Sukses

Jalan-Jalan ke Kota Batik, Ini 6 Kuliner Langka Solo yang Wajib Dicicipi

Jika tertarik mencicipi aneka kuliner langka khas Solo yang unik, berikut kuliner langka Solo yang wajib dicicipi.

Liputan6.com, Solo - Solo merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Tengah. Kota ini memiliki beragam tempat wisata menarik, mulai dari wisata belanja, sejarah, hingga kuliner.

Bahkan asal Presiden Jokowi ini dikenal memiliki beragam kuliner otentik dan lezat, mulai dari selat, timlo, sate buntel, serabi, dan masih banyak lagi. Selain aneka kuliner Solo yang populer tersebut, kota ini juga memiliki beragam kuliner yang mulai langka.

Dikutip dari buku " Kuliner Tradisional Solo yang Mulai Langka " karya Dawud Achroni, aneka kuliner langka khas Solo ini pernah eksis pada masanya. Sayangnya, kini tak banyak lagi para penjual aneka makanan khas ini.

Jika tertarik mencicipi aneka kuliner langka khas Solo yang unik, berikut kuliner langka Solo yang wajib dicicipi.

1. Cabuk rambak

Cabuk rambak merupakan kuliner langka khas Solo yang terdiri dari potongan ketupat, lalu disiram saus wijen. Uniknya, kuliner langka khas Solo ini disajikan dengan kerupuk rambak atau karak.

Kerupuk karak terbuat dari nasi yang dikeringkan. Nama cabuk rambak berasal dari 2 kata, cambuk dan rambak. Kata cambuk merujuk pada bahan saus yang terbuat dari wijen putih, sedangkan rambak adalah kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau.

Cabuk Rambak disajikan pada daun pisang yang dilipat dan dimakan memakai tangan atau sendok. Saus berbahan wijen, kelapa parut sangrai, dan aneka bumbu menjadikan cabuk rambak terasa sangat gurih dan sedap.

Cita rasa cabuk rambak bisa membuat siapa pun ketagihan untuk menikmati kembali makanan ini. Umumnya, cabuk rambak dijajakan dengan harga mulai dari Rp 4000 per porsinya.

Para penjual cabuk rambak biasanya berjejer di Jalan Yos Sudarso saat malam hari. Kuliner langka khas Solo ini cocok menjadi camilan saat malam hari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Putu Bumbung

2. Putu bumbung

Kue putu menjadi jajanan tradisional yang cukup populer di Indonesia. Jajanan tradisional ini terbuat dari tepung beras dan gula merah sebagai isian.

Penjual makanan ini memiliki suara unik seperti peluit kereta api yang melengking. Bunyi tersebut berasal dari uap yang keluar dari celah kecil kukusan putu.

Dahulu cara memasak putu bumbung sangat sederhana. Alat masak berupa bumbung dari bambu, kompor, dan kaleng bekas kemasan minyak goreng.

Proses pembuatan kue putu juga unik. Penjual membuat adonan tepung beras yang dimasukkan pada cetakan kecil bumbung. Bagian tengah diisi gula merah, kemudian tepung dipadatkan.

Bumbung kemudian dipanaskan di atas kaleng bekas kemasan minyak goreng yang diberi lubang. Di bawahnya, terdapat kompor untuk memasak air.

Uap panas dari air mendidih membuat tepung beras dalam bumbung matang. Proses pengukusan ini membuat gula dalam tepung juga mencair.

Setelah matang, kue diangkat kemudian didorong memakai kayu tipis. Dimasak di dalam tabung bumbung berukuran sekitar 3 cm membuat cemilan ini mudah dikonsumsi.

Setelah matang, kue putu umumnya disajikan di atas daun pisang. Kue putu di sajikan dengan ditaburi kelapa parut.

Putu bumbung sangat enak jika dinikmati ketika masih hangat, sebagai teman minum teh atau kopi pada malam hari. Kuliner langka khas Solo ini dibanderol mulai dari Rp 1000.

Para penjual putu bumbung dapat dengan mudah ditemukan di sekitar Pasar Gede Solo.

3. Es kapal

Kuliner langka khas Solo ini eksis pada 1950 hingga 1970-an. Es kapal dibuat dari campuran es serut, santan, dan sirup coklat.

Umumnya, para penjual es kapal membuat sendiri sirup coklat yang digunakan sebagai salah satu bahan minuman yang mereka jual. Sirup coklat ini dibuat dari gula jawa.

Es kapal memiliki cita rasa manis dan gurih. Aroman es kapal Solo ini juga sangat khas.

