Sukses

Denny JA Dorong Puisi Esai Masuk Sekolah

Penggagas Puisi Esai Denny JA, mengapresiasi Pemerintah Sabah, Malaysia yang berkomitmen mengadakan agenda tahunan Festival Puisi Esai ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta - Penggagas Puisi Esai Denny JA, mengapresiasi Pemerintah Sabah, Malaysia yang berkomitmen mengadakan agenda tahunan Festival Puisi Esai ASEAN.

"Terima kasih banyak kepada pemerintahan Sabah yang berkomitmen mengadakan festival tahunan Puisi Esai ASEAN," kata Denny JA.

Pernyataan itu berkenaan dengan Festival Puisi Esai ASEAN yang digelar di Sabah, Malaysia, pada 16-18 Juni 2023.

Denny JA menekankan bahwa sudah saatnya puisi esai masuk ke dalam pelajaran sekolah agar para murid memiliki wadah menceritakan dunia sehari-harinya dengan sentuhan sastra, melalui riset, serta mengawinkan fakta dan fiksi.

"Sastra menjadi stimulator kita semua untuk menggali keindahan, empati dan compasion," sambung Denny JA.

Lebih lanjut ia menjelaskan, menyambut festival puisi esai ASEAN, ia teringat pada seorang penulis bernama Tim Weed.

Tim Weed menyatakan, peristiwa sejarah akan jauh lebih kaya jika dituliskan dalam sastra, seperti dalam genre historical fiction.

"Sastra dapat mengkisahkan sepotong sejarah lebih banyak dan mendalam dibandingkan rekonstruksi sejarah yang sederhana," jelasnya.

"Melalui sastra, kita mengalami dunia baru. Kisah sebenarnya tak hanya kita pahami sebagai data yang kering soal tokoh, peristiwa, tempat dan tahun kejadian. Tapi sastra memberikan sentuhan emosi, membuat kisah ini menjadi personal dengan memasukkan karakter tertentu," kata Denny JA.

Tim Weed sendiri diketahui menulis novel sejarah berjudul Will Poole’s Island (2014). Ia berharap para pembaca novel itu akan memahami asal- usul Amerika abad ke-17 secara berbeda.

"Ia tak hanya mengangkat kembali peristiwa yang dapat diketahui pula melalui buku sejarah. Tapi ia masukkan fiksi yang membuat peristiwa di abad 17 itu memberikan sentuhan emosional dan filosofi yang lebih dalam," kata Denny JA.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bagian Genre Historical Fiction

Puisi esai, sambungnya, adalah bagian dari genre historical fiction itu. Tapi dalam puisi esai, kita tak hanya menceritakan sepotong sejarah yang jauh di masa lalu. Kita juga mengkisahkan peristiwa yang hangat dibicarakan di masa kini.

"Agar lebih mendalam, kita tambahkan fiksi dalam kenyataan yang sebenarnya. Dan kita berikan catatan kaki, agar pembaca dapat menggali kisah sebenarnya," terangnya.

Puisi esai menjadi bentuk terbaru genre historical fiction. Ia bukan novel tapi puisi. Ia tak hanya soal sejarah di masa lalu, tapi juga kisah sebenarnya di masa kini. Ia mewajibkan catatan kaki tentang kisah sebenarnya yang diangkat dalam puisi esai.

"Catatan kaki bukan sekedar penambah keterangan puisi. Catatan kaki dalam puisi esai jauh lebih strategis karena ia menjadi ibu kandung lahirnya puisi di atasnya," tambah Denny JA.

Lebih lanjut ia menyatakan kebahagiaannya bahwa dalam festival puisi esai kali ini, hadir pula buku kumpulan puisi esai soal Anwar Ibrahim. Sebanyak 20 penulis Malaysia dan Indonesia menuliskan sosok Anwar Ibrahim, Perdana Menteri sekarang, dalam bentuk puisi esai.

"Membaca puisi esai itu, saya tak hanya lebih mengenal sosok Anwar Ibrahim sebagaimana yang dapat kita pelajari melalui buku sejarah, atau melalui jurnalisme," kata Denny JA.

"Tapi ada fiksi yang membuat kisah Anwar Ibrahim terasa lebih personal. Ada yang menghubungkan kisah Anwar Ibrahim dengan kisah Ayah penulis. Ada yang menafsir Anwar Ibrahim berdasarkan mitologi Yunani, Oedipus Rex," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.