Sukses

6 Pernyataan Polisi Terkait Tragedi Kanjuruhan Malang Usai Laga Arema Vs Persebaya

Aparat kepolisian angkat bicara terkait tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur pada Sabtu malam 1 Oktober 2022 usai laga pertandingan Derbi Super Jatim antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Liputan6.com, Jakarta - Aparat kepolisian angkat bicara terkait tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur pada Sabtu malam 1 Oktober 2022 usai laga pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan,  34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," ujar Nico dikutip dari Antara.

Sementara itu, sebelumnya, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto membenarkan adanya korban yang bertambah dalam peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.

Kombes Pol Dirmanto mengatakan, dua dari korban meninggal adalah polisi. Anggota Polsek Sumbergempol, Tulungagung, Bripka Andik dan Anggota Polsek Dongko, Polres Trenggalek, Briptu Fajar Yoyok.

Sementara itu, Mabes Polri pun menurunkan Tim Disaster Victim Investigation (DVI) dalam rangka membantu mengidentifikasi ratusan korban tewas atas tragedi Kanjuruhan.

Berikut sederet pernyataan polisi terkait tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur pada Sabtu malam 1 Oktober 2022 usai laga pertandingan Derbi Super Jatim antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Sebut 3.000 Penonton Turun ke Lapangan Usai Laga Arema Vs Persebaya

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengungkapkan, informasi awal ada 127 orang tewas dalam tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. Di antara korban tewas tersebut ada dua personel polisi yang meninggal dalam kejadian tersebut.

Tragedi tersebut terjadi usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022).

Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya yang dikutip dari Antara.

Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto lalu menyebut korban meninggal bertambah menjadi 129 orang. Dari 129 orang yang meninggal dunia tersebut, dua orang merupakan polisi. Anggota Polsek Sumbergempol, Tulungagung, Bripka Andik dan Anggota Polsek Dongko, Polres Trenggalek, Briptu Fajar Yoyok.

Korban yang meninggal dunia masih berpotensi bertambah. Sebab, sejauh ini ada sebanyak 180 orang yang sedang dirawat di beberapa rumah sakit yang tersebar di Malang Raya. Antara lain, Rumah Sakit Hasta Husada Kepanjen, RS Wava Husada Kepanjen, RS Teja Husada Kepanjeng.

Kemudian, RS Kanjuruhan Kepanjen, RSI Gondanglegi, Puskesmas Gondanglegi, RS Ben Mari Pakisaji Malang, RSU Pindad Turen, RS Salsabila, RSBK Turen dan RS Saiful Anwar Malang.

"Bripda Agmal Khan Muhammad Sat Samapta Polres Trenggalek dirawat di RS Bhayangkara Batu," ujar Dirmanto.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur Budi Santosa kemudian mengungkapkan jumlah terbaru korban meninggal dunia akibat peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi 174 jiwa.

"Sementara itu, korban yang mengalami luka berat ada 11 jiwa dan luka ringan yaitu 298 jiwa," ujar Budi, Minggu (2/10/2022).

3 dari 7 halaman

2. Beberkan Suporter Rusuh Karena 23 Tahun Arema Tidak Pernah Kalah dari Persebaya

Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengungkapkan, pihaknya serta instansi terkait sudah melaksanakan rapat beberapa kali sebelum pertandingan Arema FC vs Persebaya digelar.

Pertandingan ini disepakati hanya dihadiri oleh suporter dari Arema saja. Sedangkan suporter Persebaya, hanya menonton bareng (nobar) di wilayah masing-masing.

"Proses pertandingan tidak ada permasalahan hingga selesai," ujar Irjen Nico.

Permasalahan terjadi pada saat pertandingan telah selesai, lantaran ada rasa kekecewaan dari penonton yang melihat tim kesayangannya kalah.

"Selama 23 tahun bertanding (Arema) tidak pernah kalah namun pada malam ini kalah dengan Persebaya," ucap Irjen Nico.

Kekalahan itu yang membuat para suporter turun kelapangan dan berusaha mencari official dan pemain untuk menanyakan kenapa tim kesayangannya sampai kalah atau melampiaskan kekecewaan.

"Oleh karena itu, petugas keamanan berusaha melakukan upaya pencegahan dan melakukan upaya pengalihan supaya merekan tidak bertambah masuk ke tengah lapangan," ujar Irjen Nico.

Dalam prosesnya itu, untuk melakukan upaya pencegahan sampai dilakukan tembakan gas air mata.

"Karena sudah mulai anarkis, menyerang petugas, merusak mobil. Dan karena adanya gas air mata, maka mereka pergi keluar ke suatu titik," ucap Irjen Nico.

"Kemudian terjadi penumpukan dan terjadi sesak nafas atau kehabisan oksigen, dan sudah ada upaya pertolongan dari tim medis dan dievakuasi ke beberapa rumah sakit," tambah Irjen Nico.

 

4 dari 7 halaman

3. Jelaskan Alasan Gas Air Mata Disemprotkan

Kepolisian menyebut suporter yang berbuat anarkis jadi alasan utama ditembakannya gas air mata di Stadion Kanjuruhan Malang saat laga Arema lawan Persebaya.

Tragedi pilu itu terjadi seusai Arema FC kalah 2-3 dari tamunya, Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Aremania (suporter Arema) meluapkan kekecewaannya dengan masuk ke lapangan. Situasi yang tak terkendali itu berakhir jadi duka.

Irjen Nico mengatakan, selama 2x45 menit pertandingan berjalan lancar tanpa gejolak berarti. Namun usai pertandingan, sejumlah suporter yang tak puas dengan hasil itu turun dari tribun lalu merangsek masuk ke dalam lapangan.

