Sukses

Opensignal Ungkap Persaingan XL Axiata dan Telkomsel, Siapa yang Terbaik?

Opensignal merilis laporan terbaru mengenai pengalaman jaringan seluler Indonesia yang sekaligus mengungkap persaingan XL Axiata dan Telkomsel.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan analitik seluler Opensignal mengungkap laporan terbaru mengenai pengalaman jaringan seluler Indonesia. Laporan ini dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan dalam kurun waktu 1 Agustus hingga 30 Oktober 2022.

Dalam laporan ini, Opesignal menganalisis pengalaman jaringan seluler secara keseluruhan dari semua pengguna layanannya di Indonesia. Laporan ini memuat data dari lima operator seluler yaitu Tri, Indosat, Smartfren, Telkomsel, dan XL Axiata.

Selain analisis nasional, Opesignal juga memeriksa pengalaman jaringan seluler pengguna platformnya 10 wilayah utama di Indonesia. Dan hasilnya, mengungkap persaingan antara XL Axiata dan Telkomsel.

"Analisis terbaru Opensignal tentang pasar seluler Indonesia mengungkap persaingan antara Telkomsel dan XL dalam hal pengalaman jaringan seluler pengguna," tulis Opensignal seperti dikutip dari laporannya, Rabu (14/12/2022).

Opensignal mencatat XL menyabet posisi teratas untuk tiga ukuran pengalaman, yaitu Pengalaman Video, Pengalaman Game Seluler, dan Pengalaman Aplikasi Suara, termasuk memimpin dalam Pengalaman Kecepatan Unduhan.

Dijelaskan lebih lanjut, Opensignal mencatat pengguna yang memakai XL bisa menikmati pengalaman terbaik saat streaming video melalui jaringan seluler.

Sementara untuk urusan bermain game seluler multiplayer di Indonesia, XL Axiata merupakan pemenang baru. Operator ini masuk dalam kategori Fair untuk Pengalaman Game yang berarti sebagian besar menanggap pengalaman itu rata-rata.

Adapun untuk pengalaman aplikasi suara dapat diartikan, pengguna Opensignal mampu merasakan pengalaman terbaik untuk layanan suara OTT (Over-the-Top) dengan memakai XL.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Performa Telkomsel

Sementara Telkomsel unggul dalam kualitas layanan seluler yang konsisten, seperti Excellent Consistent Quality dan Core Excellent Consistent Quality, serta Pengalaman Jangkauan 4G dan Pengalaman Kecepatan Unggahan.

Untuk kategori Excellent Consistent Quality dan Core Excellent Consistent Quality, Opensignal memang mencatat Telkomsel memang dikenal sebagai jawaranya. Operator pelat merah ini mampu memenuhi ambang batas kinerja minimum yang direkomendasikan untuk menjalankan sejumlah tugas.

Lalu untuk Pengalaman Kecepatan Unggahan, pengguna Telkomsel yang memakai Opensignal melaporkan kecepatan unggah rata-rata tercepat untuk operator ini adalah 8,2Mbps. Skor ini 7,9 persen lebih cepat dari kecepatan unggah pengguna XL yang ada di posisi kedua.

Telkomsel juga menjadi juara untuk kategori Pengalaman Cakupan 4G di Indonesia dengan skor 8,8 poin dari skalan 10 poin. "Yang berarti pengguna Telkomsel kami terhubung ke 4G di sebagian besar lokasi--88 dari 100 lokasi--rata-rata dikunjungi pengguna kami di Indonesia," tulis Opensignal dalam laporannya.

Bersama dengan kedua operator tersebut, ada pula Smartfren yang masih menjadi pemuncak dalam hal Ketersediaan. Maksudnya, pengguna Opensignal yang berada di jaringan Smartfren menghabiskan proporsi waktu tertinggi untuk terhubung ke sinyal seluler, rata-rata 98,5 persen.

