Sukses

Kekhawatiran Ekonomi Bebani Bursa Saham Asia

Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Kamis, 20 Oktober 2022.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan lebih rendah pada Kamis (20/10/2022), karena kekhawatiran ekonomi membebani.

Indeks Hang Seng di Hong Kong melemah dua persen pada awal perdagangan. Indeks Hang Seng teknologi jatuh 3,83 persen. Di Jepang, indeks Nikkei 225 kehilangan 0,98 persen dan indeks Topix turun 0,56 persen. Indeks S&P/ASX 200 di Australia turun 0,83 persen. Demikian mengutip laman CNBC, Kamis, 20 Oktober 2022.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,78 persen dan indeks Kosdaq 0,12 persen lebih rendah. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,37 persen.

China diperkirakan mengumumkan suku bunga pinjaman satu tahun dan lima tahun pada Rabu. Yuan menyentuh rekor terendah terhadap dolar AS semalam, melemah menjadi 7,2745 per dolar. Terakhir diperdagangkan di 7,2690. Yen Jepang mencapai terendah baru 32 tahun di 149,90 melawan greenback, dan terakhir di 149,85.

Saham Amerika Serikat (AS) jatuh karena imbal hasil obligasi naik pada Rabu di Amerika Serikat, dengan imbal hasil 10-tahun menyentuh 4,138 persen, level tertinggi sejak 23 Juli 2008.

Indeks Nasdaq Composite turun 0,85 persen menjadi ditutup pada 10.680,51, sedangkan S&P 500 turun 0,67 persen menjadi 3.695,16. Dow Jones Industrial Average kehilangan 99,99 poin, atau 0,33 persen, untuk mengakhiri hari di 30.423,81.

Defisit perdagangan Jepang untuk September mencapai 2,09 triliun yen (USD 13,97 miliar atau Rp 217,16 triliun (asumsi kurs Rp 15.545 per dolar AS), menurut angka sementara dari pemerintah angka perkiraan yang hilang menurut survei Reuters yang memperkirakan defisit 2,17 triliun yen.

Negara ini melaporkan defisit perdagangan 2,82 triliun yen pada Agustus. Sedangkan, ekspor untuk September berada pada 8,82 triliun yen, sedangkan impor berada pada 10,9 triliun yen.

Defisit perdagangan Jepang untuk paruh pertama tahun fiskal 2022-2023 adalah yang terbesar dalam catatan, kata kementerian keuangan seperti dikutip dalam laporan Reuters.

Tahun fiskal Jepang dimulai pada April, dan defisit untuk periode April hingga September adalah 11 triliun yen, menurut data.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Investor Pantau Imbal Hasil Obligasi AS

Yuan menyentuh rekor terendah 7,2745 terhadap dolar semalam saat Kongres Nasional Partai Komunis China berlanjut. Yuani terakhir berpindah tangan pada 7,2708 per dolar.

"Ketidakpastian yang sangat besar adalah ketika pemerintah China melonggarkan kebijakan ketat nol-Covid," menurut catatan Commonwealth Bank of Australia.

Analis menulis langkah-langkah ketat terlihat tetap hingga awal 2023. "Pembatasan akan memperpanjang periode kelemahan ekonomi China dan membuat AUD/USD dan NZD/USD undervalued lebih lama dan mendorong USD/CNH hingga 7,30,” kata catatan itu.

Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko melemah pada 0,6264 di awal Asia, sementara dolar Selandia Baru berpindah tangan pada 0,5662.

Investor memantau imbal hasil obligasi untuk sinyal resesi Rabu bahkan ketika awal yang lebih kuat dari perkiraan untuk musim pendapatan telah membantu mendorong pasar minggu ini.

Dari 64 perusahaan di indeks S&P 500 yang telah membukukan hasil kuartal ketiga hingga Rabu, 69,4 persen telah mengalahkan ekspektasi, menurut data FactSet.

Namun, lonjakan imbal hasil obligasi telah membantu saham kembali ke kehidupan nyata pada Rabu, menurut komentar dari Quincy Krosby dari LPL Financial. Pada Rabu, imbal hasil pada obligasi 10-tahun naik setinggi 4,136 persen, atau level tertinggi sejak Juli 2008.

"Pembalikan stabil 3-bulan/10-tahun akan memperkuat sinyal pasar obligasi bahwa resesi akan segera terjadi, karena memiliki reputasi memprediksi penurunan ekonomi yang serius," tulis Krosby.

 

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia 19 Oktober 2022

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 19 Oktober 2022 mengikuti wall street. Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 2,38 persen ke posisi 16.511,28. Indeks Hang Seng teknologi susut 4,19 persen. Bursa saham China tertekan. Indeks Shanghai merosot 1,19 persen ke posisi 3.044,38, dan indeks Shenzhen terpangkas 1,43 persen ke posisi 11.027,24.

Indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,56 persen ke posisi 2.237,44. Indeks Jepang Nikkei bertambah 0,37 persen ke posisi 27.257,38. Indeks Topix naik 0,19 persen ke posisi 1.905,06. Yen Jepang berada di posisi 149 terhadap dolar AS.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,31 persen ke posisi 6.800,10. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 1 persen.

China menunda rilis data harga rumah yang seharusnya disampaikan pada Rabu pekan ini. Bank Indonesia memulai rapat dewan gubernur selama dua hari pada Rabu pekan ini.

Semalam di Amerika Serikat, laporan laba yang kuat memicu kenaikan saham. Indeks Dow Jones bertambah 337,98 poin atau 1,12 persen ke posisi 30.523,80. Indeks S&P 500 naik 1,14 persen ke posisi 3.719,98. Indeks Nasdaq bertambah 0,90 persen ke posisi 10.772,40.

“Saham menguat pada hari kedua di tengah sesi perdagangan yang agak bergejolak, karena investor menimbang prospek laba terhadap kenaikan suku bunga,” tulis Analis ANZ Research.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 19 Oktober 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS)  atau wall street melemah pada perdagangan saham Rabu, 19 Oktober 2022. Wall street berjuang untuk memperpanjang reli di tengah kenaikan tajam imbal hasil obligasi AS atau treasury.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 0,85 persen ke posisi 10.680,51. Indeks S&P 500 turun 0,67 persen ke posisi 3.695,16. Indeks Dow Jones tergelincir 99,99 poin atau 0,33 persen ke posisi 30.423,81. Koreksi wall street ini mengakhiri penguatan beruntun selama dua hari meski pun rata-rata indeks acuan menguat pada pekan ini.

Musim laporan laba dimulai dengan awal yang solid, tetapi imbal hasil obligasi AS tetap tinggi pada Rabu pekan ini menunjukkan kekhawatiran resesi masih ada. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun tetap tinggi sekitar 4,136 persen, level tertinggi sejak 23 Juli 2008.

“Jika Anda menjaga hal-hal sederhana dan mengatakan treasury 10 tahun bebas risiko yang pada dasarnya sebagian besar kelas aset lain di dunia diberi harga. Itu akan menyebabkan pasar berombak di seluruh papan,” ujar co-CIO dan Chief Market Strategist Truist Advisory Services, Keith Lerner, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (20/10/2022).

Ia menambahkan, pasar secara keseluruhan agak tergantung di sana. “Saya tidak ingin mengatakannya dengan baik, tetapi tidak seburuk yang dapat diberikan bahwa 4 persen adalah garis demarkasi yang benar-benar menekan saham,” ujar Lerner.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.