Dexlite Siap Uji Pasar di Jakarta pada Pertengahan April Ini

PT Pertamina (Persero) siap melakukan uji coba pasar varian Solar baru Dexlite pada pertengahan April 2016.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Apr 2016, 10:35 WIB
Meteran BBM jenis Solar di di SPBU kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (8/10/2015). Pemerintah menurunkan harga solar dari Rp 6.900/liter menjadi Rp.6.700/liter. Harga baru berlaku mulai Jumat, 9 Oktober mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) siap melakukan uji coba pasar varian Solar baru Dexlite pada pertengahan April 2016. Perkiraan harga untuk solar jenis baru tersebut antara Rp 6.000 per liter hingga Rp 7.000 per liter.

Vice President Fuel Retail Marketing Pertamina Afandi mengatakan, ‎uji coba pasar dilakukan untuk mengukur seberapa besar ketertarikan dari masyarakat terhadap produk baru dari Pertamina tersebut. "Kami akan market test dulu pada pertengahan April ini untuk melihat respons masyarakat seperti apa," kata Afandi, di Jakarta, Selasa (5/4/2016).

Untuk tahap awal Pertamina akan melakukan uji pasar solar varian baru tersebut di Jakarta, setelah disalurkannya Dexlite diperkirakan akan mengambil pasar solar subsidi, dengan target penjualan 5 ribu Kilo liter (Kl) per bulan dan terus meningkat menjadi 30 ribu Kl per ‎bulan sampai akhir tahun.

"Tapi akan mengambil sebagian pasar solar subsidi, dari tahap awal sampai akhir tahun 30 ribu per bulan kalau awal 5 ribu," terangnya.

Menurut Afandi, saat ini Dexlite telah memenuhi uji mutu Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM dan LAPI ITB. Namun untuk memasarkan Dexlite Pertamina masih menunggu izin niaga dari Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) 

"Pertamina masih menunggu izin niaga, sekarang di BKPM kalau izin niaga dari Ditjen Migas dialihkan ke BKPM," jelas Afandi.

Dengan adanya Dexlite ini diperkirakan akan mengurangi konsumsi Solar Subsidi. Alasannya, pengguna Solar subsidi akan beralih ke Dexlite yang memiliki kualitas lebih baik namun harga tak jauh berbeda.

Afandi mengatakan, Saat ini jarak kualitas Solar di Indonesia sangat jauh antara yang bersubsidi dengan yang non subsidi. Dengan adanya Dexlite akan dapat menjembatani jarak tersebut.

Dexlite memiliki bilangan Centana (cetane number) di level 51 dan kadar sulfur 1.000 hingga 1.200. Sedangkan Solar bersubsidi memiliki cetane number 35 dan kadar sulfur 3. 500.

Cetane number adalah pengukuran kualitas pembakaran bahan bakar diesel selama kompresi pengapian. Semakin tinggi angkanya maka semakin baik kualitas pembakarannya.

‎"Konsumen yang menghendaki kualitas pembakaran yang baik akan berlari ke Dexlite. Selama ini yang ingin menggunakan cetane number 51 menggunakan Solar bersubsidi yang memiliki cetane number 48," katanya. (Pew/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya