Waspadai Cara ISIS Gaet Simpatisan

Pengaruh organisasi radikal ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dikhawatirkan semakin kuat.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 15 Jul 2015, 07:53 WIB
Cendikiawan Muslim Professor Azyumardi Azra (kanan) menerima penghargaan Gelar Kehormatan CBE yang diserahkan oleh Dubes Inggris untuk RI Martin Hatfull (kiri) di Jakarta, Selasa (28/9). (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Pengaruh organisasi radikal ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dikhawatirkan semakin kuat. Satu per satu orang dari berbagai belahan dunia dikabarkan telah bergabung ke dalam kelompok radikal tersebut. Tak terkecuali warga negara Indonesia (WNI).

Menurut mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, ada 2 kata yang menjadi kunci utama yang membuat orang-orang rela bergabung dengan ISIS.

"ISIS menjadi brutal dan menimbulkan simpati segelintir Muslim lintas benua dari Eropa sampai Indonesia, karena mereka pintar menggunakan kata kunci yang populer di kalangan muslim," kata Azyumardi saat dihubungi di Jakarta pada Selasa 14 Juli 2015.

"Khususnya jihad dan khalifah," imbuh dia.

Padahal, dia menilai, jihad yang dilakukan ISIS menyimpang dari makna sebenarnya. Sebab, kebrutalan ISIS tidak bisa dikategorikan sebagai jihad. Karena itu, dia pun mengimbau masyarakat tetap mewaspadai kehadiran ISIS.

"Tetap senantiasa perlu mencermati dan mewaspadai penyebaran ajaran dan rekrutmen ISIS secara komprehensif dan berkelanjutan," imbau Azyumardi.

Sementara, Guru Besar Hukum Internasional di Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, menilai sudah tepat upaya-upaya pencegahan dan penindakan terhadap paham radikal yang dilakukan Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT).

"BNPT sudah lakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk mencegah masuknya paham-paham radikal ini," tandas Hikmahanto.

Kepala BNPT, Saud Usman Nasution, sebelumnya mengatakan, perkembangan paham radikal, khususnya ISIS saat ini telah menyasar anak-anak muda untuk direkrut menjadi anggotanya. Ia pun mengingatkan kepada para pemuda, khususnya remaja agar menjauhi paham-paham yang berbau radikal.

"Jangan sampai terhasut oleh ajakan yang tidak jelas dan jangan ada lagi remaja untuk melakukan kegiatan radikal yang mengarah pada terorisme, seperti apa yang dilakukan kelompok aksi teror selama ini," ucap Saud pada 11 Juni 2015 lalu. (Ndy/Rmn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya