Sukses

LME Setop Perdagangan Nikel Setelah Melonjak Dua Kali Lipat

LME mengatakan telah memantau situasi yang berkembang di Rusia dan Ukraina. Ini terbukti telah pengaruhi pasar nikel.

Liputan6.com, Jakarta - London Metal Exchange (LME) menghentikan perdagangan nikel pada Selasa, 8 Maret 2022. Hal ini setelah harga nikel naik lebih dari dua kali lipat hingga melampaui USD 100.000 per metrik ton.

LME mengatakan, perdagangan akan ditangguhkan hingga sisa hari ini. "LME akan secara aktif merencanakan pembukaan kembali pasar nikel dan akan mengumumkan mekanisme ini ke pasar sesegera mungkin,” tulis perseroan dilansir dari CNBC, Selasa (8/3/2022).

Bursa mengatakan telah memantau situasi yang berkembang di Rusia dan Ukraina. Ini terbukti telah pengaruhi pasar nikel.

Harga komoditas telah melonjak signifikan di tengah kekhawatiran pasokan terkait serangan Rusia terhadap Ukraina. Dengan perang yang sedang berlangsung dan sanksi barat meningkatkan kekhawatiran.

Harga nikel untuk kontrak tiga bulan di London Metal Exchange sempat melonjak ke rekor tertinggi di atas USD 100.000 metrik per ton.

Harga logam melonjak seiring bank mengurangi eksposur terhadap komoditas Rusia. Selain itu, raksasa pelayaran menghindari pelabuhan utama negara itu. Pasar makin ketat jelang invasi Moskow ke Ukraina. Hal ini berarti ada sedikit kemampuan untuk menyerap pengurangan produksi.

“Lonjakan harga nikel benar-benar gila,” ujar Head of Commodity Strategy Saxo Bank.

Ia menambahkan, pasar saat ini berbahaya karena dari pasar yang tidak didorong oleh penawaran dan permintaan tetapi didorong ketakutan.

Hansen menuturkan, pelaku pasar berusaha untuk merealisasikan keuntungan dari reli harga komoditas dengan asumsi pasokan Rusia tidak terganggu.

"Sekarang tiba-tiba saluran utama pasokan dari Rusia terputus, terutama logam,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan Wall Street pada 7 Maret 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Senin, 7 Maret 2022 dan menyusul penurunan wall street selama empat minggu berturut-turut.

Wall street yang tertekan ini seiring investor semakin khawatir harga energi yang lebih tinggi imbasl konflik Rusia-Ukraina akan memperlambat ekonomi dan meningkatkan inflasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 797,42 poin menjadi 32.817,38. Hal itu seiring koreksi yang terjadi di saham American Express merosot hampir 8 persen. Indeks S&P 500 susut hampir tiga persen menjadi 4.201,09, dan berada di wilayah koreksi. Indeks Nasdaq tergelincir 3,6 persen menjadi 12.830,96 dan sekarang berada di wilayah koreksi.

Seiring berlanjutnya perang Rusia-Ukraina, investor memantau potensi konsekuensi ekonomi dari gangguan pasokan energi global. “Akibatnya stagflasi dengan cepat menjadi fokus utama dalam strategi portofolio,” ujar Chief Investment Strategist Leuthold Group, Jim Paulsen.

Ia menambahkan, pertumbuhan yang lebih lambat dan inflasi yang lebih persisten mendorong ketakutan dan tindakan investor.

Di sisi lain, harga minyak menguat. Harga minyak sempat sentuh level tertinggi sejak 2008 di tengah perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mencapai USD 130 per barel, kemudian ditutup naik 3,2 persen menjadi USD 119,40. Harga minyak Brent bertambah menjadi USD 139,13 per barel, tertinggi sejak Juli 2008, dan ditutup ke posisi USD 123,21.

Seiring harga minyak yang naik diikuti saham energi. Saham Baker Hughes naik 4,7 persen. Saham Chevron bertambah 2,1 persen dan Exxon Mobil menguat 3,6 persen.

Sementara itu, saham bank termasuk di antara saham yang alami koreksi terbesar. Saham Citigroup melemah 1,8 persen dan saham Bancorp AS susut 3,9 persen. Hal ini seiring investor semakin khawatir tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Saham McDonald’s, Starbucks dan Nike melemah di tengah kekhawatiran seiring harga gas sentuh USD 4 memukul keuangan konsumen. Pada Minggu, 6 Maret 2022, harga gas melonjak ke level tertinggi sejak 2008 dengan rata-rata secara nasional mencapai USD 4,06. Saham maskapai, jalur pelayaran, dan perjalanan turun karena alasan yang sama.

Saham Bed Bath & Beyond melonjak 34,2 persen setelah Chairman GameStop Ryan Cohen mengungkapkan memiliki hampir 10 persen saham melalui perusahaan investasinya RC Ventures.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.