Sukses

Kekayaan Elon Musk Sempat Turun Rp 173 Triliun Usai Saham Tesla Anjlok

Pada perdagangan Kamis, 25 Januari 2024, saham Tesla anjlok 12,3 persen menjadi USD 182,21. Kapitalisasi pasar Tesla turun USD 88 miliar

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Elon Musk alami kerugian lebih dari USD 11 miliar atau sekitar Rp 173,49 triliun (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.772) seiring saham Tesla anjlok 10 persen seiring rilis laporan keuangan.

Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Sabtu (27/1/2024), setelah penutupan pasar pada perdagangan Rabu pekan ini, Tesla melaporkan penurunan laba tahunan pertamanya. Laba per saham turun 23 persen pada 2024 karena pendapatan di bawah harapan.

Direktur XTB, Kathleen Brooks menuturkan, Tesla kembali meleset terkait perkiraan laba pada kuartal IV. Laba per saham yang disesuaikan mencapai USD 0,71 dari perkiraan USD 0,73. Analis prediksi, pertumbuhan laba pada kuartal yang lebih lemah, tetapi penurunan pendapatan ini merupakan sebuah kejutan.

Prospek yang mengecewakan, sebagian besar didasarkan pada penjualan model baru yang lebih kecil juga membuat investor khawatir.

"Kunci utama pada laporan laba adalah prospek. Perusahaan klaim berada di antara dua gelombang pertumbuhan,” ujar Brooks

Ia menambahkan, gelombang pertama dari perluasan platform model 3/Y, yang diklaim sebagai mobil terlaris di dunia pada 2023. Gelombang berikutnya adalah perluasan platform kendaraan generasi berikutnya yang akan diproduksi di Texas.

"Tidak disebutkan waktu untuk kendaraan generasi berikutnya ini, sebaliknya Tesla mengatakan, mereka akan mengirimkan lebih sedikit kendaraan tahun depan karena mereka berkonsentrasi pada pembangunan platform baru mereka,” kata dia.

Hal yang mengejutkan, laporan laba Perseroan  dapat melihat tingkat pertumbuhan pendapatan dan penerapan dalam bisnis energi melebihi bisnis otomotif.

Pada perdagangan Kamis, 25 Januari 2024, saham Tesla anjlok 12,3 persen menjadi USD 182,21. Kapitalisasi pasar Tesla turun USD 88 miliar. Nilai kepemilikan Elon Musk pun turun sekitar USD 11,3 miliar. Meski demikian, menurut Bloomberg, Elon Musk tetap menjadi orang terkaya di dunia dengan kekayaan lebih dari USD 200 miliar.

Pada satu tahap, kekayaan bersih Musk adalah USD 340 miliar, tetapi kini menurun karena antusiasme investor terhadap Tesla mereda, sementara nilai platform media sosial X, yang dikenal sebagai Twitter sebelum Musk membelinya, diyakini turun dari harga pembelian USD 44 miliar.

Pada Jumat, 26 Januari 2024, kekayaan Elon Musk bertambah USD 443 juta menjadi USD 204,7 miliar, versi real time Forbes.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saham Tesla Anjlok 12% Usai Peringatkan Perlambatan Volume Kendaraan

Sebelumnya diberitakan, saham Tesla merosot 12 persen pada perdagangan Kamis, 25 Januari 2024, dan alami penurunan terbesar lebih dari setahun. Hal ini setelah perusahaan melaporkan laba yang tidak sesuai harapan dan memperingatkan perlambatan pada 2024.

Saham Tesla anjlok lebih dari 12,13 persen menjadi USD 182,63. Saham Tesla berada di level tertinggi USD 193 dan terendah USD 180,06. Kapitalisasi pasar tercatat USD 572,27 miliar.

Dikutip dari CNBC, Jumat (26/1/2024), sepanjang perdagangan, saham Tesla menuju penurunan paling tajam sejak 2020, tetapi berhasil menghindari penurunan tersebut pada penutupan perdagangan.

