Sukses

Pascabanjir Medan, Pengerukan Sedimentasi dan Pelebaran Sungai Segera Dilakukan

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, bersama Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, meninjau lokasi terdampak banjir Medan di Perumahan De Flamboyan, Tanjung Selamat.

Liputan6.com, Medan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, bersama Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, meninjau lokasi terdampak banjir Medan di Perumahan De Flamboyan, Tanjung Selamat.

Dalam peninjauan yang dilakukan pada Jumat, 11 Desember 2020, keduanya melihat langsung proses perbaikan tanggul penahan sungai yang rusak, dan diduga menjadi faktor penyebab terjadinya banjir pada Jumat, 4 Desember 2020, lalu.

Disebutkan Doni, berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dan hasil analisis sementara, dibutuhkan penanganan dalam jangka pendek terhadap sejumlah sungai yang mengalami pendangkalan atau sedimentasi, sehingga mengakibatkan banjir.

"Kita (BNPB) akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR untuk pengerukan sedimentasi, termasuk juga pelebaran sungai," kata Doni.

Usai meninjau lokasi terdampak banjir, Kepala BNPB dan rombongan menyempatkan diri mengunjungi Markas Batalyon Arhanudse 11 BS Batrai Tempur Tj Anom yang dijadikan sebagai posko tanggap darurat bencana, sekaligus lokasi pengungsian.

Di posko tersebut, Doni melihat langsung kegiatan penyelenggaraan dapur umum. Tujuannya untuk memastikan makanan yang disajikan bagi para pengungsi banjir sudah sesuai, baik takaran maupun porsi dan gizinya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sapa Pengungsi

Doni juga menyapa para pengungsi korban banjir yang menempati salah satu ruangan di belakang pos dapur umum, markas batalyon. Doni melihat pengungsian sudah cukup memadai, akan tetapi dia menemukan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kaitan protokol kesehatan.

Doni yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta agar pihak penyelenggara pengungsian warga terdampak banjir dapat memisahkan antara kelompok rentan dengan mereka yang usia muda.

"Mengingat penularan Covid-19 masih berpotensi terjadi dari mereka yang berusia muda dan memiliki mobilitas tinggi kepada para kelompok rentan," sebutnya.

Apabila kemudian ada yang terjangkit Covid-19 tanpa gejala, dan tidak sengaja menulari para kelompok rentan di pengungsian, maka hal itu dapat menjadi lebih buruk.

"Pelayanan kesehatan, makanan, air bersih, sanitasi dan juga obat-obatan terutama untuk ibu hamil dan juga anak-anak balita, ibu yang menyusui dan juga orang tua agar diperhatikan," ucap Doni.

3 dari 4 halaman

Respons Gubernur Sumut

Hal tersebut direspons Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi. Orang nomor satu di Sumut itu langsung meminta Komandan Batalyon Arhanudse untuk memisahkan pengungsi sesuai arahan Kepala BNPB.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Edy mengucapkan terima kasih atas perhatian dan respons cepat tanggap dari Pemerintah Pusat melalui BNPB kepada Pemerintah Provinsi Sumut untuk penanganan bencana banjir.

"Terima kasih atas perhatian Bapak Doni kepada rakyat Sumut," ucap Edy.

4 dari 4 halaman

Serahkan Bantuan

Dalam kunjungan itu, Kepala BNPB juga menyerahkan beberapa bantuan secara simbolis untuk penanganan korban banjir yang diterima Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, di halaman Batalyon Arhanudse 11 BS Batrai Tempur Tanjung Anom.

Adapun bantuan tersebut berupa tenda pengungsi 10 unit, matras 5.000 lembar, selimut 2.000 lembar, perlengkapan bayi 500 paket, perahu lipat PB 3 unit, masker kain 250.000 lembar dan pelampung 10 unit dan alat swab antigen 10.000 buah.

BNPB juga menyerahkan bantuan berupa Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp 500 juta untuk penanganan banjir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.