Sukses

Kupas Tuntas Pentingnya Talenta Digital dan Digital Talent Scholarship

Memasuki era revolusi industri 4.0 dan transformasi digital, Indonesia membutuhkan banyak talenta digital. Jumlah 9 juta untuk 15 tahun kedepan atau 600 ribu per tahun.

Liputan6.com, Jakarta Memasuki era revolusi industri 4.0 dan transformasi digital, Indonesia membutuhkan banyak talenta digital. Tak tanggung-tanggung jumlahnya mencapai sekitar 9 juta talenta digital untuk 15 tahun kedepan. Artinya, dibutuhkan setidaknya 600 ribu talenta digital setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang.

Menjawab kebutuhan tersebut, Digital Talent Scholarship (DTS) hadir untuk mempersiapkan SDM masa kini menjadi talenta digital andal di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Dengan mencetak professional di bidang digital yang memiliki keterampilan dan daya saing tinggi melalui program pengembangan SDM digital yang difokuskan untuk membantu akselerasi transformasi digital di Indonesia.

Digital Talent Scholarship merupakan wadah beasiswa, pelatihan talenta digital yang merupakan program prioritas dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Ada berbagai akademi sesuai minat, bakat dan jenjang pendidikan yang dapat diikuti secara gratis. Peserta yang lulus bisa mendapatkan sertifikasi nasional hingga internasional.

Untuk mengupas lebih jauh tentang pentingnya talenta digital dan Digital Talent Scholarship dilaksanakan Live Streaming TalentTalk Ngabuburit yang mengusung tema 'Talenta Digital, Kunci Transformasi Digital'. Event yang disiarkan secara Live Streaming di Vidio pada Selasa, 26 April 2022 lalu ini telah menyedot perhatian lebih dari 459 ribu penonton. Dengan total yang mendaftar kurang lebih 1.600 peserta dari seluruh Indonesia.

Eyla Alivia Maranny, Ketua Subpokja Fresh Graduate Academy mengungkapkan Indonesia saat ini memasuki revolusi industri 4.0. Dimana pemerintah telah mencanangkan transformasi digital nasional dan ada 5 arahan dari Presiden Joko Widodo tentang transformasi digital. Eyla Alivia menegaskan bahwa kunci transformasi digital adalah menyiapkan talenta-talenta digital.

"Untuk menyiapkan talenta digital ini, salah satu kementerian yang diamanahi adalah Kominfo. Untuk pemenuhan kebutuhan talenta digital ini, kita ada program yang namanya DTS atau Digital Talent Scholarship. Makanya kita butuh 600 ribu setahun," kata Eyla Alivia.

"Dalam program ini, kita memberikan pelatihan-pelatihan berbasis kompetensi. Kominfo memiliki 3 tahapan untuk pemenuhan talenta digital. Mulai basic, intermediate sampai advance. Dimana DTS ada di tengah-tengah. Jadi, teman-teman tidak hanya diberikan pelatihan, tapi berbasis kompetensi. Ada sertifikasi, ada project, dan lain sebagainya," tambahnya.

Lantas, seberapa besar kebutuhan industri dalam membutuhkan talenta digital?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kebutuhan Industri pada Talenta Digital

Badar Agung, Ketua Subpokja Professional Academy menyampaikan DTS lahir karena ingin ada jembatan antara angkatan kerja yang kita sebut supply juga dengan dunia industri dan demand-nya.

Di samping itu juga karena Industri 4.0 dan efek pandemi, serta transformasi digital, membuat kebutuhan talenta digital di sektor TIK ini salah satu sektor yang lebih adaptif dan juga lebih tahan dampaknya ketika masa pandemi.

"Secara global, kita ketahui juga sektor TIK selain kebutuhan tinggi dengan Industri 4.0, nantinya akan ada model-model bisnis baru. Dikhawatirkan bila tidak menyiapkan talenta digital, Indonesia akan jadi penonton. Itulah yang menjadi kekhawatiran pemerintah dalam hal ini Kominfo sehingga dianggap perlu untuk mencetak talent digital," kata Badar Agung.

