Kenapa Masih Banyak Anak Cacingan di Indonesia?

Infeksi cacingan masih menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita anak-anak Indonesa.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 06 Nov 2015, 11:00 WIB
Ilustrasi. Foto: friendshipcircle.org

Liputan6.com, Jakarta Infeksi cacingan masih menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita anak-anak Indonesa. Tak cuma di desa, tapi kota besar. Bahkan di beberapa wilayah, jumlah anak yang terinfeksi cacingan lebih dari 50 persen. Mengapa bisa begitu?

Cakupan pengobatan yang masih rendah jadi salah satu kendala belum terselesaikannya masalah ini seperti diungkapkan Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kemenkes RI, drg. Vensya Sitohang, M.Epid.

"Selain itu pengetahuan masyarakat tentang cacingan masih rendah ditambah kemampuan petugas untuk penanggulangan cacingan belum optimal," tutur drg. Vensya dalam acara 'Gerakan Waspada Cacingan' yang digagas PKK dan Johnson&Johnson di Gedung Sasana Kriya, TMII, Jakarta pada Kamis (5/11/2015).

Tapi ada juga faktor alam yang turut memengaruhi besarnya tantangan menanggulangi cacingan. Berada di kawasan iklim tropis memungkinkan beberapa jenis cacing berbahaya tumbuh dan berkembang.

Di samping itu, lingkungan kurang sehat ditambah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang rendah turut menyumbang faktor pengaruh sulitnya berantas cacingan pada penduduk.

Berdasarkan data Kemenkes RI rata-rata prevalensi cacingan di Indonesia sekitar 28 persen. Namun masih ada beberapa daerah yang masih tinggi, misalnya Lebak sekitar 60 persen dan Denpasar capai 73 persen.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya