Sukses

Calon Panglima Jenderal Agus Subiyanto Ingatkan TNI Tak Boleh Berpolitik Praktis: Ada Sanksinya Jika Melanggar

Calon Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto kembali menegaskan anggota TNI harus bersikap netral pada Pemilu 2024. Agus mengatakan, netralitas TNI dalam Pemilu telah diatur dalam Undang-Undang TNI Nomor 34 Tahun 2004.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, kembali menegaskan TNI harus bersikap netral pada Pemilu 2024. Agus mengatakan, netralitas TNI dalam Pemilu telah diatur dalam Undang-Undang TNI Nomor 34 Tahun 2004.

Hal ini juga diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Salah satunya poin, yakni larangan TNI untuk berpolitik praktis.

"Kita tidak boleh berpolitik praktis. Apabila TNI berpolitik praktis, akan dikenakan hukuman pidana ataupun disiplin, hukuman disiplin dari atasannya," kata Agus kepada wartawan, Senin (13/11/2023).

Terkait netralitas, Agus juga mengaku sudah menyampaikan secara langsung ke Komisi I untuk tidak meragukan sikap netral TNI.

"Koridornya sudah jelas dan netralitas TNI harga mati," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Langkah Netralitas

Dalam kesempatan itu, Agus juga memapaparkan langkah-langkah netralitas TNI kepada komisi I. Salah satunya yang diungkap memberikan buku saku kepada seluruh prajurit .

"Buku saku harus dipunyai oleh seluruh prajurit, kemudian juga memberikan penyuluhan, penekanan kepada seluruh prajurit sampai ke tingkat pangkat terendah apa yang harus dilakukan, apa yang tidak dilakukan," ujar dia.

"Mereka sudah kita berikan buku saku, setiap prajurit. Setiap orang mempunyai buku saku tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan," Agus menandaskan.

3 dari 3 halaman

Dianggap 'Orangnya Jokowi', Ini Respons Calon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto

Sosok Calon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto sering dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, langkah Agus menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono disebut karena kedekatan dengan Presiden Jokowi.

Menanggapi hal itu, Agus mengaku dekat dengan Presiden Jokowi karena sempat berdinas di Solo, Jawa Tengah.

"Jadi memang saya itu berdinas tidak hanya di Solo. Mungkin kebetulan waktu saya di Solo bertemu dengan Pak Jokowi," kata Agus, saat konferensi pers di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (13/11).

Dia pun menjelaskan, kedekatan dengan tokoh lain tak hanya saat berdinas di Solo, tetapi juga saat berdinas di Palu hingga Jawa Barat.

Agus dekat dan memiliki hubungan baik dengan Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola.

"Saya pernah jadi Danrem di Palu, ketemu juga Pak Longki Djanggola, Pasha Ungu sampai sekarang dekat hubungannya. Kebetulan saya pernah Danrem di Bogor ketemu juga dengan Bima Aria terus Pak Dedie wakilnya sampai sekarang kita dekat. Terus saya pernah Pangdam III Siliwangi dengan Pak Ridwan Kamil dan Pak Uu saya dekat juga," ungkap dia.

Oleh karena itu, kedekatan Agus dengan berbagai tokoh lantaran tanggung jawab semasa dia bertugas.

"Jadi bagi saya pada saat saya menjabat saya selalu melaksanakan tugas ya bareng-bareng dalam bentuk forkopimda itu," ucap Agus.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.