Sukses

320 Saham Menghijau, IHSG Ditutup Melonjak ke 5.260,32

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.260,32 dan terendah 5.161,39.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis ini. Sebanyak 320 saham perkasa sehingga membawa IHSG di zona hijau.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (5/11/2020), IHSG ditutup melonjak 155,12 poin atau 3,04 persen ke posisi 5.260,32. Sementara, indeks saham LQ45 juga menguat 4,48 persen ke posisi 816,15.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.260,32 dan terendah 5.161,39.

Pada sesi penutupan pedagangan, 320 saham perkasa sehingga membawa IHSG di zona hijau. Sedangkan 140 saham tertekan dan 150 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 838.592 kali dengan volume perdagangan 14,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,9 triliun.

Investor asing beli saham Rp 928 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.425.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh sektor infrastruktur yang melonjak 4,67 persen. Kemudian disusul sektor keuangan yang menguat 4,31 persen dan sektor industri dasar yang juga naik 2,80 persen.

Saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain PGLI yang naik 31,31 persen ke Rp 260 per lembar saham. Kemudian YPAS yang naik 25 persen ke Rp 320 per lembar saham dan NOBU yang yang naik 24,54 persen ke Rp 1.015 per lembar saham.

Saham yang melemah antara lain KARW yang melemah 6,98 persen ke Rp 80 per lembar saham. Kemudian OKAS turun 6,98 persen ke Rp 107 per lembar saham dan DNAR turun 6,93 persen ke Rp 199 per lembar saham.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembukaan Perdagangan

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan Kamis pekan ini. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona hijau. 

Pada prapembukaan perdagangan Kamis (5/11/2020), IHSG menguat 56,19 poin atau 1,10 persen ke level 5.161,39. Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih tetap menguat dengan naik 77,63 poin atau 1,57 persen ke level 5.184,60.

Sementara indeks saham LQ45 juga menguat 2,17 persen ke posisi 798,79. Seluruh indeks acuan berada di zona hijau.

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.186,97. Sedangkan terendah 5.161,39.

Sebanyak 205 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Kemudian 40 saham melemah dan 111 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham cukup ramai yaitu 27.287 kali dengan volume perdagangan 606,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 482 miliar.

Tercatat, investor asing jual saham di pasar regular mencapai Rp 33 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.427 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh sektor aneka industri yang melonjak 1,88 persen. Kemudian sektor kontruksi yang menguat 1,75 persen dan sektor infrastruktur naik 1,51 persen.

Saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain, BBHI naik 24,64 persen ke Rp 344 per lembar saham. Kemudian IFII naik 21,95 persen ke Rp 150 per saham dan LMPI naik 12 persen ke Rp 83 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain KARW turun 6,98 persen ke Rp 80 per lembar saham, PALM yang turun 6,75 persen ke Rp 304 per lembar saham dan KOTA turun 6,38 persen ke Rp 264 per saham.

Berdasarkan riset Ashmore, bursa saham AS ditutup menguat karena hasil Pilpres AS terus masuk. Sebanyak 7 dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi dengan sektor perawatan kesehatan naik 4,5 persen.

Joe Biden memenangkan Wisconsin menawarkan dia jalan yang lebih jelas untuk mengalahkan Presiden Donald Trump. Namun, Kongres Demokrat menghadapi hilangnya pengaruh dalam negosiasi atas paket stimulus AS.

Perdagangan obligasi tertekan mengirimkan imbal hasil lebih rendah karena tekanan meningkat bagi Federal Reserve untuk mengisi kesenjangan stimulus dengan untuk mendukung ekonomi yang terpukul karena pandemi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.