Sukses

Sahroni Minta Polisi Tertibkan Pengemis Gadungan: Penipuan yang Merugikan Kemanusiaan

Beredar satu video yang menunjukkan seorang pengemis pria tertangkap kamera berpura-pura lumpuh untuk mendapatkan simpati orang.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar satu video yang menunjukkan seorang pengemis pria tertangkap kamera berpura-pura lumpuh untuk mendapatkan simpati orang. Dalam video tersebut terlihat pria ‘lumpuh’ tersebut secara sembunyi-sembunyi melepaskan ikatan di bagian kakinya lalu kembali berjalan seperti biasa.

Hal tersebut lantas menimbulkan reaksi kesal dari para warganet. Sejauh ini, masih belum diketahui lokasi kejadian dari video viral tersebut.

Kejadian tersebut lantas mengundang reaksi Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Politikus NasDem tersebut menilai kebohongan atau modus yang dilakukan oleh para pengemis tersebut tentunya meresahkan masyarakat dan perlu ditertibkan.

“Tentu sangat menyayangkan ada pihak-pihak yang dengan sengaja memanfaatkan kebaikan hati masyarakat. Ini penipuan yang merugikan kemanusiaan. Karenanya saya minta pihak kepolisian untuk segera menertibkan oknum dengan modus-modus seperti itu. Bisa jalin kerja sama dengan Dinas Sosial untuk berikan pelatihan lebih lanjut. Agar setelah ‘dikembalikan’, tidak kembali membohongi orang seperti itu lagi,” ujar Sahroni dalam keterangan, Selasa (2/5/23).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Imbau Masyarakat Hati-Hati

Sebab Sahroni khawatir modus pengemis gadungan seperti ini dapat membuat masyarakat enggan untuk berbagi. Padahal menurut dirinya, masih banyak pihak yang benar-benar membutuhkan kepedulian masyarakat di luar sana.

Atau setidaknya Sahroni menghimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam melihat sosok yang diberi.

“Modus-modus seperti ini yang dikhawatirkan bikin masyarakat ragu berbagi, orang bisa jadi curiga, kan jadi kasihan yang benar-benar membutuhkan. Jadi mungkin sembari ditertibkan, masyarakat bisa lebih selektif dalam berbagi. Yang kelihatan modus jangan diberi, nanti semakin kebiasaan. Bahkan kalau mau lebih aman dan tepat sasaran, bisa salurkan lewat yayasan yatim piatu atau lembaga-lembaga bantuan lainnya,” tutup Sahroni.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.