Sukses

Bakal Ada Hujan Meteor Pada Akhir Juli 2022, Bisa Dilihat dari Indonesia

Pada akhir Juli mendatang akan terjadi fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Utama Bidang Atronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menyebut, pada akhir Juli mendatang akan terjadi fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan hujan meteor Delta-Aquariids.

Dikatakan Thomas, dua hujan meteor ini terjadi di langit selatan, sehingga cocok diamati dari Indonesia.

Sekadar informasi, hujan meteor merupakan fenomena astronomi tahunan yang terjadi saat sejumlah meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit.

Sebenarnya, meteor merupakan batuan atau debu antarplanet yang memasuki atmosfer lalu terbakar karena gesekan atmosfer.

"Hujan meteor Alpha-Capricornids bisa diamati pada 30-31 Juli 2022 mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur," kata Thomas, dikutip dari keterangan BRIN.

Thomas menjelaskan, waktu terbaik menyaksikan hujan meteor Alpha-Capricornids adalah setelah lewat tengah malam di arah langit selatan.

"Diperkirakan ada 5 meteor per jam yang tampak melintas di langit. Hujan meteor ini berasal dari gugusan debu komet 169P/NEAT yang berpapasan dengan Bumi," kata Thomas.

Dijelaskan Thomas, debu-debu komet berukuran kecil akan memasuki atmosfer Bumi lalu terbakar dan tampak seperti bintang jatuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hujan Meteor Delta Aquariids

Dia menyebut, meskipun jumlah meteor sedikit, terkadang hujan meteor ini menampakkan meteor terang dari sisa-sisa komet yang berukuran lebih besar.

Sementara, hujan meteor Delta Aquariids bisa diamati pada 29-30 Juli mulai pukul 23.00 WIB di ufuk timur.

Puncak hujan meteor ini adalah pukul 02.00 WIB di langit selatan. "Hujan meteor ini menampilkan belasan meteor per jam. Debu-debu komet 96P/Machholz diduga menjadi sumber hujan meteor ini," kata Thomas.

Menurut Thomas, gabungan dua hujan meteor di langit selatan menjadi daya tarik bagi pengamat langit di Indonesia.

3 dari 3 halaman

Tidak Berbahaya

Ia berharap, kondisi kemarau dan tanpa gangguan cahaya bulan bisa membuat pengamatan hujan meteor lebih menarik.

Thomas menyarankan, mereka yang ingin menikmati hujan meteor ini bisa memilih lokasi pengamatan yang minim gangguan cahaya lampu dan medan pandang ke langit selatan tidak terganggu pohon atau bangunan.

Pengamatan meteor lebih baik dilakukan tanpa alat, karena mata memiliki medan pandang yang lebih luas.

"Hujan meteor ini sama sekali tidak berbahaya. Debu-debu sisa komet habis terbakar pada ketinggian di atas 80 km," tuturnya.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.