Tesla melaporkan pendapatan dan laba pada Rabu, 24 Januari 2024 yang meleset dari harapan pasar. Pendapatan otomotif Tesla yang merupakan metrik yang diawasi ketat mencapai USD 21,6 miliar pada kuartal IV 2023, hanya naik 1 persen dibandingkan tahun lalu.

Namun, kekhawatirna terbesar adalah pandangan Tesla. Produsen mobil listrik tersebut mengatakan pertumbuhan volume kendaraan pada 2024 “mungkin jauh lebih rendah” dibandingkan tingkat yang diamati tahun lalu, seiring upaya perusahaan meluncurkan kendaraan generasi berikutnya di Texas. Tesla memperingatkan investor saat ini berada di antara dua gelombang pertumbuhan besar.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Rekomendasi Perusahaan Sekuritas

Investor yang bertaruh melawan saham yang sedang alami hari yang menguntungkan. Short sellers menghasilkan lebih dari USD 2 miliar di Tesla sejak penutupan 24 Januari 2024, berdasarkan perusahaan analisis keuangan Ortex Media. Saham Tesla turun 27 persen pada 2024 setelah naik lebih dari dua kali lipat pada 2023.

Tesla mengirimkan 1,8 juta mobil tahun lalu. Tesla memangkas harga kendaraan di dunia terutama di pasar utama di Eropa dan China karena hadapi meningkatnya persaingan dari pemain China seperti BYD dan produsen mobil tradisional. Pemangkasan harga membebani margin Tesla.

Di sisi lain, menambah tekanan pada saham Tesla, berbagai broker mengurangi target harganya untuk perusahaan tersebut. Barclays memangkas target harga dari USD 250 menjadi USD 225.

"Tidak seburuk yang dikhawatirkan, namun kondisi yang suram di masa depan memperkuat beberapa risiko penurunan untuk saat ini,” tulis analis Barcalys.

Analis RBC menurunkan target harga saham Tesla dari USD 300 menjadi USD 297. Canaccord Genuity juga menurunkan target harga menjadi USD 234 dari USD 267.

4 dari 4 halaman

Elon Musk Ingin Genggam 25% Saham Tesla

Sebelumnya diberitakan, CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk menginginkan sekitar 25 persen saham dari total pemilik saham bisnis kendaraan listriknya.

Pemilik jejaring sosial X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter ini sudah memiliki sekitar 13 persen saham Tesla atau sekitar 411 juta saham dari 3,19 miliar saham biasa yang beredar. Hal ini seperti dilaporkan dalam laporan keuangan yang berakhir kuartal III 2023.

Dikutip dari CNBC, Selasa (16/1/2024), ini adalah sebuah pertaruhan yang besar terutama mengingat Elon Musk menjual sahamnya di Tesla senilai puluhan miliar dolar AS pada 2022. Penjualan saham itu sebagian besar untuk membiayai pembelian Twitter senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 686,86 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.610).

Saat ini, Elon Musk ingin mendapatkan kendali lebih besar atas Tesla. Secara khusus ia menulis keinginan tersebut di platform X.

"Saya tidak nyaman mengembangkan Tesla menjadi pemimpin dalam kecerdasan buatan dan robotik tanpa memiliki 25 persen kendali suara. Cukup untuk menjadi berpengaruh, tetapi tidak terlalu berpengaruh sehingga saya tidak bisa digulingkan,” tulis dia.

"Kecuali jika itu masalahnya, saya lebih suka membuat produk di luar Tesla,” ujar dia.

"Sepertinya Anda tidak mengerti Tesla bukanlah satu startup tapi selusin. Lihat saja perbedaan antara apa yang dilakukan Tesla dan GM. Adapun kepemilikan saham itu sendiri sudah cukup menjadi motivasi, Fidelity dan taruhan lainnya yang serupa dengan saya. Mengapa mereka tidak muncul untuk bekerja,”

Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini