Sukses

Supermoon Muncul, 400 KK di Lombok Timur Mengungsi dari Rumah

Diduga akibat supermoon, 400 KK di Lombok Timur diperkirakan harus mengungsi dari rumah selama tiga hari.

Liputan6.com, Lombok Timur - Sebanyak 400 kepala keluarga (KK) di Desa Jerowaru, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengungsi akibat banjir rob, meluapnya air laut (rob) secara tiba-tiba yang diduga akibat supermoon.

Kejadian tersebut terjadi Minggu malam sekitar pukul 20.00 Wita, spontan warga menyelamatkan diri ke dataran yang lebih tinggi agar terhindar dari genangan air.

"Hingga hari ini, total pengungsi akibat banjir rob ini mencapai 400 KK. Mereka mengungsi ke daerah yang lebih tinggi karena air menggenangi kediaman mereka hingga satu meter," ujar M. Rum, Kepala BPBD NTB, Senin (4/12/2017).

Rum menambahkan, tim gabungan BPBD, SAR, Tagana, dan PMI langsung mengevakuasi warga yang terdampak banjir rob ini. Menurut Rum, kebutuhan mendesak yang diperlukan warga terdampak ialah logistik dan tenda pengungsi.

Banjir rob itu diperkirakan akan berlangsung selama tiga malam. Karena itu, ia meminta agar warga tetap waspada akan luapan air laut yang datang secara tiba-tiba itu.

"Kami dari tim bersiaga karena diperkirakan banjir rob masih akan terjadi dalam kurun waktu tiga malam terakhir," kata Rum.

Sementara itu, Kepala BMKG Kota Mataram Agus Riyanto menjelaskan fenomena meluapnya air laut secara tiba-tiba tersebut diperkirakan karena bulan purnama dan supermoon yang terjadi pada Minggu malam, 3 Desember 2017.

BMKG menyebut, biasanya banjir rob juga terjadi akibat gelombang pasang tinggi. Namun, banjir Rob yang terjadi di Lombok Timur diprediksi akibat supermoon dan gelombang hasil badai Cempaka dan Dahlia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terjadi 3 Kali dalam Setahun

Kategori Bulan yang masuk ke istilah supermoon, yakni bulan purnama yang jaraknya kurang dari 360.000 kilometer dari Bumi.

Kedua kondisi itu merupakan fase purnama saat Bulan di perigee atau yang biasa dikenal dengan supermoon.

Menurut Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono, jika masyarakat hendak melihat fenomena astronomi itu dengan baik, dianjurkan menggunakan teropong.

"Namun dilihat dengan mata telanjang juga bisa," katanya.

Secara teknis, supermoon bisa terjadi tiga kali dalam setahun. Namun, yang terlihat pada 3 Desember 2017 nanti merupakan satu-satunya yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Hal ini karena tiga supermoon sebelumnya bertepatan dengan fase Bulan baru.

BMKG Padang Panjang, kata dia, juga akan melakukan pengamatan saat terjadinya purnama perigee tersebut.

"Kami akan menggunakan teropong untuk pengamatannya dan semoga cuaca cerah," kata Rahmat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.