 

3 dari 4 halaman

Opensignal: 5G Tiga Kali Lebih Cepat Ketimbang 4G dan WiFi di Indonesia, Ini Perbandingannya

Sebelumnya, Opensignal mengungkapkan hasil analisis terbarunya yang bertajuk '5G in Indonesia is Far Superior to WiFi and 4G'. Sesuai tajuknya, analisis OpenSignal ini menyebut kualitas 5G di Indonesia ternyata jauh lebih unggul daripada WiFi dan 4G.

"Analisis terkini Opensignal menunjukkan 4G di Indonesia masih unggul dibandingkan jaringan WiFi, baik yang berasal dari publik maupun swasta. Namun 5G memberikan pengalaman jauh lebih unggul dari 4G dan WiFi," tulis analis Opensignal Hardik Khatri dalam laporan seperti dikutip dari laman resmi Opensignal, Kamis (1/12/2022).

Dalam analisis tersebut, Hardik menuliskan, keunggulan yang dimiliki 5G bisa memberikan kesempatan bagi operator untuk meningkatkan pengalaman mobile bagi pengguna di Indonesia.

Pada laporan analisa itu, Opensignal menunjukkan kecepatan unduh pengguna smartphone di seluruh Indonesia rata-rata mencapai 17Mbps saat terhubung dengan 4G, sedangkan saat terhubung ke WiFi, kecepatannya hanya sekitar 14,6Mbps.

Sementara dengan layanan 5G, pengguna Indonesia memiliki catatan kecepatan unduh rata-rata 54,6Mbps. Jadi, kecepatan unduh rata-rata 5G sekitar 3,3 kali cepat dari 4G, dan 3,9 kali lebih cepat dari WiFi.

Lalu untuk kecepatan unggah, pengguna yang terhubung dengan 5G bisa mencapai kecepatan 19,6Mbps. Catatan itu 3,1 kali lebih cepat dari WiFi, dan 2,5 kali lebih cepat dari 4G.

Selain itu, pengguna smartphone di Indonesia yang terhubung 5G memiliki pengalaman jauh lebih baik saat mengakses layanan streaming video. Opensignal mencatat pengalaman video dengan 5G mencapai skor 67,4 yang berarti menduduki peringkat Sangat Bagus (65-75).

Peringkat ini berarti waktu pemuatan video saat diakses dengan internet 5G terbilang cepat, dan hanya kadang-kadang macet. Sebagai perbandingan, layanan WiFi dan 4G menempati dua kategori lebih rendah, yaitu Cukup (40-55).

4 dari 4 halaman

Pengalaman Bermain Game

Kendati demikian, saat diajak bermain game, WiFi memberikan pengalaman yang lebih baik dari 4G. Opensignal mencatat skor pengalaman bermain dengan WiFi adalah 68,3 (dari skala 100), sehingga mendudukung peringkat Cukup dari kategori Pengalaman Bermain Game.

Lalu dengan 5G, pengguna Indonesia melaporkan pengalaman terbaik dengan skor 77,3 yang berarti ada di peringkat Baik. Meski 5G memberikan lebih banyak manfaat bagi pengguna di Indonesia, layanan ini masih terbatas, sehingga perlu diperluas cakupannya secara signifikan.

"Namun, WiFi dan seluler saling melengkapi dan akan terus berdampingan untuk meningkatkan konektivitas. Misalnya, selalu akan ada beberapa lokasi dalam ruangan dimana Wi-Fi berfungsi lebih baik, karena sinyal seluler mungkin tidak menjangkau ke bagian dalam sejumlah gedung," tulis Hardik.

Selain itu, di pasar berkembang seperti di Indonesia dengan penetrasi fiber masih rendah, teknologi nirkabel cenderung lebih diandalkan. Kendati demikian, seiring berkembangnnya fixed network, WiFi tetap akan berguna untuk berbagi koneksi fiber cepat di banyak perangkat.

"Oleh karena itu, sejalan dengan agenda pemerintah Indonesia untuk meningkatkan transformasi digital, baik seluler maupun WiFi akan menjadi sangat penting untuk menyediakan konektivitas yang terjangkau di seluruh negeri," tutup Hardik menutup analisis ini. 

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.