Sukses

Macan Tutul di Gunung Semeru, Hiu Tutul di Perairan Probolinggo

Sebuah kamera penjebak merekam seekor macan tutul di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Liputan6.com, Lumajang - Seekor macan tutul hitam (kumbang) Jawa (Panthera pardus melas) terekam kamera penjebak (camera trap) yang dipasang petugas di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Kamera trap itu dipasang di sejumlah titik di kawasan Taman Nasioal Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang berada di lereng Gunung Semeru. Kamera berhasil merekam seekor macan tutul hitam dengan ukuran cukup besar.

Pemasangan kamera tersebut bertujuan utama memantau keberadaan satwa liar yang terancam punah di dalam kawasan TNBTS, terutama untuk merekam kemunculan macan tutul Jawa di dalam kawasan konservasi tersebut.

Dia menjelaskan kawasan TNBTS merupakan salah satu habitat hewan langka yang dilindungi. Namun, pihaknya masih belum tahu jumlah pasti total populasi macan tutul Jawa yang berada di kawasan konservasi karena belum dilakukan survei secara menyeluruh.

"Sejauh ini hasil dari temuan petugas di lapangan baik yang terekam kamera trap maupun jejak kaki diprediksi jumlah macan tutul Jawa sekitar 10 ekor yang berada di kawasan lereng Gunung Semeru," kata Pelaksana Harian Kepala Bidang Wilayah 2 TNBTS Budi Mulyanto di Lumajang, Rabu (14/2/2018), dilansir Antara.

Macan tutul masuk "daftar merah" International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada 2007 serta masuk dalam Apendiks I Konvensi Perdagangan Internasional untuk Tumbuhan dan Satwa Liar (Convention of Internatioal Trade in Endagered Species/CITES) sehingga hewan langka itu dilarang diperjualbelikan dalam bentuk apa pun.

"Macan tutul Jawa termasuk satwa liar yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Keanekaragaman Hayati Hayati dan Ekosistemnya, serta sesuai dengan lampiran Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, sehingga kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berburu hewan langka yang nyaris punah tersebut," katanya.

Pihak TNBTS akan melakukan pemantauan secara berkala di lokasi-lokasi yang ditemukan jejak kaki macan tutul Jawa dan hasil rekaman kamera serta melakukan pengamatan secara intensif setelah terekamnya keberadaan macan tutul tersebut melalui kamera trap di kawasan TNBTS.

"Petugas juga melakukan patroli pengamanan kawasan konservasi secara rutin untuk menekan tindakan perburuan hewan liar yang dilindungi dan pembalakan liar di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru," ujarnya.

Pada pertengahan 2016, kamera trap yang dipasang oleh Balai Besar TNBTS berhasil menangkap gambar seekor macan tutul di Resort PTN Coban Trisula, Seksi PTN Wilayah II, dan Bidang PTN Wilayah I.

Berdasarkan data TNBTS pada 2015, terdapat 38 jenis satwa liar yang dilindungi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 yang terdiri atas 24 jenis aves, 11 jenis mamalia, satu jenis reptil, dan dua jenis insekta.

Belasan jenis mamalia yang terdapat dalam kawasan TNBTS, di antaranya memiliki nilai konservasi tinggi yakni Manis javanica, macan tutul Jawa (Panthera pardus), lutung Jawa (Trachypithecus auratus), Hystryx branchyura, Laricus sp., dan Muntiacus muntjak.

Macan tutul dan lutung Jawa menjadi spesies yang diprioritaskan untuk diselamatkan keberadaannya karena terancam punah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hiu Tutul di Perairan Probolinggo

Jika macan tutul ada di kawasan Gunung Semeru, hiu tutul banyak di perairan Probolinggo, Jawa Timur. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berencana memantau keberadaan spesies hiu tutul yang kini banyak ditemui di perairan Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (14/2/2018).

Menteri datang ke Probolinggo dengan menggunakan helikopter dan mendarat di Stadion Bayuangga, Kota Probolinggo, kemarin sore. Namun, ia enggan menjelaskan secara detail terkait kunjungannya ke Kota Mangga itu.

"Besok saja. Yang pasti saya akan melihat apa saja yang ada di Probolinggo ini," kata Menteri Kelautan dan Perikanan yang akrab disapa Susi itu dengan singkat, dilansir Antara.

Sementara, Kepala Dinas Perikanan Kota Probolinggo, Budi Krisyanto yang juga menyambut kedatangan Menteri Susi di Stadion Bayuangga, mengatakan tidak ada agenda khusus yang dilakukan Menteri Susi Pudjiastuti di Kota Probolinggo.

"Ibu menteri mendarat di Stadion Bayuangga dan tidak ada agenda khusus. Setelah ini Bu Susi langsung beristirahat di Bee Jay Bakau Resort (BJBR) Probolinggo," tuturnya.

Ia juga mengelak jika kedatangan Menteri Kelautan dan Perikanan itu terkait dengan demo nelayan Kota Probolinggo tentang pelarangan alat tangkap cantrang karena persoalan tersebut sudah selesai.

"Kalau masalah cantrang sudah selesai dan Bu Menteri Susi sudah punya solusinya, bahkan nelayan juga sudah setuju," katanya.

Untuk diketahui, sejak Desember 2017 hingga Februari 2018, hiu tutul bermigrasi dari selat Australia yang mengalami cuaca ekstrem ke perairan Kota Probolinggo, sehingga masyarakat bisa menjumpai hiu tutul di sepanjang perairan Probolinggo.

"Bisanya hiu tutul dapat terlihat mulai dari perairan Mayangan di Kota Probolinggo sampai Paiton di Kabupaten Probolinggo," Budi menambahkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.