Sukses

Ini Isi Teror Ancaman Bom ke 2 Sekolah Internasional di Tangerang, Pelaku juga Minta Uang USD 30.000

Pelaku teror bom di Tangerang dan Kelapa Gading memiliki modus yang sama. Pelaku sama-sama meminta uang USD 30.000. Ancaman bom dilakukan melalui WhatsApp dan Email.

Diterbitkan 08 Oktober 2025, 12:00 WIB
Share
Copy Link
Batalkan
Jadi intinya...
  • Peneror ancam bom tiga sekolah internasional, minta USD 30.000 via kripto.
  • Ancaman bom di NJIS terbukti hoaks; polisi kini buru pelaku.
  • Polisi selidiki, alamat kripto pelaku tidak ditemukan di bursa lokal.

Liputan6.com, Jakarta Pelaku teror ancaman bom ke sekolah Internasional di Tangerang memiliki modus yang sama dengan yang dilakukan pada sekolah Internasional di Kelapa Gading. Pelaku meminta uang USD 30.000.

Dua sekolah yang mendapat ancaman tersebut, yakni Jakarta Nanyang School Pagedangan, Kabupaten Tangerang dan Mentari Internasional School (MIS), Kota Tangerang Selatan, Banten.

Ancaman bom yang dilayangkan melalui pesan WhatsApp dan surat elektronik e-mail oleh orang misterius ke dua sekolah internasional di wilayah Tangerang, Banten, pada Selasa (7/10). Pelaku meminta uang tebusan senilai 30.000 USD terhadap sasarannya.

"Pesan ini untuk semua orang, kita telah memasang bom di sekolah kalian. Bom tersebut mulai dalam 45 menit. Bila kamu tidak setuju untuk membayar kami senilai USD 30.000 ke alamat bitcoin kami," tulisnya dalam pesan singkat ancaman itu.

Peneror menggunakan kode telepon +234. Dia juga menyampaikan ancaman bakal meledakkan bom bila tuntutannya tidak terpenuhi.

"Bila kamu tidak mengirimkan uang tersebut , kami akan segera meledakkan perangkat itu. Telpon polisi kami akan meledakkan perangkat di tempat itu," tulisnya lagi.

2 dari 2 halaman

Peneror NJIS di Jakarta Utara Minta USD 30.000

Diberitakan sebelumnya, setelah dua sekolah internasional di Tangerang, giliran Sekolah internasional North Jakarta Intercultural School (NJIS), Kelapa Gading, Jakarta Utara, mendapat ancaman bom dari orang tak dikenal pada Rabu (8/10/2025). Polisi turun tangan dan hasilnya hoaks. Kini polisi memburu pelaku.

Dalam ancamannya, pelaku meminta tebusan sebesar USD 30.000. Uang itu harus dikirim lewat mata uang kripto.

"Ancaman lewat WA (WhatsApp) nomor Nigeria. Mereka minta transfer lewat kripto ke salah satu wallet address. Minta uangnya lewat kripto nilainya sekitar 30.000 USD," kata Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko Putra dalam keterangannya, Rabu (8/10/2025). 

Polisi kini tengah menelusuri asal usul akun dan alamat wallet kripto yang digunakan pelaku. Penyelidikan dilakukan bersama Wakil Ketua Umum ABI bidang Aset Kripto, Mohammad Naufal Alvira. Dari hasil koordinasi, sebanyak 30 crypto exchange terdaftar di Indonesia telah diperiksa. Hasilnya, nihil.

"Hasil koordinasi dan pengecekan kepada pak Mohammad Naufal Alvira selaku Vice Chairman of Crypto Asset. Wallet address yang dimaksud tidak ditemukan / wallet address tersebut tidak valid. Sehingga hasil tidak ditemukan / tidak ada pada crypto exchange local (yang ada di indonesia)," ucap dia.

EnamPlus