Sukses

Ups, Data Pengguna Android Ternyata Lebih Banyak Disedot Ketimbang iOS

Perangkat Android yang berada dalam keadaan diam (idle) masih mengirimkan lebih banyak data ketimbang iPhone dengan kondisi yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah Google ketahuan menyimpan lokasi pengguna yang sudah mematikan opsi pelacakan lokasi, dugaan terkait 'rahasia' perusahaan semakin banyak bermunculan ke permukaan.

Terbaru, laporan datang dari makalah yang dibuat oleh Profesor Douglas Schimdt dari Vanderbilt University.

Berdasarkan studi yang dilakukannya, ternyata perangkat Android yang berada dalam keadaan diam (idle) ternyata masih 'menyedot' lebih banyak data ketimbang iPhone pada kondisi yang sama.

Dikutip dari Phone Arena, Kamis (23/8/2018), perbandingan data yang dikirimkan perangkat Android mencapai 10 kali lebih banyak.

Menurut Profesor Schmidt, perangkat Android yang berada dalam keadaan diam masih menjalankan browser Chrome di background.

Aplikasi itu lantas mengirimkan data lokasi ke Google sebanyak 340 kali dalam waktu 24 jam, atau 14 kali untuk tiap jamnya.

Kondisi berbeda ditemukan di iPhone yang berada dalam kondisi tidak aktif. Aplikasi browser Safari dalam kondisi iPhone diam hanya mengirimkan 50 kali data ke Google.

Browser itu diketahui hanya mengirimkan data dalam jumlah banyak jika perangkat digunakan secara aktif.

Informasi lain yang diungkapkan adalah jumlah data Android yang dikirimkan ke Google mencapai 4,4MB, enam kali lebih banyak dari perangkat iPhone ke server Google setiap hari.

Temuan lain yang cukup mengagetkan adalah kebanyakan pengumpulan data ini dilakukan saat penguna tidak langsung memakai perangkatnya.

Tak hanya itu, Google juga dapat mencocokkan data anonim dengan data dari perangkat Android untuk membuat profil yang lebih akurat.

Pembahasan lain dalam makalah ini salah satunya adalah cara Google mengumpulkan informasi pengguna untuk mengetahui minat seseorang.

Cara ini digunakan perusahaan untuk menampikan iklan khusus yang sesuai.

Selain itu, raksasa internet itu juga memeriksa kordinat lokasi pengguna pada interval waktu tertentu, untuk menentukan metode yang digunakan untuk berpindah, apakah berjalan, berlari, atau memakai kendaraan.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Google Tetap Lacak Pengguna

Google sendiri kini tengah menjadi sorotan setelah ada temuan dari Associated Press.

Berdasarkan investigasi tersebut, ternyata banyak layanan Google di perangkat Android dan iPhone yang menyimpan data lokasi pengguna.

Parahnya, Google tetap menyimpan lokasi pengguna meski mereka telah mengaktifkan pengaturan privasi yang menurut klaim perusahaan, tak akan lagi memantau lokasi pengguna. 

Peneliti ilmu komputer di Universitas Princeton mengonfirmasi temuan APNews ini. Pada sebagian besar aplikasi, Google memang telah meminta izin mengakses lokasi pengguna.

Kemudian, aplikasi seperti Google Maps akan memperingatkan pengguna untuk mengizinkan akses lokasi, salah satunya untuk navigasi.

Jika pengguna menyetujui permintaan itu, Google bakal merekam lokasi pengguna dari waktu ke waktu.

Selanjutnya, Google akan menampilkan Riwayat Lokasi pengguna dalam sebuah timeline yang memetakan pergerakan harian si pengguna.

Google juga menyimpan riwayat perjalanan pengguna menit demi menit. Privasi pengguna pun jadi taruhannya, tapi kabarnya fitur ini dimanfaatkan kepolisan untuk menentukan lokasi tersangka.

Kendati demikian, dengan alasan privasi, perusahaan yang bermarkas di California, AS, ini memperbolehkan pengguna untuk menerapkan jeda Riwayat Lokasi penggunanya. Dengan begitu pengguna dapat mengatur apakah lokasi mereka akan disimpan atau tidak oleh Google.

3 dari 3 halaman

Google Mendapat Gugatan Hukum

Menanggapi temuan itu, Google pun dilaporkan telah digugat oleh salah seorang pengguna asal Amerika Serikat bernama Napoleon Patacsil.

Dikutip dari CNET, Selasa (21/8/2018), gugatan ini dilayangkan ke pengadilan setempat pada Jumat pekan lalu. Gugatan hukum ini disebut merupakan upaya mewakili seluruh pengguna perangkat Android dan iPhone.

"Google secara jelas menyebut aktivasi pengaturan tertentu akan mencegah pelacakan geolokasi pengguna. Namun, nyatanya penjelasan itu salah," tulis pengacara Patacsil dalam gugatannya.

Perusahaan internet itu juga disebut telah melanggar undang-undang privasi, termasuk undang-undang California. Tidak hanya itu, praktik Google ini juga dianggap melanggar konstitusi California.

Akan tetapi, hakim harus memutuskan terlebih dulu apakah akan menerima gugatan tersebut. Salah satu pertimbangannya adalah memastikan gugatan ini dapat dilakukan atas nama seluruh pengguna di Amerika Serikat yang mungkin terpengaruh praktik Google.

Menanggapi gugatan ini, Google dilaporkan belum berkomentar. Oleh sebab itu, menarik untuk mengetahui kelanjutan dari gugatan terhadap salah satu perusahaan teknologi terbesar itu.

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.