Sukses

UGM Terjunkan Dokter Bedah Tangani Korban Gempa Lombok

Sejak peristiwa gempa pertama Lombok yang terjadi pada 29 Juli 2018 silam, UGM telah mengaktifkan Disaster Response Unit UGM (DERU-UGM).

Liputan6.com, Yogyakarta - Gempa berkekuatan 7 skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok pada Minggu, 5 Agustus 2018 malam telah mengakibatkan lebih dari 90 orang meninggal dunia, ratusan korban luka-luka, serta ribuan rumah mengalami kerusakan.

Untuk membantu warga yang memerlukan bantuan medis, UGM mengirimkan tiga tim medis dari Rumah Sakit Sardjito, Rumah Sakit UGM, serta Rumah Sakit Tegalyoso untuk membantu rumah sakit setempat memberikan layanan medis bagi korban yang terdampak gempa Lombok.

"Hari ini kami mulai penerjunan spesialis bedah dari Sardjito serta tenaga medis dari RS UGM dan dari Tegalyoso. Total ada sekitar 10-15 orang yang akan berangkat hari ini," tutur Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D, Senin 6 Agustus 2018, dikutip dari laman situs UGM.

Sejak peristiwa gempa pertama yang terjadi pada 29 Juli 2018, UGM telah mengaktifkan Disaster Response Unit UGM (DERU-UGM) yang didahului dengan assesmen dan aktivitas tanggap darurat oleh dua unit KKN yang sedang menjalankan kegiatan operasional KKN di Lombok Barat dan Lombok Timur.

Para mahasiswa KKN membantu di posko pengungsian, memberikan bantuan langsung untuk kedaruratan berupa bahan makanan. Selain itu, mahasiswa profesi dokter di FKKM UGM memberikan bantuan medis bersama puskesmas dan tenaga medis setempat.

Mahasiswa KKN, ujarnya, juga berada di garda paling depan dalam penanganan gempa kedua ini, khususnya untuk membantu penyediaan obat. Untuk saat ini, penanganan kesehatan memang masih menjadi prioritas dari tim DERU UGM.

"Prioritas saat ini utamanya pada kesehatan, baik dari kedokteran umum, bedah, serta dengan memperhatikan kebutuhan obat-obatan. Kami juga akan mengirim tim dari psikologi yang biasanya juga sangat dibutuhkan pasca bencana," imbuhnya.

Selain tenaga medis, UGM selanjutnya akan mengirim tim dari Departemen Teknik Sipil untuk membantu tim arsitek yang telah berada di lokasi gempa untuk melakukan asesmen kondisi fisik bangunan yang terdampak gempa Lombok.

"Kami juga membuka KKN peduli bencana yang akan siap untuk diberangkatkan ke Lombok untuk menggantikan tim KKN saat ini yang rencananya akan ditarik pada 12 mendatang," kata Ika.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.