Sukses

Ancaman Gelombang 3 Covid-19 Jelang Nataru, KSP: Bukan Menakut-Nakuti

Kantor Staf Presiden (KSP) menghimbau semua masyarakat untuk tidak terlena dengan semakin terkendalinya situasi Covid-19 di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kantor Staf Presiden (KSP) menghimbau semua masyarakat untuk tidak terlena dengan semakin terkendalinya situasi Covid-19 di Indonesia. Pasalnya, ada ancaman gelombang ketiga Covid-19, terutama menjelang perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).

"Pemerintah tidak ingin menakut-nakuti, tapi meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah mempelajari kasus yang telah ada dari berbagai negara lain yang terkena lebih dahulu dan kita tidak ingin kondisi pontang-panting terjadi lagi di Indonesia," kata Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo dikutip dari siaran persnya, Sabtu (11/12/2021).

Dia mengajak masyarakat di Kota Salatiga, Jawa Tengah bekerja sama dengan pemerintah menangkal munculnya gelombang ketiga Covid-19. Abraham menjelaskan kondisi virus corona menjelang Nataru yang sangat dinamis mengharuskan pemerintah untuk menyesuaikan kebijakan penanganan Covid-19.

"Kondisi menjelang Nataru sangat dinamis, banyak perubahan yang membuat Pemerintah pun harus menyesuaikan kebijakan," jelasnya.

"Di sini kami hadir untuk mendengar masukan dari masyarakat. Sebagaimana disampaikan Presiden, pandangan masyarakat harus didengarkan karena Indonesia tidak mungkin bisa berhasil melawan pandemi tanpa dukungan masyarakat," sambung Abraham.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kluster Sekolah

Sementara itu, Salatiga adalah kota menjadi contoh dalam pengendalian gas dan rem Covid-19. Namun, Kota ini sempat diguncang oleh penemuan kluster di salah satu Sekolah Dasar (SD) dengan belasan guru dan pelajar dinyatakan terpapar Covid-19 pekan lalu.

Pemerintah Kota Salatiga pun memutuskan untuk menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sekolah tersebut.

"Kita sudah 3 bulan mencatatkan kematian 0 akibat COVID-19, begitu juga dengan kasus baru. Salatiga terkenal cepat mencari kontak erat. Namun perlu diakui masih banyak masyarakat yang tidak mau diperiksa meski kontak erat dengan pasien COVID-19," tutur Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga, Siti Zuraidah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.