Penyerang Sadis Politikus Inggris Hadapi Dakwaan Pembunuhan

Thomas Mair akan dihadapkan ke sidang di Pengadilan Westminster Magistrates atas pembunuhan terhadap Jo Cox.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 18 Jun 2016, 11:05 WIB
Karangan bunga dan lilin diletakkan di dekat foto anggota parlemen Inggris, Helen Joanne Cox, atau biasa dipanggil Jo Cox di alun-alun Parlemen, London, Kamis (16/6). Jo Cox tewas akibat ditembak seorang pria di jalan. (Daniel Leal-Olivas /AFP)

Liputan6.com, London - "Britain First," itu yang diteriakkan Thomas Mair saat menyerang secara sadis anggota parlemen Inggris, Jo Cox di muka perpustakaan Birstall, West Yorkshire.

Akibatnya, korban terluka parah. Ibu dua anak tersebut kemudian dinyatakan meninggal dunia, kurang dari sejam setelah penyerangan.

Aparat Inggris memperkarakan Mair dalam kasus pembunuhan. Pria 52 tahun tersebut akan dihadapkan ke sidang di Pengadilan Westminster Magistrates pada Sabtu waktu setempat.

Ia juga akan menghadapi dakwaan menyebabkan seseorang luka berat, serta kepemilikan senjata api dengan niatan yang ofensif.

Pejabat Sementara Kepala Polisi West Yorkshire, Dee Collins mengatakan, korban lainnya, seorang pria 77 tahun yang dirawat di rumah sakit, kini dalam kondisi stabil. Ia terluka parah dalam aksi heroiknya, berusaha menghentikan serangan kepada Jo Cox.

Sementara itu, penghormatan  untuk arwah mendiang dilakukan di seluruh negeri. Anggota masyarakat dan para politisi bergabung, meletakkan karangan bunga, menyalakan lilin, dan mengheningkan cipta untuk mengenang Cox.

Salah satu yang berduka adalah Perdana Menteri Inggris James Cameron. Ia mengatakan, seluruh negeri 'terguncang' atas kematian Cox.

Kantor Perdana Menteri menanggapi kekhawatiran masyarakat yang menyayangkan serangan mengerikan yang dialami Cox. Publik menyayangkan kurangnya pengamanan bagi korban.

"Tindakan telah diambil pada level pemerintahan tertinggi," demikian pernyataan pihak Downing Street Number 10, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (18/6/2016).

Menteri Dalam Negeri telah melakukan pertemuan dengan pihak kepolisian dan pihak polisi  parlemen. Aturan khusus tentang pengamanan para politikus juga telah diumumkan pada Januari.

Jo Cox adalah anggota parlemen aktif pertama yang menjadi korban pembunuhan sejak 1990 -- setelah Ian Gow menjadi sasaran teror kelompok Irlandia Utara.

Obama Ikut Berduka

Kabar kematian tragis Jo Cox menjadi keprihatinan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Obama secara langsung menyampaikan ungkapan duka cita pada suami korban, Brendan Cox, melalui sambungan telepon dari Air Force One -- pesawat kepresidenan AS.

"Presiden menggarisbawahi bahwa dunia menjadi tempat lebih baik karena pelayanan tanpa pamrih yang dilakukan mendiang. Dan bahwa tak ada justifikasi untuk kejahatan keji, yang merampas seorang istri yang setia, ibu, sekaligus pelayan masyarakat dari sebuah keluarga, masyarakan, juga bangsa," demikian pernyataan Gedung Putih.

Sementara, anggota parlemen Kanada Nathan Cullen, yang bersahabat dengan Cox, emosional saat menyampaikan ungkapan dukanya dalam sidang parlemen.

Perdana Menteri Prancis Manuel Valls dalam Twitternya mengatakan, pembunuhan Cox adalah serangan terhadap demokrasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya