Sukses

Kisah Insinyur Muslimah Indonesia yang Bekerja di Boeing AS

Simak selengkapnya kisah insinyur muslimah Indonesia yang bekerja untuk perusahaan dirgantara besar di Negeri Paman Sam.

Liputan6.com, Washington DC - Bekerja di perusahaan besar seperti Boeing mungkin adalah salah satu impian banyak pekerja di Indonesia.

Dan pada kenyataannya, ada sekitar 30 diaspora Indonesia yang bekerja di perusahaan dirgantara tersebut. Diah Darmawaty salah satu di antaranya. Ada kisah menarik dari Diah yang patut kita kulik berikut ini.

Diah adalah satu-satunya wanita muslimah Indonesia yang bekerja di Boeing. Ia bekerja sebagai insinyur ahli interior di perusahaan yang bermarkas di Everett, Washington, Amerika Serikat (AS).

Tercatat, Diah bekerja di Boeing sejak 2004 silam. Sebelum terbang ke Negeri Paman Sam, ia sempat bekerja di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

Lulusan Sarjana Teknik Sipil Universitas Sriwijaya Palembang tersebut mengatakan, upayanya masuk ke perusahaan sebesar Boeing bukan semudah membalikkan telapak tangan.

Selama mengabdi di IPTN, Diah belajar banyak tentang komponen struktur pesawat terbang. Setelah cukup belajar, barulah ia direkomendasikan oleh mantan mentornya untuk masuk Boeing.

Diah mengaku, ia belajar komponen struktur pesawat terbang secara otodidak. Pengalamannya selama di IPTN pun sangat membantu selama bekerja di Boeing.

"Salah satu kuncinya ya menguasai masalah. Terbuka saja. Kalau saya sih open saja dalam belajar. Kalau tidak mengeri, bilang nggak tahu. Jadi kasih waktu saya biar belajar dulu. Intinya jangan berhenti belajar dan tetap percaya diri," katanya dalam wawancara dengan VOA News yang Tekno Liputan6.com kutip pada Rabu (4/7/2017).

Menurut Diah, membangun kepercayaan adalah tantangan terbesar. Karena itu, gelar pun tak jadi masalah penghambat saat meniti karir di negeri orang. "Tantangan terbesar itu ya membangun kepercayaan. Apalagi soal gelar, yang PHD dan master saja nggak, yang penting tetap percaya diri," ia melanjutkan.

Diah juga menuturkan, kesempatan yang datang kepadanya bukan semata-mata ia perempuan atau dipandang dari gender, melainkan berasal dari kemampuan masing-masing.

"Kesempatan ini bisa kita ciptakan kalau kita mau, saya sebagai muslimah pun harus dapat izin dari suami. Alhamdulilahnya, bapak sangat suportif," imbuh Diah.

Meski kini bekerja di Negeri Paman Sam, Diah mengaku tak pernah melupakan tanah kelahirannya. Ia pun kini sedang memperjuangkan para mahasiswa Indonesia agar setidaknya bisa magang di Boeing.

(Jek/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.