Sukses

Cerita Bibi Siswi SMP di Surabaya yang Jadi Korban Pencabulan Ayah Kandung, Kakak dan Dua Pamannya

Seorang siswi SMP di Surabaya inisial B (12), menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh orang terdekatnya, yaitu ayah kandung, kakak dan dua pamannya. Mereka adalah PE (43), MA (17), I (43) dan JW (49).

Liputan6.com, Surabaya - Seorang siswi SMP di Surabaya inisial B (12), menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh orang terdekatnya, yaitu ayah kandung, kakak dan dua pamannya. Mereka adalah PE (43), MA (17), I (43) dan JW (49).

"Para pelaku sudah ditangkap dan ditetapkan tersangka," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono, Senin (22/1/2024).

Bibi korban berisinial SN (41) menceritakan, korban ini tinggal bersama ayah, ibu, kakak, dan dua pamannya di sebuah rumah dua lantai di Tegalsari Surabaya.

Kejadian pelecehan ini disebut dilakukan keempat pelaku saat ibu korban berinisial AR sedang berobat dan dirawat di rumah sakit karena stroke ringan.

“Kamar beda-beda. Ada tiga kamar,” ucap SN.

SN melanjutkan, ketika AR dirawat di rumah sakit, saat itulah bapak dan kakaknya melakukan pencabulan dengan memegang alat vital korban. Keduanya juga diduga menyetubuhi korban di dalam kamar lantai dua rumahnya.

Sementara dua paman korban, I dan JW juga disebut meremas alat vital B beberapa kali. Hal itu dilakukan mereka sambil bercanda.

“Hewan pun enggak akan tega, kalau seperti itu kan lebih rendah dari binatang,” ujar SN.

Perbuatan bejat empat orang itu baru terbongkar saat korban mengadu ke ibunya, sepulang dari rumah sakit. Mereka pun akhirnya melapor ke polisi.

Karena kondisi korban yang masih ketakutan bila bertemu para pelaku, akhirnya ibu dan korban mengungsi sementara ke rusun neneknya di kawasan Kenjeran, Surabaya.

“Saya tahu pas ibunya lapor ke polisi. Terus langsung kebongkar. Kamis itu ibunya sakit, Jumat langsung di jemput (korban) nginep tempat kerabatnya di Rusunawa,” ucap SN.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sidang Keluarga

Sebelum lapor polisi, SN mengatakan bahwa  keluarga besarnya sebenarnya sempat menyidangkan  empat pelaku itu. Mereka mencecar ayah, kakak dan dua paman korban.

Tapi pengakuan keempatnya, perbuatan bejat itu mereka lakukan karena khilaf.

“Kami tekan seperti apapun jawabannya tetap satu, khilaf,” ucapnya.

SN mengatakan, peristiwa ini jelas menjadi aib bagi keluarga besarnya. Ia menyesalkan dan malu. Dia pun meminta empat orang itu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

“Keluarga pasti malu kan aib keluarga saya, empat laki semua. Itu masih ada sambung darah, saya sesalkan," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.