Sukses

Bos Telegram Sindir Persyaratan Privasi Baru WhatsApp

CEO Telegram Pavel Durov menyindir WhatsApp dalam unggahannya dan berbagi informasi mengapa layanannya kini begitu populer.

Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp diketahui telah memberlakukan persyaratan privasi baru dan tidak dimungkiri hal itu telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk CEO Telegram, Pavel Durov.

Melalui kanal resminya di Telegram, Pavel menuturkan perubahan ini telah membuat marah jutaan orang. Sebab, kini data pengguna bisa dimanfaatkan untuk mesin iklan Facebook.

"Karenanya tidak mengagetkan, peralihan pengguna dari WhatsApp ke Telegram, dalam beberapa tahun terakhir sudah jauh meningkat," tulisnya seperti dikutip, Senin (11/1/2021). 

Dengan peralihan tersebut, Pavel pun menuturkan Facebook diketahui menugaskan satu divisi khusus untuk mengetahui alasan aplikasi Telegram yang dibuatnya begitu populer. 

Menanggapi hal tersebut, pria asal Rusia ini membagikan rahasia perusahaan pada WhatsApp yang membuat layanannya kian diminati. 

"Saya dengan senang hati menghemat jutaan dolar dari Facebook dan memberikan rahasia kami secara gratis: hormati penggunamu," tulis Pavel. 

Terlebih, menurut Menurut Pavel, dengan pertumbuhan pengguna yang mencapai 500 juta, Telegram telah menjadi masalah besar bagi Facebook.

Sebagai informasi, WhatsApp memang telah menerapkan persyaratan layanan dan kebijakan baru untuk para pengguna.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penjelasan Resmi WhatsApp Soal Aturan Pengguna Bagi Data ke Facebook

Kepada Tekno Liputan6.com, Jumat (8/1/2021), WhatsApp menuturkan sejak 2016 perusahaan telah membagikan sejumlah data terbatas dengan Facebook di ranah back-end, khususnya untuk kebutuhan infrastruktur.

"Kami menekankan tidak ada perubahan baru di-update kebijakan ini," ujar WhatsApp menegaskan.

Di samping itu, pembaruan kebijakan privasi ini berfokus pada perpesanan bisnis. WhatsApp ingin penggunaannya jelas bisnis kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk chat WhatsApp-nya.

"Artinya, percakapan dengan bisnis tersebut dapat disimpan di server Facebook, dan bisnislah yang menentukan bagaimana mereka menggunakan atau membagikan informasi tersebut," ucap WhatsApp menambahkan.

Perusahaan menerangkan bahwa pengguna masih bebas memilih apakah mereka mau berinteraksi dengan bisnis tersebut atau tidak.

"Ini tidak memengaruhi percakapan personal dan privat di luar konteks bisnis tersebut. Semua percakapan ini masih akan terenkripsi end-to-end. WhatsApp maupun Facebook tidak bisa mengaksesnya," kata WhatsApp kembali menekankan.

3 dari 3 halaman

Akun Tetap Aktif Meski Tak Setuju dengan Pembaruan Ini

WhatsApp menyebut pengguna tidak bisa lanjut menggunakan WhatsApp jika tidak menyetujui kebijakan privasi baru, akan tetapi akunnya masih akan tetap aktif sehingga pengguna dapat memilih untuk menyetujui update ini di kemudian hari.

"Pilihan opt-out dari data sharing pada 2016 hanya ditawarkan satu kali. Sejak saat itu, tidak ada fitur pilihan ini di dalam aplikasi. Namun, kami masih akan tetap mematuhi pilihan opt-out (tidak memilih ikut data sharing) untuk pengguna yang memilih demikian pada 2016, bahkan jika mereka sekarang menyetujui update kebijakan yang baru," WhatsApp menjelaskan.

Sebagai informasi, pengguna dapat melihat status opt-out mereka di fungsi "Download your data".

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.