Liputan6.com, Jakarta - Cuaca hari ini mengawali pekan, Senin (6/2/2023), langit pagi Jakarta diprediksi sebagian besar berawan, kecuali Kepulauan Seribu cerah berawan.
Kemudian siang hingga malam hari nanti, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca seluruh wilayah Jakarta diprakirakan cerah berawan.
Baca Juga
Berbeda, wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat, pada pagi hari ini diprediksi cerah berawan. Hujan dengan intensitas ringan diprakirakan guyur ketiga wilayah tersebut pada siang hari dan malam nanti kembali berawan.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada rentang waktu antara siang hingga malam hari di sebagian wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang. Waspada pula akan terjadinya peningkatan kecepatan angin (angin kencang) yang bersifat lokal di sebagian wilayah Jawa Barat," papar BMKG.
Di Kota Tangerang, Banten, pagi hari ini diprediksi berawan, lalu siang hingga malam hari nanti cerah berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Pusat |  Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Selatan |  Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Timur |  Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Utara |  Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Bekasi |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Depok |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Kota Bogor |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Tangerang |  Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
Musim hujan kini terkadang dibarengi dengan cuaca ekstrem tak menentu. Selain disertai angin, curah hujan lebat dan petir ganas.
Imbauan BMKG Terkait Perubahan Iklim
Sebelumnya, lapisan salju abadi yang ada di Puncak Jaya Wijaya Gunung Cartenz Papua terancam hilang setelah luasannya mengalami penyusutan yang signifikan.
Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrem akibat pemanasan global yang terjadi di dunia beberapa tahun terakhir. Sehingga, tumpukan salju abadi terus mengalami penyusutan.
Dirangkum dari berbagai sumber, keberadaan salju abadi yang ada di puncak gunung Jaya Wijaya ini diprediksi akan hilang dalam kurun waktu 5-6 tahun mendatang.
Peneliti BMKG memantau kondisi salju abadi di puncak gunung wilayah Papua. Hasil dari penelitian tersebut hasilnya mengejutkan, bahwa usia es tersebut tak akan lama lagi.
Diperkirakan sekitar 5-6 tahun salju abadi akan punah dari gunung Papua, setiap tahunnya luas es yang menyusut diperkirakan 10 kali lipat luas lapangan sepak bola Amerika.
Tidak hanya terpengaruh dari elnino dan lanina di Indonesia, kondisi tersebut diperparah oleh tingginya 0 derajat pada atmosfer sehingga pembentukan hujan salju pembentuk es semakin sulit terjadi.
Advertisement
Menyusut
Fungsi dari lapisan es abadi di Indonesia yaitu sama dengan yang di kutub utara, yakni sebagai penyeimbang dan termometer bumi serta dapat menjadi reflektor matahari.
Sementara itu, lapisan es juga dapat menyimpan dan pelumpuh bakteri, virus penyebab penyakit berbahaya. Penyusutan tersebut terdeteksi mulai tahun 2010, peneliti dari BMKG melakukan pemasangan guna memantau keberadaan salju abadi.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, akibat pemanasan global yang terjadi tumpukan salju abadi berkurang sekitar 23,3 meter.
Diprediksi, tahun 2026 mendatang Indonesia akan kehilangan salju abadi yang hanya bisa dijumpai di puncak gunung Jaya Wijaya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.