Sukses

Pengungsi Banjir Medan Umumnya Keluhkan Gangguan Kulit dan Gatal-gatal

Korban banjir Medan di posko pengungsian Balai Desa Tanjung Selamat dan Aula Arhanudse mulai keluhkan gangguan kulit dan gatal-gatal. Para pengungsi sebagian besar warga Perumahan De Flamboyan, Medan Tuntungan.

Liputan6.com, Medan Korban banjir Medan di posko pengungsian Balai Desa Tanjung Selamat dan Aula Arhanudse mulai keluhkan gangguan kulit dan gatal-gatal. Para pengungsi korban banjir sebagian besar warga Perumahan De Flamboyan, Medan Tuntungan.

Dokter jaga di posko kesehatan, tepatnya di samping Balai Desa Tanjung Selamat, dr. Siti Hasanah mengatakan, saat ini ketersediaan obat-obatan lebih dari cukup. Selain gangguan kulit dan gatal-gatal, banyak juga pengungsi banjir keluhkan sakit kepala dan stres.

"Sejauh ini kondisinya baik-baik saja. Kalau ada keluhan, mereka datang ke sini (posko kesehatan). Kita akan obati, dan kalau perlu sekali, kita akan datang ke ruangan mereka," katanya, Senin, 7 Desember 2020.

Disebutkan Siti, untuk pengungsi banjir yang mengeluhkan sakit kepala, hal tersebut diakibatkan kurang tidur. Setiap hari pihaknya selalu melakukan kontrol kepada pengungsi dan memberikan obat-obatan bagi yang membutuhkan.

"Ya, umumnya sejauh ini banyak keluhan gangguan kulit, gatal-gatal. Untuk obat lebih dari cukup," sebutnya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dirujuk ke Rumah Sakit

Disampaikan Siti, terdata ada 343 orang pengungsi korban banjir Medan di posko. Dari jumlah tersebut, ada 1 orang pengungsi yang disujuk ke Rumah Sakit (RS) Bina Kasih karena sakit dan harus melakukan cuci darah.

"Kita mengimbau kepada korban banyak bersabar. Sebab, kalau stres, bisa menurunkan daya tahan tubuh," ujarnya.

Para pengungsi juga diimbau memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, misalnya untuk mendapatkan vitamin. Selain itu, juga diimbau kepada para pengungsi banjir untuk selalu menjaga kebersihan.

"Kebersihan harus dijaga, demi kenyamanan semua," pesannya.

3 dari 3 halaman

Pengakuan Pengungsi

Seorang pengungsi banjir, Elikasih Telaumbanua (38), bersama istri dan 3 anaknya terpaksa tinggal sementara di posko pengungsian karena rumah mereka di blok L40 Perumahan De Flamboyan tidak bisa ditinggali akibat banjir.

Dikatakannya, keluarganya bisa selamat dari banjir tingginya lebih dari 2 meter itu karena naik ke lantai 2. Akibat banjir, Elikasih dan keluarga kini tinggal di posko pengungsian. Tidak ada barang apapun di rumahnya yang selamat.

"Kami di sini (posko pengungsia) dilayani dengan baik. Kalau batuk atau gatal, biasa lah. Sedikit saja. Tidak apa-apa," Elikasih menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.