Sukses

Gus Jazil: Deklarasi Koalisi PKB, PKS, Demokrat Tinggal Tunggu Waktu

Waketum PKB Jazilul Fawaid menyatakan, partainya bersama PKS dan Demokrat sudah sering melakukan komunikasi secara diam-diam jelang Pilpres 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat dikabarkan segera mendeklarasikan koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid menyatakan, ketiga parpol ini sudah sering berkomunikasi secara diam-diam.

“Diam-diam sudah pacaran, saling komunikasi menyusun visi dan rencana baik untuk bersama-sama memberikan yang terbaik,” kata Jazilul kepada wartawan, Jumat (17/6/2022).

Politikus yang akrab disapa Gus Jazil ini menyebut, deklarasi koalisi antara PKB, PKS, dan Demokrat akan dilakukan dalam waktu dekat.

“Pengumuman kan soal teknis, tidak ada yang terburu-buru. Sambil nunggu hari yang cuaca terang. Semoga tidak ada aral melintang, pengumuman deklarasi hanya tinggal menunggu waktu,” kata dia.

Sebelumnya, Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi menyatakan, partainya dan PKB berharap segera terbentuk poros ketiga. Dengan demikian, maka tidak hanya dua paslon yang akan bertarung di Pilpres 2024.

“Saya berharap poros ketiga, kenapa? karena yang 1 sudah jelas porosnya, kedua sudah jelas, yang ketiga ini membongkar kebuntuan,” kata Aboe di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (9/6/2022).

Aboe berharap, pertemuan PKB dan PKS bisa menarik banyak parpol lain merapat, seperti NasDem dan Demokrat, untuk membuat koalisi ketiga. Sebab pihaknya hanya butuh 7 kursi atau satu partai untuk bisa mengusung capres

“Pertemuan gabungan ini akan jadi magnet yang keras, magnet yang baik untuk para partai yang lain yang bergabung, kalau 50 sama 58, tinggal 7, artinya tinggal 1 partai. Ya kita lihat lah semoga berjalan panjang umurnya dan bisa bertahan,” kata dia.

“Kita siap dengan Nasdem, kita siap Demokrat, kita siap dengan yang lain, kita siap enggak ada masalah,” sambungnya.

Sementara terkait nama capres yang akan diusung, Aboe menyatakan PKS tidak masalah bisa Ketum PKB Muhaimin Iskandar menjadi Capres.

“Misalkan AMI mau presiden, silahkan bismillah enggak apa-apa kita enggak ada masalah,” pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

PKB Lebih Cocok Bareng PKS

Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, menyebut partainya akan sulit untuk melamar "partai gajah" alias partai besar untuk berkoalisi di Pilpres 2024. Apalagi, PKB ingin sang ketua umum, Muhaimin Iskandar menjadi calon presiden (capres).

Oleh karena itu, menurut Jazilul, PKB lebih mudah mencari kecocokan dengan partai yang sederajat seperti PKS untuk membentuk koalisi. PKB dan PKS sendiri saat ini masih penjajakan untuk melakukan koalisi.

"Koalisi itu ibarat pernikahan, ada syaratnya harus sekufu atau sederajat. PKB dengan PKS itu satu derajat, gampang untuk mencari kecocokan, untuk mencari maharnya karena kita sama-sama partai tengah sehingga mudahkan jalan komunikasinya," ungkap Jazilul dalam keterangannya, Selasa (14/6/2022).

"Berbeda kalau PKB melamar 'partai gajah' di mana PKB ingin jadi capres, itu kan pasti dianggap enggak sekufu," tambahnya.

Koalisi PKB-PKS bakal mengajak partai politik lain untuk bergabung. Tapi, partai yang telah bergabung dengan koalisi, tidak akan diganggu, misalnya yang sudah gabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"PKB punya tata krama. Kalau orang sedang lamaran jangan ikut melamar, kecuali nanti begitu lamarannya batal, mau balik, ya kita terima. Misalkan sekarang KIB lagi pacaran, kan kita enggak ganggu. Kalau nggak jadi, namanya orang patah hati ya kita terima," terang Jazilul.

"Gitu kan wajar-wajar saja. Kami juga nggak ingin jomblo, wajar-wajar saja. Mau dibilang test water, silakan. Mau dibilang pacaran dini, silakan," imbuh wakil ketua MPR RI ini.

3 dari 3 halaman

Koalisi PKB-PKS Masih Belum Pasti

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PKS, Aboebakar Alhabsy, menyebut belum ada yang pasti terkait proses koalisi dengan PKB. Dia mengatakan, segala kemungkinan masih dapat terjadi.

Aboe mengibaratkan koalisi seperti mencari jodoh, membutuhkan waktu untuk prosesnya. Dia mengatakan, PKS dan PKB masih dalam tahap penjajakan.

"Artinya semua proses koalisi belum ada yang pasti, semua penjajakan. Hal ini biasa dalam politik, termasuk juga komunikasi kami dengan PKB. Istilahnya sebelum ada janur melengkung, semua masih bisa terjadi," ungkap Aboe kepada wartawan, dikutip Rabu (15/6).

Aboe menuturkan, membangun koalisi bukan hal yang mudah. Sebab, antara dua partai membutuhkan chemistry yang tepat untuk berkoalisi.

Selain itu, koalisi, kata dia, juga perlu mempertimbangkan pemenuhan ambang batas pencalonan presiden. Sehingga, wacana koalisi bersama PKB masih perlu satu partai lagi agar dapat mengusung capres-cawapres di Pilpres 2024.

"Kita juga harus memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential treshold. Sebagai partai menengah ini adalah salah satu tantangan buat kami, karena PKB-PKS saja enggak cukup, harus cari satu partner lagi," papar anggota Komisi III DPR RI ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.