Sukses

Potensi Imbal Hasil Obligasi AS Naik Bikin IHSG Tertekan

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 48,81 poin atau 0,78 persen ke posisi 6.199,64 pada penutupan perdagangan saham, Selasa, 9 Maret 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan saham Selasa, 9 Maret 2021. Bahkan IHSG sempat turun satu persen.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan saham, Selasa (9/3/2021), IHSG turun 48,81 poin atau 0,78 persen ke posisi 6.199,64. Indeks saham LQ45 melemah 1,32 persen ke posisi 927,85. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 343 saham melemah sehingga menekan IHSG. 140 saham menguat dan 145 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.267,42 dan terendah 6.167,71. Total frekuensi perdagangan saham 1.410.550. Volume perdagangan saham 24,8 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 13,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 704,30 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.457.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham industri dasar naik 0,56 persen. Sektor saham tambang melemah 1,51 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 1,2 persen dan sektor saham barang konsumsi susut 1,06 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, tekanan terhadap IHSG didorong masih ada potensi tren kenaikan imbal hasil obligasi AS, perpanjangan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro.

"Di sisi lain belum terdapat data makro ekonomi domestik yang memberikan high positive impact terhadap pasar,” kata dia.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gerak Saham dan Aksi Investor Asing

Sebelumnya, saham-saham yang catat top gainer atau melonjak tajam antara lain saham PGLI naik 34,69 persen, saham SKLT melonjak 24,84 persen, saham TIFA meroket 24,62 persen, saham DGNS melambung 24,50 persen dan saham UNIQ naik 22,64 persen.

Saham-saham yang melemah tajam atau top losers antara lain saham PLAN turun 8,77 persen, saham BSIM melemah 6,99 persen, saham BBTN tergelincir 6,98 persen, saham GDYR susut 6,96 persen, dan saham ASSA turun 6,94 persen.

Saham-saham yang dibeli investor asing saat IHSG turun tajam antara lain saham BMRI sebanyak Rp 71,1 miliar, saham ANTM sebanyak Rp 40,8 miliar, saham BBNI sebanyak Rp 18,7 miliar, saham ACES sebanyak Rp 16,2 miliar dan saham TOWR sebanyak Rp 13,8 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham BBCA sebanyak Rp 456 miliar, saham BBRI sebanyak Rp 177,5 miliar, saham INCO sebanyak Rp 92,5 miliar, saham TLKM sebanyak Rp 32,6 miliar, dan saham CPIN sebanyak Rp 18,7 miliar.

Bursa saham Asia cenderung bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,81 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,99 persen, indeks saham Thailand naik 0,07 persen, indeks saham Singapura menguat 1 persen, dan indeks saham Taiwan melambung 0,21 persen.

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,67 persen, dan indeks saham Shanghai susut 1,82 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.