Sukses

Kisah Crazy Rich Doni Salmanan, Ditolak Kerja Pabrik dan Sempat Jadi Tukang Parkir

Di video Youtubenya, Crazy Rich Doni Salmanan mengaku ditolak kerja pabrik dan sempat menjadi tukang parkir.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Doni Salmanan makin melejit usai menjadi pendukung dana dalam proses produksi video 'Wonderland Indonesia' besutan Alffy Rev. Kala itu, Doni menjadi satu-satunya pihak yang rela merogoh kocek pribadi untuk pembuatan video berisi keindahan alam dan budaya Indonesia tersebut. Namun siapa yang sangka, pemuda kelahiran Oktober 1998 itu awalnya bukan siapa-siapa. 

Dirinya bahkan sempat mencari kerja di berbagai pabrik di daerah Katapang. Seperti yang dikutip dari video Youtubenya, Doni Salmanan mengaku hanya bermodal ijazah SD saat melamar kerja pabrik. Dirinya tidak memiliki ijazah SMP apalagi SMA.

Doni menceritakan mengapa ia tidak diterima di pabrik-pabrik di sana. Karena mereka umumnya memilih karyawan yang ijazahnya SMA, sementara Doni hanya memiliki ijazah SD.

"Minimal ijazahnya SMP, tapi gajinya di bawah UMR, sedangkan SMA gajinya UMR. Gaji Rp2,8 juta saat itu sangat besar, tapi saya nggak diterma," ungkap Doni.

Doni Salmanan sempat menyesal mengapa ia tidak melanjutkan sekolah. Karena ia baru terasa susahnya mencari kerja. "Saya lalu jadi tukang parkir," kata Doni.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keinginan Kuat

Namun keinginan Doni Salmanan kala masih menjadi tukang parkir untuk sukses sangat kuat. Ia pun sering menyisihkan uang untuk ke Warung Internet (Warnet). Di Warnet Doni mulai belajar berbagai hal, dan mencari berbagai peluang untuk menjadikannya sukses. 

“Awalnya sempat mencoba Bitcoin, dengan modal seadanya, namun kurang berhasil, akhirnya saya tertarik dengan dunia trading, dan di situ saya pelajari seputar instrumen trading seperti Cryptocurrency, Saham, Forex, dan lainnya,” ujar Doni.

Akhirnya pada tahun 2018 setelah ia merasa mulai memahami trading, ia pun memberanikan diri untuk meminjam uang kepada rentenir untuk menjadi modal trading sebesar Rp500 ribu. 

Modal itu digunakan untuk membuka rekening bank, dan sisanya ditukarkan sebanyak USD20. Satu bulan kemudian modal tersebut berhasil berkembang menjadi USD2.000, dan hingga menjadi seperti sekarang. 

Ia pun berpesan pada anak muda yang ingin mencoba trading seperti dirinya, untuk mempelajari dan mencobanya sendiri.  "Jangan menitipkan modal kepada perorangan ataupun lembaga yang tidak terpercaya, karena hal tersebut merugikan dan juga tidak menjadikan kita semakin pintar dalam dunia trading," kata dia.

Intinya, kata Doni, jangan pernah menyerah untuk mencoba, dan jangan mencoba untuk menyerah, teruslah belajar selama itu baik, dan jangan pernah bosan, karena balajar adalah investasi terbesar dalam hidup. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.