"Jangan lupa, saat ini kita sudah mulai masuk bonus demografi. Kalau tidak dimanfaatkan dengan baik ujung-ujungnya ketika masuk Industri 4.0. Pemain dari luar negeri yang akan masuk pasar dalam negeri dan khawatirnya kita jadi penonton," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Semua Menuju Transformasi Digital

Menurut Alamanda Shantika, Founder & President Director of Binar Academy keberadaan talenta digital di era sekarang dan mendatang sangatlah penting. Sewaktu membangun aplikasi Gojek, Alamanda menceritakan ada banyak kebutuhan talenta digital dan sulit sekali untuk mendapatkannya. Maka dari itu, ia mengingatkan jangan sampai kebutuhan talenta diisi dari luar negeri.

"Jangan sampai kita harus mencari talenta-talenta digital itu ke luar lagi. Tapi kita harus bisa punya talenta itu di Indonesia," kata Alamanda.

Lebih lanjut, ia mengatakan semua sudah menuju digital, apalagi dengan pandemi ini. Bukan hanya startup digital yang butuh talenta banyak, sekarang semua perusahaan.

"Perusahaan besar sekarang menuju transformasi digital. Itu juga yang menjadi alasan dirinya membuat Binar Academy. Dari pengalaman aku tadi, kita sangat jauh dari pemenuhan talenta digital. Setiap tahun kita butuh sekitar 600 ribu talenta, sekarang yang di produce sekitar 50 ribu talenta," ungkapnya.

Eyla Alivia Maranny menuturkan selama ini banyak lulusan TIK, tapi secara skill masih belum memenuhi kebutuhan industri. Oleh karena itu, DTS hadir untuk meningkatkan skill - skill peserta agar lebih kompeten dan sesuai dengan kebutuhan industri.

"Untuk bisa kompeten, ya tadi mengikuti pelatihan - pelatihan yang sifatnya intensif, project, maupun sertifikasi. Di DTS, kita memberikan seluruh jenis sertifikasi, seperti sertifikasi dari industri, sertifikasi yang sifatnya nasional, SKKNI, lalu paling penting sertifikasi global atau internasional. Selain menambah kompetensi, sertifikasi ini juga meningkatkan kepercayaan diri. Saat memasukkan lamaran pekerjaan, punya portofolio, punya project dan sertifikasi, tentu saja mencapai nilai plus. Program ini adalah paket komplit. Kita memberikan hardskill juga softskill," jelasnya.

Badar Agung mengungkapkan tema pelatihan dan sasaran dari penerima pelatihan di DTS cukup beragam. Misalnya  Professional Academy yang sudah memasuki batch kedua, memiliki tema-tema pelatihan yang bekerja sama dengan mitra-mitra DTS. Mulai dari Data Scientist, Excel Data Storytelling, Associate Cloud Engineer, Android Developer, Big Data Associate, Mentor UMKM Maju Digital, OpenStock Administrator, Containers Kubernetes & OpenShift, Reach Developer, Digital Forensic, Machine Learning with TensorFlow dan Internet of Things.

Untuk pelatihannya sendiri mulai dari Belajar mandiri, live session, hand-on labs, grup kelas, evaluasi/ujian serta program Sertifikasi/Pelatihan Lanjutan.

4 dari 4 halaman

Benefit Mengikuti Digital Talent Scholarship

Benefit yang didapatkan peserta dengan mengikuti Digital Talent Scholarship banyak sekali. 

"Kita menyediakan platform untuk menghubungkan dengan industri yaitu SIMONAS. Dalam beberapa akademi kita fasilitasi dengan softskill. Kemudian dari pro, fasilitas sertifikasi atau pelatihan lanjutan. Pelatihan kalau berbayar cukup mahal, tapi ini kita sediakan secara gratis kepada teman-teman baik yang mendaftar ke Fresh Graduate Academy maupun Professional Academy. Jadi, tinggal langsung daftar dan dipilih tema pelatihan yang ingin diikuti dan dibaca silabusnya," sebut Badar.

Ingin tahu lebih lanjut seputar pentingnya Talenta Digital dan Digital Talent Scholarship, kamu bisa saksikan kembali video TalentTalks di Vidio. 

Kunjungi website digitalent.kominfo.go.id Untuk pendaftaran Fresh Graduate Academy bisa klik https://komin.fo/WebFGA  dan Professional Academy di https://komin.fo/PROA.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini