Sukses

TikTok Akan Beri Label Khusus untuk Konten Buatan AI, Bentuk Transparansi ke Pengguna

TikTok akan mulai melabeli konten video yang dihasilkan oleh AI untuk meningkatkan transparansi dan mencegah misinformasi.

Liputan6.com, Jakarta - TikTok dilaporkan akan mulai memberikan label khusus untuk video yang dihasilkan oleh AI. Tindakan ini adalah upaya agar pengguna tidak terkecoh dengan video yang sekilas mirip dengan tokoh atau tempat di dunia nyata.

Aturan TikTok ini akan mewajibkan pembuat konten memberikan pengingat kepada pengguna kalau konten yang ditonton merupakan video buatan kecerdasan buatan (AI).

Kendati demikian, kebijakan itu kemungkin sulit untuk direalisasi, karena kreator biasa menggunakan software AI pihak ketiga.

Untuk itu, melihat kemungkinan ada kreator yang tidak menuruti aturan tersebut, TikTok akhirnya bekerja sama dengan perusahaan Content Credentials untuk memberikan label terhadap konten yang dibuat menggunakan AI.

Content Credentials merupakan informasi digital yang terkait dengan konten kreatif, seperti gambar atau video, yang menghadirkan detail tentang asal-usul, pembuat konten, dan perubahan pada konten tersebut.

Dikutip dari Engadget, Minggu (12/5/2024), Content Credentials menghadirkan solusi untuk melacak asal-usul gambar AI yang digunakan selama proses pengeditan konten, baik berupa foto ataupun video serta diunggah ke aplikasi TikTok.

Asal dari konten tersebut dapat dilihat oleh pengguna, apabila mereka menemukan konten AI pada platform yang mendukung teknologi dari Content Credentials.

TikTok menyatakan, mereka akan menjadi platform video pertama yang mendukung pemberian label konten AI dari Content Credentials. Namun, perlu beberapa waktu agar label ini akan diterapkan di lebih banyak pengguna.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Label AI Dinilai Kurang Efektif

Meski fitur ini bermanfaat agar pengguna tidak terkecoh dengan konten AI, sekaligus melindungi kreator asli, penerapan label AI tidak semudah kedengarannya.

OpenAI mencatat di halaman dukungannya kalau teknologi ini bukan solusi terbaik mencegah perluasan konten AI, apalagi metadata yang dimiliki dapat dengan mudah dihapus baik secara tidak sengaja maupun sengaja.

Label AI juga tidak akan efektif jika orang tidak memperhatikan, bahkan tidak peduli terhadap label pengingat itu. TikTok mengatakan pihaknya juga mempunyai rencana untuk mengatasi hal tersebut.

Untuk itu, perusahaan menyatakan bermitra dengan organisasi pengecekan fakta MediaWise dan organisasi hak asasi manusia Witness dalam serangkaian kampanye literasi media untuk mengedukasi pengguna TikTok soal pelabelan ini.

3 dari 4 halaman

Lagu dari Universal Music Group Bakal Balik ke TikTok

TikTok dan Universal Music Group (UMG) diketahui telah menandatangani kesepakatan baru. Dengan kesepakatan baru ini, lagu dari musisi di bawah naungan Universal pun dipastikan akan kembali hadir di TikTok.

Mengutip informasi dari Engadget, Senin (6/5/2024), saat ini kedua perusahaan juga tengah bekerja secepatnya agar konten dari musisi di bawah Universal bisa ditemukan lagi di aplikasi TikTok.

Oleh sebab itu, pengguna kini sudah bisa Kembali memakai lagu dari Taylor Swift, Olivia Rodrigo, dan beberapa musisi lain.

Sebagai bagian dari kesepakatan ini, kedua perusahaan menyebut kalau AI generatif akan menjadi salah satu proteksi untuk melindungi konten dari para musisi yang hadir di platform video pendek tersebut.

"TikTok dan UMG akan bekerja sama memastikan pengembangan AI di industri musik untuk melindungi seni karya manusia, sekaligus nilai ekonomi yang mengalir ke artis dan penulis lagu tersebut," tulis Universal dalam pernyataannya.

 

4 dari 4 halaman

TikTok dan UMG Kerjasama Berantas Musik Hasil AI

Tidak hanya itu, TikTok juga berkomitmen bekerja sama dengan Universal untuk menghapus musik tidak sah hasil AI yang beredar di platform tersebut, termasuk tool untuk meningkatkan atribusi artis dan penulis lagu.

Kesepakatan baru ini juga mencakup peluang monetisasi baru dari ekspansi TikTok ke bidang e-commerce. Disebutkan, platform tersebut akan membantu para musisi dengan menghadirkan tool analitik, layanan penjualan tiket terintegrasi, hingga beberapa fitur lainnya.

Sebagai informasi, dihapusnya konten lagu dari musisi yang ada di bawah Universal telah dilakukan sejak Februari 2024. Hal itu dilakukan karena ada persoalan royalti antara TikTok dan Universal.

Menurut laporan BBC ketika itu, Universal menghapus sekitar tiga juta lagu musisi di bawah label mereka dari TikTok. Akibatnya, pengguna platform tersebut tidak bisa lagi menemukan lagu dari sejumlah musisi seperti Billie Eilish, The Weekend, hingga Drake.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.