Sukses

Ramai Wisatawan Menginap di Eks Kamp Liburan Nazi, Ini 10 Teknik Propaganda yang Dijalankan Adolf Hitler

Seperti yang diketahui, Adolf Hitler dan Partai Nazi adalah contoh salah satu rezim totaliter yang pernah ada di dunia ini.

Liputan6.com, Yogyakarta - Wisatawan dunia sedang ramai membicarakan penginapan di bekas kamp liburan Nazi di Jerman. Mereka tidak segan membayar Rp1,8 juta unntuk menginap di kamp Nazi pada masa Adolf Hitler tersebut.

Seperti yang diketahui, Adolf Hitler dan Partai Nazi adalah contoh salah satu rezim totaliter yang pernah ada di dunia ini. Melansir dari mata kuliah propaganda Program Studi Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Malukussaleh (Kamaruddin Hasan, 2011), ada sejumlah teknik dan propaganda yang dijalankan Nazi secara efektif.

Berikut adalah 10 teknik dan propaganda Nazi yang dijalankan Adolf Hitler.

1. Poster (Menggunakan Citra Simbolik)

Di Jerman maupun di wilayah-wilayah pendudukannya, poster menjadi cara yang sangat ampuh untuk sekedar mengkomunikasikan kebijakan utama Nazi. Poster disampaikan melalui metafora-metafora dengan bumbu-bumbu citra yang sederhana.

Di Jerman, poster sering difokuskan pada peningkatan moral pekerja produksi: "Engkau adalah garis depan!" Sementara di luar Jerman, poster menawarkan romantik dan idealisme Partai Nazi yang dikatakan sebagai sebuah kekuatan untuk kebaikan, sering menggunakan citra agama di mana Hitler gambarkan sebagai pahlawan pembebas.

2. Anti Semitisme (Mengkambinghitamkan Kaum Minoritas) 

Pasca Perang Dunia I dan Wall Street of Crash [1929], situasi dan kondisi ekonomi Jerman amatlah genting di mana ratusan ribu penduduk kehilangan pekerjaan. Lantas, Nazi menyalahkan orang Yahudi.

Partai Nazi menuduh mereka sebagai ras parasit yang melekat pada negara-negara  kapitalis untuk mengacaukan perekonomian dan budaya bangsa "tuan rumah". Dalam poster, seni, kartun dan film, orang-orang Yahudi disamakan dengan tikus dan karikatur yang mencuri uang dari pekerja Jerman "Arya" yang jujur.

3. Radio (Mengontrol Media Massa)

Siaran radio diakui oleh Nazi sebagai salah satu alat propaganda yang paling penting. Pada 1933, mereka Menteri Propaganda, Joseph Goebbels, menyebut radio sebagai "kekuatan besar kedelapan".

Ia kemudian memulai skema di mana pemerintah Jerman memberikan subsidi bagi produksi radio dan mengadakan program "radio murah" yang disebut Volksempfanger (penerima rakyat) dengan jangkauan sebatas Jerman dan Austria.

Suara-suara partai pun bergaung di setiap rumah. Pada awal perang, hampir seluruh bangsa telah jatuh di bawah mantra radio serta dibombardir dengan pidato dan berita yang dirancang untuk mencuci otak penduduk.

4. Film dan Cinema (Mengontrol Lingkungan Sosial)

Sebuah departemen perfilman didirikan pada 1933 dengan tujuan menyebarkan pandangan sosialis-nasional kepada seluruh rakyat Jerman. Pemutaran film pun sering terjadi, terutama di daerah perkotaan.

Hitler dan Goebbels terpesona dan secara teratur memutar film di rumah mereka. Dua sinema Nazi yang paling terkenal antara lain Leni Riefenstahl’s Triumph of the Will yang didokumentasikan di rapat raksasa Nuremberg (19340 dan The Wandering Jew (1940).

5. Koran (Mengontrol Pers)

Koran selalu menjadi cara yang sangat ampuh untuk mempengaruhi pikiran dan pendapat. Dalam hal ini, surat kabar Nazi yang paling terkenal adalah Der Sturmer (Penyerang).