Es kapal juga dapat disajikan bersama dengan sepotong roti tawar. Nama es kapal diambil dari bentuk gerobak penjual.

Gerobak tersebut memiliki bentuk lancip di sisi-sisinya, sehingga bentuknya mirip kapal. Dahulu, penjual es kapal membuat gerobak ini untuk menarik perhatian pembeli.

Alhasil masyarakat mengenal es ini sebagai es kapal. Saat ini, penjual es kapal dapat ditemukan di sekitar Stadion Sriwedari, Kecamatan Laweyan.

Harga es kapal juga sangat ramah di kantong, dibandrol dengan harga mulai dari Rp 5000.

 

3 dari 3 halaman

Pecel Ndeso

4. Pecel ndeso

Pecel termasuk makanan populer di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Uniknya, sajian pecel ndeso khas Solo disajikan bersama nasi merah.

Selain itu sambal pecel yang digunakan bukanlah sambal kacang, melainkan racikan sambal dari wijen hitam. Aneka sayuran yang digunakan dalam sajian kuliner langka khas Soli ini antara lain, daun kenikir, kembang turi, jantung pisang, daun pepaya, daun singkong, daun kemangi, mentimun, dan kecambah.

Pecel ndeso memiliki cita rasa yang sangat enak. Sambal wijen yang digunakan pada makanan ini memiliki rasa yang khas, yaitu perpaduan antara rasa gurih dan pedas.

Pecel Ndeso biasanya dijual keliling. Namun, wisatawan juga dapat menemukan sajian kuliner khas Solo ini di setiap sudut kota Solo.

Ada juga beberapa tempat yang terkenal dengan pecel ndeso, antara lain berada di sekitar Stadion Manahan, Pasar Gede serta pusat kuliner Gladag Langen Bogan (Galabo). Seporsi pecel ndeso dibanderol mulai dari Rp 8000.

5. Tahok

Tahok merupakan makanan khas Tionghoa di Kota Solo. Namun seiring berjalan waktu, tahok menjadi makanan tradisional khas Solo.

Tahok berasal dari kata dalam bahasa Tionghoa, yaitu tahoa. Tahoa berasal dari dua kata, yaitu tao atau teu dan hoa atau hu.

Tao atau teu artinya kacang kedelai', sedangkan hoa atau hu berarti 'lumat'. Tahoa adalah kacang kedelai yang dilumatkan atau dihaluskan.

Sekilas tahok mirip bubur sumsum, berwarna putih dan memiliki tekstur lembek. Namun, tahok terbuat dari kedelai yang dihaluskan dan bentuknya mirip tahu.

Hidangan ini disajikan bersama kuah jahe hangat, namun rasa kuah tidak pedas seperti wedang jahe. Kuah jahe terbuat dari gula merah, jahe bakar, daun pandan, sereh dan dimasak dengan air.

Proses pembuatan tahok membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Proses memasaknya pun dimulai dengan merendam kedelai dalam air selama satu malam.

Kemudian, kedelai dipisahkan dari kulit dan digiling sampai halus. Proses penggilingan kedelai menghasilkan bubur berwarna putih.

Bubur kedelai ini kemudian disaring dan tampilannya menyerupai susu. Sari kedelai kemudian direbus sampai matang, setelah didinginkan, tahok akan menggumpal dan bisa dikonsumsi bersama kuah jahe.

Tahok memiliki cita rasa yang merupakan perpaduan antara sari kedelai yang lembut dengan kuah jahe yang manis segar. Salah satu penjual tahok legendaris adalah Tahok Pak Citro yang berada di kawasan Pasar Gede Solo.

Tahok Pak Citro berjualan setiap hari, mulai pukul 05.00-09.00. Seporsi tahok ala Pak Citro dibanderol mulai dari Rp 10.000.

6. Brambang asem

Brambang asem adalah kuliner langka khas Solo yang dibuat dari daun ubi jalar rebus. Daun ubi kemudian disiram sambal brambang asem.

Daun ubi jalar yang digunakan adalah bagian pucuknya yang masih muda. Brambang asem biasanya disajikan dengan tempe gembus yang dimasak bacem.

Tempe gembus adalah tempe yang dibuat dari ampas tahu. Brambang asem memiliki cita rasa khas daun ubi jalar dan memiliki tekstur licin, berpadu dengan manis pedas dari sambalnya.

Rasa manis pada sambal berasal dari gula jawa, sedangkan rasa pedas berasal dari cabai rawit. Salah satu penjual makanan khas Solo ini dapat ditemukan di dalam Pasar Gede Solo.

Biasanya, seporsi brambang asem dibanderol mulai dari Rp 5.000 saja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.