Sukses

Cegah Dampak Buruk, Facebook Ajak Pengguna Berinteraksi di Medsos

Facebook akui medsos berdampak buruk bagi kesehatan mental. Maka itu, Facebook mengajak pengguna berinteraksi, tak hanya memantau timeline.

Liputan6.com, Jakarta - Facebook mengakui bahwa media sosial (medsos) dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental orang.

Alih-alih menyuruh berhenti main medsos, Facebook malah menyarankan pengguna untuk lebih sering mengunggah sesuatu daripada hanya melihat-lihat unggahan milik orang lain.

Diungkapkan Direktur Riset Facebook David Ginsberg dan Ilmuwan Riset Facebook Moira Burke lewat blog, bahwa media sosial bisa membuat orang merasa buruk.

Dikutip Tekno Liputan6.com dari The Sun, Senin (18/12/2017), keduanya beranggapan cara seseorang dalam memakai media sosial dapat berdampak besar bagi kehidupan dan kesehatannya.

Jika seorang pengguna hanya melihat aktivitas pengguna lain di News Feed Facebook, misalnya melihat unggahan teman menikah atau liburan, hal itu akan membuat si pengguna merasa kehidupannya buruk.

Ginsberg pun menyarankan pengguna agar tidak hanya memantau News Feed, tetapi juga mengunggah sesuatu serta berinteraksi dan saling terhubung dengan pengguna lain.

"Secara umum, saat orang menghabiskan banyak waktu dan hanya mengonsumsi informasi, membaca (unggahan orang lain) tanpa berinteraksi, mereka akan merasa lebih buruk setelahnya," kata Ginsberg.

"Aktif berinteraksi dengan banyak orang, saling mengirim pesan, unggahan, dan mengunggah komentar dengan teman dekat meningkatkan kehidupan," tuturnya lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih Banyak Interaksi dan Posting Update

Fitur Snooze, salah satu fitur yang dikembangkan Facebook untuk membungkam unggahan menyebalkan (Foto: Tech Crunch)

Ginsberg dan Burke juga mengungkapkan kemampuan untuk terhubung dengan rekan, teman sekelas, dan kolegalah yang membuat orang-orang di Facebook terus mengembangkan jejaring sosial tersebut.

"Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tetap berhubungan dengan teman akan membawa kegembiraan dan memperkuat komunitas Facebook," tulisnya.

Mengutip hasil sebuah penelitian di University of California, pengguna yang hanya memantau medsos kondisi mentalnya lebih buruk, sebab mereka cenderung membandingkan diri mereka dengan kehidupan teman-temannya di medsos.

Ginsberg dan Burke juga mengutip hasil penelitian lainnya dari University of Michigan. Dalam penelitian itu, disebutkan bahwa orang yang menghabiskan 10 menit untuk chatting dengan teman-temannya di medsos lebih bahagia dibandingkan teman yang hanya membaca unggahan milik orang lain.

Ginsberg mengatakan, Facebook kini mengembangkan fitur yang memungkinkan pengguna melakukan personalisasi feed dan memblokir unggahan yang dianggap memberikan dampak negatif pada mereka.

(Tin/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.