Sukses

Akun Google Pria di AS Dikunci Usai Kirim Foto Infeksi Alat Kelamin Anaknya ke Dokter

Google menolak permohonan pembukaan akun meskipun kepolisian menyatakan tidak ditemukan adanya tindakan kejahatan

Liputan6.com, Jakarta - Akun Google seorang pria bernama Mark, tak bisa diakses usai dirinya mengirimkan foto bagian alat kelamin anaknya yang mengalami infeksi ke dokter.

Alasannya, Google curiga bahwa foto bersifat pelecehan seksual meskipun tujuannya adalah untuk mendapatkan bantuan medis.

Dilansir 9to5Google, Kamis (24/8/2022), dilaporkan The New York Times, Mark menyebut putranya yang masih balita membutuhkan kondisi medis yang memerlukan diagnosis.

Mark pun menggunakan foto untuk berkomunikasi dengan tenaga kesehatan. Sebagai catatan, kejadian ini terjadi di awal 2021, ketika pandemi Covid-19 sedang dalam kondisi parah.

Mark pun menggunakan smartphone Android-nya untuk mengambil foto bagian selangkangan putranya, untuk memperlihatkan ukuran dan kondisi infeksi.

Menurutnya, foto-foto ini diambil atas permintaan seorang perawat, yang memeriksa kondisi sang anak berdasarkan foto tersebut, lalu dilanjutkan dengan konsultasi dokter lewat video. Diketahui, dibutuhkan resep antibiotik untuk membersihkan infeksi yang dialami pasien.

Dua hari setelah foto diambil, Mark menerima pemberitahuan dari Google yang menyebut akunnya telah dikunci karena konten berbahaya yang dianggap "pelanggaran berat terhadap kebijakan Google dan mungkin ilegal".

Google mengenali hal itu sebagai konten berbahaya menggunakan Content Safety API, yang menggunakan kecerdasan buatan, yang proaktif mengidentifikasi citra materi mengandung pelecehan anak yang belum pernah dilihat sebelumnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kehilangan Akses ke Email hingga Kontak

Konten tersebut lalu ditinjau dan jika dikonfirmasi, dilaporkan ke National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC), dengan akun yang bersangkutan dikunci untuk peninjauan lebih lanjut.

Pada kasus Mark, tindakan mencadangkan foto-foto ini ke akun Google Photos-nya dihitung sebagai "tindakan afirmatif" yang diperlukan perusahaan untuk memindai gambar-gambar tersebut.

Google lalu diwajibkan undang-undang federal untuk melaporkan gambar tersebut. Akibatnya, Mark tidak bisa mengakses email, kontak, foto, dan nomor teleponnya saat menggunakan Google Fi.

Kepolisian San Fransisco menyatakan bahwa tidak ada kejahatan yang terjadi. Namun, Google menolak permintaan Mark untuk mengakses kembali akunnya.

Kepolisian juga sudah mencoba menghubungi Mark namun tak bisa, karena nomor yang mereka miliki adalah nomor Google Fi Mark yang terkunci.

Mark pun mempertimbangkan untuk membawa Google ke pengadilan karena masalah ini, demi mendapatkan kembali data-datanya. Namun, kasusnya bisa menelan biaya hingga USD 7 ribu yang menurutnya tidak berharga.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Google Teguh Pada Keputusannya

Sementara itu, Google mengatakan bahwa mereka tetap teguh kepada tindakan penguncian akun tersebut.

"Materi pelecehan seksual anak menjijikkan dan kami berkomitmen untuk mencegah penyebarannya di platform kami," kata perusahaan kepada The Verge.

Menurut perusahaan, mereka mengikuti hukum Amerika Serikat dalam mendefinisikan apa yang dimaksud dengan materi yang mengandung pelecehan seksual.

Mereka juga menggunakan kombinasi teknologi pencocokan hash dan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi dan menghapusnya dari platform kami.

"Selain itu, tim pakar keselamatan anak kami meninjau konten yang ditandai untuk akurasi dan berkonsultasi dengan dokter anak untuk membantu memastikan kami dapat mengidentifikasi kasus di mana pengguna mungkin mencari nasihat medis," kata mereka.

4 dari 4 halaman

Google Bakal Kurangi Informasi Clickbait di Hasil Pencarian

Sebelumnya, Google membuat serangkaian update untuk Google Search. Tujuan besarnya adalah mengurangi informasi clickbait dan meningkatkan relevansi hasil pencarian.

Lewat update ini, Google juga ingin memprioritaskan ulasan asli dan autentik alih-alih informasi hasil daur ulang yang beredar di situs-situs agregator.

Mengutip The Verge, Sabtu (20/8/2022), perubahan tersebut akan hadir dalam dua update yang tengah diluncurkan dalam beberapa minggu ke depan.

"Kami tahu orang tidak menganggap konten bermanfaat jika dirancang untuk menarik klik (clickbait) alih-alih menginformasikan ke pembaca," kata Google, dalam blog-nya.

"Jadi, mulai minggu depan, untuk pengguna berbahasa Inggris secara global, kami meluncurkan serangkaian peningkatan hasil penelusuran untuk memudahkan orang menemukan konten bermanfaat," kata perusahaan.

Lebih lanjut Google juga menyebut, update ini akan membantu pengguna memastikan konten yang tidak orisinal dan berkualitas rendah tidak mendapat peringkat tinggi di hasil penelusuran.

Hal ini terutama berlaku untuk materi pendidikan online, hiburan, belanja, dan konten terkait teknologi.

Update pemeringkatan pencarian umum bernama "Helpful Content Update", akan mulai diluncurkan secara global ke pengguna berbahasa Inggris mulai 22 Agustus 2022.

(Dio/Isk)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.