Sukses

Tiga Raksasa Otomotif Jepang Bikin Baterai Mobil Listrik Canggih, Begini Wujudnya

Tiga raksasa otomotif Jepang resmi bekerjasama dengan pemerintah Jepang serta pembuat baterai untuk mengembangkan baterai solid-state.

Liputan6.com, Tokyo - Tiga raksasa otomotif Jepang yakni Toyota, Nissan, dan Honda resmi bekerjasama dengan pemerintah Jepang serta pembuat baterai untuk mengembangkan baterai solid-state. Baterai canggih ini, diperuntukkan untuk kendaraan listrik masa depan.

Kolaborasi tiga raksasa otomotif asal Negeri Matahari Terbit ini, bertujuan untuk mengembalikan Jepang ke garis depan teknologi baterai otomotif. Pasalnya, sudah banyak negara yang mengikis posisi tersebut di industri.

Melansir NikkeiAsiaReview, ditulis Jumat (11/5/2018), mulai bulan ini resmi mengawinkan konsorsium untuk teknologi baterai Lithium-Ion dan Libtec. Badan penelitian ini, beranggotakan Asahi Kasei, Toray Industries, dan Kuraray, serta pemain otomotif dan pembuat baterai Panasonic dan GS Yuasa.

Pihak Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang sendiri bakal menyediakan dana 1,6 miliar Yen untuk Libtec.

Baterai solid-state sendiri menggunakan bentuk padat dari elektrolit cair yang ada di lithium-ion. Jadi, baterai canggih ini lebih mudah untuk dibuat dan lebih aman, karena tidak ada kemungkinan baterai mengalami kebocoran.

Dibandingkan dengan lithium-ion saat ini, baterai kendaraan listrik generasi terbaru ini akan memiliki komponen yang lebih sedikit, biaya lebih murah, dan menyediakan daya yang lebih tinggi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Libtec berharap, pengembangan baterai solid-state ini akan menggandakan jangkauan untuk kendaraan listrik hingga 800 km pada 2030. Untuk target jangka menengahnya sendiri, baterai ini harus menyediakan energi untuk jangkauan kendaraan listrik sebesar 550 km pada 2025.

Sebagai informasi, teknologi baterai solid-state Toyota diyakini sebagai yang paling canggih di dunia. Namun, perusahaan belum mengkomersialkannya.

Program ini juga bertujuan untuk mempercepat hal tersebut, dengan menggabungkan keahlian dari masing-masing anggota konsorsium, yang mengarah kepada produksi massal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini