Sukses

Bupati Bikin Kampung buat Monyet-Monyet Genit Purwakarta

Selain merusak areal perkebunan dan tanaman warga, gerombolan monyet juga kerap masuk ke permukiman bahkan mengacak-acak isi rumah.

Liputan6.com, Purwakarta - Banyaknya binatang monyet yang turun gunung di wilayah di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mulai meresahkan warga. Warga setempat khawatir jika kawanan monyet tersebut membahayakan keselamatan mereka.

Selain merusak areal perkebunan dan tanaman warga, gerombolan monyet juga kerap masuk ke permukiman bahkan mengacak-acak isi rumah. Bahkan, dari cerita warga setempat, banyak warga yang dicegat meski sampai saat ini, gerombolan monyet itu belum 'memakan' korban.

"Keberadaannya saat ini mulai dikhawatirkan karena ditakutkan nyerang warga, terutama kaum perempuan," kata Indra, salah seorang warga Jatiluhur.

Menyikapi fenomena tersebut, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi langsung terjun ke lokasi. Menurut Dedi, penyebab gerombolan monyet turun gunung karena habitatnya saat ini dijadikan lahan garapan warga.

"Maka dari itu saya akan jadikan lahan seluas 18 hektare itu untuk hutan konservasi dan tidak boleh diganggu manusia," kata Dedi, Senin (5/12/2016).

Lahan tersebut juga tidak boleh digarap oleh warga sehingga monyet tidak lagi turun gunung dan membahayakan masyarakat di wilayah serbuannya.

"Lahan itu akan saya jadikan sebagai tempat wisata namanya wisata Kampung Monyet," ujar Dedi.

Hal itu dilakukan guna melindungi keberadaan monyet di wilayah itu. Itu karena cara mengusir dan penangkapan dinilai Dedi bukan cara yang tepat agar monyet tidak lagi masuk ke permukiman.

"Nanti kita siapkan bahan makanannya, kita tanam areal perkebunan pisang juga sebagai sumber makanan monyet-monyet itu," ujar Dedi.

Dalam pengelolaannya nanti, pihak Pemkab Purwakarta akan melibatkan warga setempat untuk mengelola wisata Kampung Monyet tersebut.

"Langkah pertama masyarakat di sini terlebih dahulu harus paham bagaimana tata cara untuk mengelola alam dan memperlakukan binatang. Nanti mereka kita kirim dulu untuk belajar seperti ke daerah Bali," tambah Dedi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini