Sukses

KSP Moeldoko Motivasi Santri Jadi pemimpin Bangsa

KSP, Moeldoko sendiri antusias memotivasi para santri untuk berani meletakkan impian besar setinggi mungkin menjadi pemimpin bangsa.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mendapat permintaan dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, Jawa Timur, untuk menyampaikan motivasi kepada para santri.

Kebetulan, Moeldoko sedang menunaikan salat Jumat di masjid pondok pesantren tersebut. Kesempatan itu dimanfaatkan langsung pihak pesantren. Moeldoko sendiri antusias memotivasi para santri untuk berani meletakkan impian besar setinggi mungkin menjadi pemimpin bangsa.

"Kalian sangat beruntung bisa mengenyam pendidikan di pesantren, yang dapat memberikan pendidikan karakter yang kuat dan pendidikan agama Islam secara komprehensif. Percayalah, kalian bisa meraih mimpi apa pun. Jadi pemimpin bangsa, bisa," ujar KSP Moeldoko, dalam rilis yang diterima wartawan.

Moeldoko kemudian mengutip buku "Perang Kebudayaan (Ghazwul Fikr)” yang ditulis pemimpin spiritual Iran, Ayatullah Ali Khamenei. Mewanti-wanti para santri, KSP Moeldoko mengatakan, serangan kepada unsur-unsur kebudayaan umat itu dilakukan dengan menghilangkan keyakinan, mendegradasi kekuatan ideologi dan menghilangkan kebanggaan atas identitas bangsa.

"Fenomena ini sudah terjadi. Namun saya yakin sistem pendidikan di pesantren-pesantren bisa memperkuat identitas keagamaan sekaligus identitas bangsa," kata KSP.

Karena itulah, kata dia, maka setiap pemimpin itu sewajibnya mengutamakan keadilan. "Seperti firman Allah dalam Al-Quran, surat Shad ayat 26, "Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT..."

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penuh Kehangatan

Moeldoko, yang disambut penuh kehangatan oleh pengasuh Ponpes KH. Asep Saifuddin Chalim, juga menceritakan pentingnya pendidikan agama dalam membentuk dirinya sekarang.

"Dulu, saya itu tidurnya di langgar (mushola). Kalau telat bangun sholat shubuh, Pak Kyai dulu sudah siap dengan penjalin (sejenis rotan). Disiplin sekali, benar-benar digembleng. Saya nggak akan jadi jenderal kalau tidak digembleng dengan pendidikan agama," kata Moeldoko.

Kyai Asep juga mengapresiasi bentuk perhatian Moeldoko ke pendidikan pesantren. Ia pun mengatakan bahwa ekosistem pesantren siap mengawal guru-guru pendidik dalam menangkal radikalisme di lingkungan sekolah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.