Sukses

Bos Telegram Pavel Durov Sebut Netflix dan TikTok Tak Baik Buat Pikiran

Bos Telegram mengkritik bahwa masyarakat saat ini lebih suka mengisi pikiran dengan konten-konten "acak" dari Netflix dan TikTok

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Telegram Pavel Durov mengkritik algoritma di Netflix atau TikTok tidak baik bagi pikiran manusia.

Kritik tersebut disampaikan Durov lewat sebuah unggahan di saluran Telegramnya, Durov's Channel, beberapa waktu lalu, dikutip Senin (13/9/2021).

Pria kelahiran Rusia itu mengatakan, menurut berbagai penelitian, pikiran secara aktif menghasilkan ide-ide baru, bahkan saat seseorang beristirahat atau tidak melakukan apa-apa.

"Seringkali kita dapat menemukan solusi untuk masalah yang sulit hanya setelah tidur semalaman," kata sang pendiri Telegram.

Durov melanjutkan, sama seperti fisik yang juga tergantung dari apa yang dimakan, kondisi mental bergantung pada kualitas informasi yang diberikan ke otak.

Menurut Durov, memelihara otak dengan data kehidupan nyata memungkinkannya untuk memecahkan masalah mendasar. Ini akan memproses data tersebut di dan menghasilkan solusi yang tak terduga.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Membersihkan Pikiran

"Sangat disayangkan bahwa kebanyakan orang lebih suka mengisi pikiran mereka bukan dengan fakta kehidupan nyata yang dapat membuat kita mengubah dunia, tetapi dengan serial Netflix atau video TikTok yang acak," kata Durov.

Ia mengatakan, di tingkat yang lebih dalam, otak tidak bisa membedakan fiksi dari kenyataan.

"Sehingga banyaknya hiburan digital membuat pikiran bawah sadar kita sibuk menghasilkan solusi untuk masalah yang tidak ada," katanya.

Durov pun mengatakan, untuk menjadi kreatif dan produktif, yang harus dilakukan pertama kali adalah membersihkan pikiran dari "lumpur lengket" konten yang tidak relevan dengannya "di mana 'algoritma rekomendasi' membanjirinya setiap hari."

"Jika kita ingin merebut kembali kebebasan kreatif kita, pertama-tama kita harus mengambil kembali kendali atas pikiran kita," ujarnya.

3 dari 4 halaman

1 Miliar Unduhan Telegram

Terlepas dari pendapat Pavel Durov mengenai algoritma Netflix dan TikTok, aplikasi Telegram telah diunduh lebih dari 1 miliar kali secara global. Demikian menurut laporan Sensor Tower, sebagaimana dilansir Techcrunch, Selasa (31/8/2021).

Seperti halnya dengan pesaing utamanya, WhatsApp, India adalah pasar terbesar untuk Telegram. Sensor Tower menyebut pasar internet terbesar kedua di dunia itu mewakili sekitar 22 persen dari penginstalan/pemasangan aplikasi.

"India diikuti Rusia dan Indonesia, yang masing-masing mewakili sekitar 10 persen dan 8 persen dari semua penginstalan aplikasi."

"Penginstalan aplikasi dipercepat pada tahun 2021, mencapai sekitar 214,7 juta penginstalan pada paruh pertama 2021, naik 61 persen dari tahun ke tahun dari 133 juta pada Semester 1 2020,” Sensor Tower memaparkan.

Perlu dicatat bahwa jumlah pemasangan tidak sama dengan basis pengguna aktif aplikasi. Telegram memiliki sekitar 500 juta pengguna aktif bulanan pada awal tahun ini.

Telegram, yang awal tahun ini mengumpulkan lebih dari US$ 1 miliar dari penjualan obligasi ke beberapa investor, adalah aplikasi kelima belas di seluruh dunia yang telah diunduh 1 miliar kali atau lebih.

Aplikasi lain yang masuk dalam daftar termasuk WhatsApp, Messenger, Facebook, Instagram, Snapchat, Spotify dan Netflix.

4 dari 4 halaman

Infografis Waspada WhatsApp Rentan Dibobol Hacker

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.