"Masalah terjadi usai pertandingan, mereka kecewa kalah di kandang sendiri sebelumnya selama 23 tahun tak pernah kalah," kata Nico.

Hal itu menggerakkan penonton turun ke tengah lapangan untuk mencari pemain dan ofisial Arema FC guna melampiaskan kekecewaannya. Dalam prosesnya, sambung Nico, hal itu dinilai membahayakan keselamatan tim Persebaya maupun Arema.

Petugas keamanan yang berusaha menghalau tak digubris. Situasi kacau tak terkendali, bahkan ada beberapa petugas yang mendapat pukulan dari suporter. Karena itulah petugas kepolisian kemudian melepaskan tembakan gas air mata.

"Mereka pergi ke satu titik di pintu 12 kemudian ada penumpukan dan di sana (menyebabkan) kekuarngan oksigen, sesak napas. Tim medis di dalam stadion berupaya menolong," ujar Nico.

Ia mengatakan, tidak semua dari total 42 ribu penonton yang memenuhi Stadion Kanjuruhan berbuat anarkis. Diperkirakan ada sekitar 3 ribu penonton yang merangsek masuk lapangan.

"Jadi kalau semua patuh aturan maka kami akan kerja baik," terang Nico.

Dari seluruh korban jiwa itu, 34 orang meninggal dunia saat di stadion dan 93 orang meninggal dunia di rumah sakit. Selain korban jiwa, sampai Minggu pagi ini masih ada 180 orang yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Malang. Seluruhnya sesak nafas kekurangan oksigen.

"Selain itu, ada 10 mobil dinas polisi dan 3 mobil pribadi rusak. Kami menyesalkan, prihatin dan sangat berduka cita atas kejadian ini,” ujar Nico.

Kepolisian akan terus mengecek kondisi di lapangan guna memastikan tidak ada korban tertinggal baik di dalam maupun di area stadion. Nico meminta untuk saat ini agar semua pihak fokus ke upaya penanganan korban.

"Nanti akan ada penjelasan lebih lanjut dan mohon beri kami waktu untuk pendalaman lebih lanjut," kata Nico.

 

5 dari 7 halaman

4. Polri Turunkan Tim DVI Percepat Identifikasi Korban Tewas

Mabes Polri menurunkan Tim Disaster Victim Investigation (DVI) dalam rangka membantu mengidentifikasi ratusan korban tewas atas tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai laga derby antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

"Terkait kasus yang di Malang saat ini Mabes Polri menurunkan Tim DVI ke Malang untuk berkoordinasi dengan Tim DVI Polda Jatim dan rumah sakit setempat guna mempercepat teridentifikasinya korban," tutur Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).

Sejauh ini, lanjut Nurul, petugas kepolisian masih terus memberikan pertolongan medis kepada para korban.

"Bahwa Mabes Polri saat ini melakukan identifikasi korban dan memberikan pertolongan medis kepada para korban yang saat ini masih dirawat di rumah sakit," kata Nurul.

 

6 dari 7 halaman

5. Kata Polri soal Kritik Penggunaan Gas Air Mata dalam Tragedi Arema

Sejumlah pihak mengkritik penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan saat pengendalian massa dalam tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Terkait sorotan penggunaan gas air mata ini, Mabes Polri menyatakan, pihaknya tengah fokus bekerja melakukan penanganan pascainsiden maut di Stadion Kanjuruhan, Malang.

"Biar tim bekerja dulu dari Polda Jatim," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Minggu (2/10/2022).

Dedi enggan menanggapi lebih jauh terkait dugaan langkah penanganan yang berlebihan ataupun kelalaian dari aparat kepolisian saat terjun ke lapangan menangani massa. 

"Jangan berandai-andai dulu, biar tim bekerja," kata Dedi.

Menurut Dedi, Polda Jawa Timur masih terus bekerja bersama dengan PT Liga Indonesia Baru sebagai operator pertandingan, dan stake holder terkait lainnya dalam rangka menangani insiden tersebut.

"Langkah saat ini tim DVI Dokkes Polri siang ini akan berangkat segera ke Malang untuk back up Tim DVI Polda Jatim dan dokter setempat guna percepatan identifikasi korban dan fokus untuk memberikan pertolongan medis kepada korban-korban yang saat ini dirawat di beberapa rumah sakit," ucap Dedi.

 

7 dari 7 halaman

6. Polri Pastikan Evaluasi Menyeluruh Tragedi Arema

Polri akan mendalami setiap unsur penyebab terjadinya tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Termasuk juga soal penggunaan gas air mata dalam upaya pengendalian massa suporter Arema yang turun ke lapangan dari tribun penonton.

"Sekali lagi saya minta rekan media untuk sabar, karena Pak Kapolri dan Pak Menpora hari ini melakukan rapat dulu bersama Pemerintah Daerah Provinsi Jatim, tentunya sesuai arahan Presiden berikan kesempatan kepada penyidik untuk bekerja, nanti hasilnya disampaikan," tutur Dedi.

Menurut Dedi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tengah bersiap bertolak ke Malang, Jawa Timur. Berdasarkan informasi, keberangkatan pejabat tinggi Polri dilaksanakan sekitar pukul 14.00 WIB melalui VIP Bandara Soekarno Hatta.

"Dievaluasi dulu secara menyeluruh, kita tidak boleh buru-buru menyimpulkan, secara menyeluruh agar komprehensif dan nanti hasil secara menyeluruh akan disampaikan," jelas Dedi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.