Sukses

Istri Pengelola Panti Asuhan Maut Menghilang Bawa Anak-Anak

Panti asuhan maut itu beroperasi secara ilegal.

Liputan6.com, Pekanbaru - Sejak kematian bayi MZ yang berusia 18 bulan secara tak wajar disorot, Panti Asuhan Tunas Bangsa semakin tertutup. Bahkan, 10 anak yang menjadi tanggung jawab pengelola panti mendadak menghilang dibawa bersama istri pengelola panti.

Di panti asuhan yang berlokasi di Jalan Lintas Timur Kilometer 13, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau itu hanya tertinggal dua anak dan seorang pengelola dan pembantu. Kedua anak itu kini dibaa Dinas Sosial Provinsi Riau ke rumah aman.

Menurut Kepala Dinas Sosial Riau Syarifuddin, jumlah penghuni panti yatim piatu itu memang agak rancu. Pengelola panti asuhan, Idang ketika didatangi petugas dinas menyebut ada 17 anak, termasuk korban M Ziqli.

"Ada pula yang menyebut 12 orang. Terlepas dari itu, anak penghuni panti lainnya masih dicari," kata Syarifuddin, Sabtu (28/1/2017).

Istri Idang ketika petugas dinas dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau mendatangi panti, tidak berada di lokasi. Petugas hanya menemukan Idang beserta dua penghuni panti, sisanya tidak ada.

"Idang ini tertutup, ketika ditanya ke mana pergi istri dan anak-anak panti asuhan yang lainnya, jawabannya macam-macam," ujar Syarifuddin.

"Dua anak dibawa (ke rumah aman) sekalian menunggu proses hukum. Data valid tentang jumlah penghuni panti masih dicari pastinya apakah 12 atau 17," sambung Syarifuddin.

Di samping itu, Syarifuddin menyebut panti itu beroperasi secara ilegal. Pasalnya sejak 2015, izin panti ini sudah tidak ada lagi.

"Sejak tahun itu pula bantuan dari pemerintah dihentikan. Dinsos Provinsi maupun Kota Pekanbaru tidak ada memberikan izin perpanjangan," kata Syarifuddin.

Ketika melihat panti, Syarifuddin mengaku miris dan menyebutnya jauh dari kata layak. Mulai dari suasana ruangan hingga makanan dan minuman diragukan kesehatannya karena ada yang kedaluwarsa dan bekas gigitan tikus.

Sebelumnya, M Ziqli dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru pada 14 Januari 2017 dalam kondisi demam tinggi. Beberapa jam dirawat, dia dinyatakan meninggal dunia.

Paman korban, Dwiyatmoko yang melihat ketidakwajaran atas kematian itu langsung membuat laporan ke Mapolresta Pekanbaru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.