Sukses

Harga Saham Induk Usaha Facebook Terperosok, Kapitalisasi Pasar Meta Turun Rp 3.235 Triliun

Penurunan harga saham terjadi meski Meta melaporkan laba dan pendapatan lebih baik dari perkiraan untuk kuartal I 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Saham induk usaha Facebook yakni Meta anjlok sekitar 15 persen pada perdagangan Rabu, 24 April 2024.Koreksi saham META tersebut memangkas kapitalisasi pasar saham META.

Kapitalisasi pasar saham META turun lebih dari USD 200 miliar atau sekitar Rp 3.235 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.177).

Penurunan kapitalisasi pasar saham meski Meta melaporkan laba dan pendapatan lebih baik dari perkiraan untuk kuartal I 2024. Pendapatan naik 27 persen menjadi USD 36,46 miliar pada kuartal I 2024. Laba bersih per saham sekitar USD 4,71.

Saat melaporkan kinerja keuangan, Mark Zuckerberg melaporkan sejumlah hal selain metaverse. Ia menggembar-gemborkan mengenai headset, kaca mata dan system operasi Perseroan.

Namun, investor tidak tertarik. Hal tersebut ditunjukkan dari harga saham yang tertekan.

"Saya pikir patut untuk diingatkan, kita secara historis telah melihat banyak volatilitas pada saham selama fase pedoman produk ini. Di mana kita berinvestasi dalam mengembangkan produk baru tetapi belum hasilkan uang,” ujar dia.

Ia mengutip Upaya sebelumnya antara lain layanan video pendek Reels, Stories dan transisi ke mobile.

Meta hasilkan 98 persen pendapatannya dari iklan digital. Namun, ketika Mark Zuckerberg berbicara tentang iklan, ia melihat ke masa depan dan bagaimana Perusahaan itu berpotensi mengubah investasinya saat ini menjadi penyumbang iklan.

Saat membahas upaya Meta untuk membangun kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), ia mengatakan, ada beberapa cara membangun bisnis besar-besaran termasuk meningkatkan peran bisnis, memperkenalkan iklan dan konten berbayar dalam interaksi AI.

Zuckerberg juga berbicara mengenai Meta Llama 3, Perusahaan terbaru dan peluncuran Meta AI baru-baru ini. Hal ini sebagai upaya Perseroan hadapi ChatGPT oleh OpenAI.

Selain itu, ia juga berbicara mengenai peluang potensial untuk ekspansi dalam pasar headset. Meta membuka akses ke sistem operasi yang mendukung headset Quest-nya.

Zuckerberg juga berbicara tentang kaca mata AR Meta yang disebutnya sebagai perangkat ideal untuk asisten AI.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Belanja Modal Meta

Di sisi lain, unit Reality Labs Meta yang menampung perangkat keras dan perangkat lunak Perusahaan untuk pengembangan metaverse terus menyedot keuangan. Reality Labs melaporkan penjualan USD 440 juta pada kuartal I 2024 dan rugi USD 3,85 miliar. Kerugian dari divisi ini secara kumulatif mencapai USD 45 miliar sejak akhir 2020.

Ia juga mengatakan kalau Meta akan terus beroperasi secara efisien, tetapi mengalihkan sumber daya yang ada ke investasi pada AI. “Investasi pada AI akan meningkatkan jumlah investasi secara signifikan,” kata dia.

Perseroan siapkan belanja modal USD 35 miliar-USD 40 miliar pada 2024, meningkat dari perkiraan sebelumnya sebesar USD 30 miliar-USD 37 miliar. Belanja modal yang meningkat ini seiring Perseroan terus mempercepat investasi infrastruktur untuk mendukung peta jalan kecerdasan buatan Meta.

Zuckerberg prediksi terjadi siklus investasi multi tahun sebelum produk AI Meta dapat berkembang menjadi layanan yang menguntungkan. Namun, ia mencatat Perusahaan tersebut memiliki rekam jejak yang kuat di bidang tersebut.

Chief Finance Meta, Susan Li menuturkan, kalau Meta perlu mengembangkan model-model canggih dan menskalakan produk sebelum dapat hasilkan pendapatan yang berarti.

3 dari 4 halaman

Mark Zuckerberg: Meta Butuh Waktu Lama untuk Dapat Uang dari AI Generatif

Sebelumnya,  AI Generatif kini jadi teknologi yang banyak dikembangkan oleh perusahaan teknologi. Ada banyak sekali yang memanfaatkan AI generatif. Namun, menurut bos Facebook Mark Zuckerberg, butuh waktu lebih lama untuk bisa mendapatkan keuntungan dari AI generatif.

Hal ini diungkapkan oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg kepada para investor Facebook dalam rapat pelaporan pendapatan per kuartal.

Mengutip The Verge, Kamis (25/4/2024), Meta baru saja menyematkan kompetitor ChatGPT di sejumlah platformnya, mulai dari Instagram, Facebook, dan WhatsApp. Meski begitu, dalam rapat dengan investor tersebut, pembicaraan berfokus pada bagaimana kecerdasan buatan generatif akan jadi hal yang menguntungkan bagi Meta.

Meta sendiri sudah cukup menguntungkan. Perusahaan meningkatkan pendapatan bersih mereka sebesar USD 12 miliar, dari sebelumnya USD 36,5 miliar dalam satu kuartal terakhir.

Meski begitu, pertumbuhan pendapatannya diperkirakan akan melambat ke depannya. Pada saat yang sama, Meta menghabiskan lebih banyak uang untuk upaya AI dan metaverse.

 

4 dari 4 halaman

Tanda Awal yang Positif

"Secara historis, berinvestasi untuk membangun pengalaman skala baru di aplikasi kami menjadi investasi jangka panjang yang sangat baik bagi kita dan bagi investor yang telah bersama kami," kata Mark Zuckerberg dalam rapat dengan investor tersebut.

Ia melanjutkan bahwa penggunaan AI generatif (dalam hal ini Meta AI) di platformnya menunjukkan tanda-tanda awal yang cukup positif. Namun menurut suami Priscilla Chan ini, membangun kecerdasan buatan terdepan juga akan menjadi proyek besar dari pengalaman lain yang telah ditambahkan ke aplikasi-aplikasi Meta.

"Kemungkinan ini akan memakan waktu beberapa tahun," tutur Mark Zuckerberg.

Zuckerberg juga bercerita, asisten Meta AI telah dicoba oleh puluhan juga orang sejak mulai tersedia awal minggu lalu di aplikasi-aplikasi Meta seperti WhatsApp dan Instagram.

Meski begitu, diharapkan fitur berbasis AI ini tak hanya menonjol di area seperti kotak pencarian Instagram semata dan dapat diaplikasikan ke berbagai fitur lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.