumus Fintech Ilegal, Kemenperin Gandeng OJK

Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk memanfaatkan platform digital dalam berusaha. Tidak saja untuk memasarkan produk melainkan juga untuk mengakses pinjaman buat modal usaha dari platform fintech.

Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, pihaknya bakal menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tujuannya agar pelaku dapat mengetahui platform-platform fintech yang legal.

"Ke depan kami akan gandeng OJK untuk bagaimana kami memperkenalkan fintech," kata Gati, saat ditemui, di JCC, Jakarta, Jumat (21/6/2019).

Dengan adanya informasi terkait fintech dari OJK, lanjut Gati, diharapkan pelaku IKM tidak mengakses pinjaman dari fintech ilegal. Dengan demikian tidak menjadi korban.

"Jangan sampai nanti terperangkap pada fintech yang ilegal," tegasnya.

Sejauh ini, tegas Gati, Kemenperin sudah memberikan sejumlah pelatihan maupun fasilitasi bagi IKM. Pelatihan dan fasilitasi yang diberikan, sebut dia, seperti pelatihan di sisi proses produksi dan desain kemasan.

"Kita memberikan terus pembinaan bagaimana mereka memproduksi barang dengan bagus karena kalau pemasaran secara online yang dilihat mata, kemasan harus bagus agar laku," tandasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya