Sukses

CEO Apple Tim Cook Berbagi Pengalaman Vision Pro: Pertama Pakai Pasti Merasa Emosional

CEO Apple Tim Cook berbagi pengalaman soal Vision Pro, menurutnya orang yang pertama kali mencoba Vision Pro pasti merasa emosional.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Apple Tim Cook belum lama ini berbagi pengalamannya saat menggunakan Vision Pro, mixed reality headset milik Apple. 

Dalam sebuah cuitan di jejaring sosial X, bos Apple yang belum lama ini berkunjung ke Indonesia menyatakan kegembiraannya atas pencapaian tim RnD Apple dalam memenangkan penghargaan Black Pencil yang bergengsi. 

Penghargaan tersebut diberikan untuk sistem operasi inovatif VisionOS milik Vision Pro. 

"Apple Vision Pro menjadi sesuatu yang mungkin ada, melalui inovasi bertahun-tahun dari tim desain dan engineer kami. Hasilnya memperlihatkan orang-orang kerap merasa emosional saat pertama mencobanya. Saya melihat sendiri secara langsung," kata Tim Cook, dalam sebuah cuitan. 

"Selamat untuk Tim Desain Apple karena telah memenangkan penghargaan yang bergengsi ini," kata Tim Cook. 

Dampak yang Dalam Buat Pengguna

Tim Cook menekankan, dampak Vision Pro begitu mendalam, sehingga orang kerap merasa tersentuh secara emosional ketika mereka menjajal Vision Pro untuk pertama kalinya. 

Hal ini tidak terlepas dari tampilan micro OLED Vision Pro dan pelacakan tangan dan mata yang canggih, yang menjadi standar baru di industri XR. 

Lewat Apple Vision Pro, pengguna bisa berinteraksi dengan handset ini hanya dengan melihat apa yang ingin mereka buka serta melakukan gerakan seperti mencubit. Hal tersebut diklaim menjadikan navigasi VisionOS jadi pengalaman yang mudah. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dapat Penghargaan

Seperti dikicaukan oleh Tim Cook, sistem operasi VisionOS Vision Pro mendapatkan penghargaan Black Pencil yang bergengsi dari Design & Art Direction Awards (D&AD) Inggris. 

Ini merupakan kali kedua produk Apple mendapatkan penghargaan dari D&D. Sebelumnya, iPad pernah mendapatkan penghargaan Black Pencil pada 2011, dan pertama kalinya selama masa jabatan Tim Cook sebagai CEO. 

Sekadar informasi, The Black Pencil merupakan penghargaan D&AD yang paling bergengsi karena hanya diberikan kepada karya inovatif. 

Menurut organisasi yang telah memberikan The Black Pencil sejak 1962, hanya sejumlah kecil karya yang bisa menerima kehormatan ini tiap tahunnya. 

3 dari 4 halaman

Harga Mahal Jadi Tantangan Vision Pro

Meski fitur-fiturnya dinilai sangat mengesankan, harga Vision Pro terbilang cukup mahal, sampai RP 25 jutaan dalam Rupiah. Hal ini membuatnya tak terjangkau, bagi sebagian besar konsumen dan penggemar Apple. 

Selain itu, tak adanya pengontrol khusus dan dukungan resmi untuk game PC VR dapat membatasi daya tariknya. 

Kendati demikian, masuknya Apple ke pasar XR diharapkan dapat membawa lebih banyak perhatian ke industri secara keseluruhan. 

Apalagi, adopsi VR di AS masih tetap terbatas, dengan hanya 25 persen orang dewasa yang mencobanya, tetapi tak memilikinya. Sementara, 80 persen terus terlibat dengan teknologi. 

Oleh karenanya bagi Apple, memperluas keterjangkauan dan memperluas kompabilitas perangkat ini bisa meningkatkan daya tarik Vision Pro sekaligus memperkuat posisi Apple sebagai pemimpin dalam industri XR.

4 dari 4 halaman

Apple Vision Pro Siap Masuk Pasar Global

Apple Vision Pro yang sebelumnya hanya tersedia untuk pasar Amerika Serikat dikabarkan akan dijual pula secara global. Informasi ini diketahui dari laporan terbaru jurnalis Bloomberg Mark Gurman.

Mengutip informasi dari 9to5Mac, Selasa (14/5/2024), Apple dikabarkan berencana merilis Vision Pro ke lebih banyak pasar usai gelaran WWDC 2024 yang diadakan awal bulan depan.

Meski tanggal pasti kehadirannya belum dipastikan, menurut laporan tersebut, Apple sudah melatih sejumlah staf ritel mereka di luar Amerika Serikat soal demo dan proses penjualan headset tersebut.

Oleh sebab itu, berdasarkan laporan ini, ada kemungkinan peluncuran global untuk Apple Vision Pro akan diumumkan pada WWDC 2024. Kemudian, penjualan perangkat tersebut akan dimulai setelahnya.

Disebutkan, pelatihan tersebut sudah dilakukan pada sejumlah staf yang berasal dari Jerman, Prancis, Australia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Tiongkok. Namun,belum diketahui apakah perangkat ini juga akan menyambangi pasar lainnya, termasuk Indonesia. 

Di sisi lain, menurut laporan analis kenamaan Ming-Chi Kuo, angka penjualan Vision Pro disebut tidak sesuai dengan yang diharapkan Apple.

Dikutip dari The Drum, lambatnya adopsi dalam memperkenalkan teknologi baru kepada umum menjadi salah satu alasan kenapa headset ini sepi peminat. Namun, ini tidak menjadi pertanda perangkat tersebut akan benar-benar selesai.

Menurut Kuo, perusahaan berencana untuk mengirimkan antara 400.000 dan 450.000 unit Vision Pro. Angkat ini disebut bukan jumlah minimun 700.000 unit yang telah diprediksi Apple, serta headset ini juga belum dirilis di luar Amerika Serikat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.