Meskipun terpisah dari rezim partai resmi dan departemennya Goering [ia benar-benar melarang der Sturmer di kantornya], Der Sturmer tetap menjadi bagian utama dalam perang propaganda. Diterbitkan oleh Julius Streicher, Der Sturmer memiliki gaya fanatik anti-Semitisme dan konten cabul. Hitler sendiri memuji efektivitas Der Sturmer.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mein Kampf (Mitologi Partai)

6. Mein Kampf (Mitologi Partai)

Adolf Hitler mengerjakan semi-auto biografinya, Mein Kampf [Perjuangan], saat ia dipenjarakan setelah pemberontakan Munich yang digalangnya gagal. Menggabungkan unsur-unsur kehidupan sendiri dengan ideologi politik dan argumen rasial kekerasan, buku itu menjadi sebuah karya kontroversial.

Dengan bermain-main di seputar kematian 16 anggota partai, Nazi menciptakan sebuah mitos di sekitar peristiwa yang akan terus dimainkan sepanjang waktu, selama mereka berkuasa. Sejak dipublikasikan pada 1925, Mein Kampf menuai sukses.

Sebanyak 10 juta eksemplar telah diproduksi pada akhir perang. Namun, tidak semua orang berminat. Salah satu sekutu terdekat Hitler, Benito Mussolini, menggambarkannya sebagai “sebuah buku tebal yang membosankan di mana aku tidak pernah mampu membacanya.”

7. Propaganda Antikomunis (Memburuk-burukkan Oposisi Politik)

Partai Komunis dan Marxisme internasional dipandang sebagai lawan berbahaya bagi Nazi, baik di Jerman ataupun di luar Jerman. Sekali lagi propaganda merupakan sarana yang efektif untuk menyerang ideologi komunis dan Soviet.

Film sering menggambarkan komunis sebagai “vulnerable” dan “brainwashed”, sementara poster menyatakan supremasi rakyat Jerman atas Soviet. Di awal karirnya Hitler menyamakan Yahudi dengan Komunis dan membenci mereka dengan semangat hampir sama.

8. Mitologi, Cerita Rakyat dan Agama (Mitos Nasional)

Mitologi dan cerita rakyat sangat penting untuk mendukung gagasan Nazi tentang rakyat dan tradisi. Pandangan partai tentang agama sangat kompleks.

Mereka mengakui kekuatan citra agama dan simbologi okultis. Citra Kristen, dewa dan dewi Teutonik sering muncul dalam karya seni propaganda.

Upaya-upaya tersebut dimaksudkan untuk memperkuat gagasan tentang kebudayaan nasional kuno Jerman. Lebih khusus, spiritualitas timur juga menarik pejabat senior di mana pada 1938 Nazi melakukan kunjungan resmi ke Tibet. Hal ini mungkin telah mendesak keyakinan Nazi di Thule, semacam Nazi Atlantis, yang konon menjadi titik awal bagi masyarakat Arya.

9. Musik dan Opera (Menyerap Budaya Tinggi)

Menurut Hitler, tiga komposer yang mewakili segala sesuatu yang mengagumkan tentang musik Jerman adalah Ludvig van Beethoven, Anton Bruckner dan Richard Wagner.

Dari ketiganya, Wagner merupakan komposer yang berhubungan dekat dengan Nazi, ia menerbitkan sebuah esai berjudul Judaism in Music [1850] yang berisi tentang tuduhan bahwa Yahudi meracuni budaya popular. Secara khusus, Nazi menyesuaikan diri dengan romantisme dan mencampur-adukkan esensinya demi idealisme masa lalu Jerman di Parsifal.

10. Fuhrer

Dari semua senjata propaganda yang diandalkan Nazi mungkin yang paling efektif dan bertahan adalah kultus Fuhrer―Adolf Hitler sendiri. Ia dipuji oleh zaman, sekutu dan musuh sebagai pembicara karismatik dan kuat.

Hitler mampu memecah argumen sekalipun hanya menggunakan istilah yang amat sederhana. Ia mampu menggerakkan emosi. Dia juga membudidayakan dirinya sebagai citra publik dan memastikan dirinya berada di jantung Nazi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini