Sukses

Pemprov Jakarta Rutin Pantau Stok Pangan, Antisipasi Harga Beras Meroket Jelang Ramadhan

Pemprov DKI Jakarta bersama Satgas Pangan Polri terus memantau stok beras di ibu kota. Hal ini dilakukan untuk memastikan harga pangan, terutama beras tetap stabil jelang dan selama bulan Ramadhan 1445 H/2024 M.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri terus memantau stok beras di ibu kota. Hal ini dilakukan untuk memastikan harga pangan, terutama beras tetap stabil jelang dan selama bulan Ramadhan 1445 H/2024 M.

"Kami melakukan pemantauan stok, harga dan mutu secara rutin bersama satgas pangan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati saat dikonfirmasi, dikutip Selasa (5/3/2024).

Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta juga menjaga pasokan pangan yang masuk ke ibu kota. Pemprov DKI bekerja sama dengan pemerintah pusat dan antarpelaku usaha (B2B) mengoptimalkan peran PT Food Station Tjipinang Jaya.

Selain itu, untuk mengendalikan ekspektasi inflasi, juga dilakukan kegiatan sembako murah. Masyarakat dapat membeli paket sembako seharga Rp100.000 yang terdiri dari beras 5 kg, gula pasir 1 kg, tepung terigu 1 kg, serta minyak goreng 2 liter.

"Kemudian, juga ada Gerakan Pangan Murah (GPM) bagi masyarakat umum serta pendistribusian pangan bersubsidi bagi masyarakat tertentu di ibu kota," ucap Eli.

Eli menyebut, sinergi dengan pemerintah pusat dijalankan bersama Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Perum Bulog hingga ID Food. Di mana dilakukan penyaluran beras dengan kualitas medium.

"Utuk mengendalian harga, melalui penyaluran beras SPHP kualitas medium ke masyarakat dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 54.500,- per kantong isi 5 kg di toko - toko beras dan pasar modern," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Beras Premium Masih Mahal

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat harga beras premium masih cukup mahal di pasar tradisional. Tercatat, ada 649 titik pasar tradisional yang menjual beras premium dengan harga tinggi.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menjelaskan, harga beras premiun di 649 pasar itu belum turun hingga pekan ini. Data ini didapat Sistem Pantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP). Padahal, tinggal menghitung hari menuju ramadan.

“Untuk beras premiumnya ini memang masih (tinggi) dari seluruh daerah yang di pantau memang belum ada terjadi penurunan harga,” kata Isy dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, di Grand Ballroom Kempinski, dikutip Selasa (5/3/2024).

Isy menerangkan, ada tiga tiga wilayah dalam pembagian pantauan harga beras. D iantaranya, region A meliputi Jawa, Sulawesi, Sumatera Selatan, Lampung, Bali dan NTB. Region B meliputi Sumatera lainnya, Kalimantan, dan NTT. Serta region C yakni Maluku dan Papua.

Dia mengatakan, meski harga beras premium masih tinggi, kenaikan harga yang terjadi cenderung lebih rendah ketimbang pekan sebelumnya. Bisa dibilang, ada penurunan besaran lonjakan harga dari periode sebelumnya.

“Kalau dibandingkan minggu ini dengan minggu lalu memang tidak terjadi seperti yang minggu-minggu lalu,” kata Isy.

Dalam keterangannya, harga beras tertinggi ada di region C dengan rata-rata Rp 18.800 per kilogram. Diikuti dengan region B sebesar Rp 16.700 per kilogram. Serta region A dengan rata-rata harga Rp 16.200 per kilogram.

Harga eceran tertinggi (HET) beras premium dipatok sebesar Rp 13.900 per kilogram. Dengan begitu, seluruh harga yang berlaku untuk 3 wilayah tersebut masih jauh lebih mahal dari HET.

3 dari 3 halaman

Kemendag Keluarkan Izin Impor Beras

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan izin impor untuk tambahan sebanyak 1,6 juta ton beras tahun ini. Impor beras ini disebut untuk memenuhi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) kedepannya.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menjelaskan pihaknya sudah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan impor beras. Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.

"Kami sudah menerbitkan persetujuan impor, pertama 2 juta ton tahun 2024, dan ada tambahan 1,6 juta ton persetujuan impor sudah diterbitkan," ujar Isy dalam Rapat Koordinasi Pengamanan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri 2024 di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Dia mengatakan, kloter awal impor beras sudah mssuk sebanyak 500 ribu ton. Itu mengacu pada data yang masuk selama Januari-Februari 2024 ini.

"Dari laporan Perum Bulog, realisasinya sudah lebih dari 500 ribu ton pada triwulan pertama ini," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini