Sukses

Soal Potensi Tsunami 8 Meter di Cilegon, BMKG: Itu Peta Bahaya dengan Skenario Terburuk

Dia menyebut, bila skenario terburuk terjadi sudah disiapkan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya korban dan kerusakan dahsyat akibat tsunami.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meluruskan kabar akan terjadinya tsunami di Cilegon, Banten. Menurutnya, tsunami tersebut belum pasti terjadi.

Dia menjelaskan, BMKG hanya memetakan wilayah bahaya bencana. Soal akan terjadi tsunami hanya bagian skenario terburuk.

"Oh enggak. Itu peta, peta bahaya wilayah Indonesia ini kan pantainya kan banyak yang potensial tsunami, termasuk di Cilegon. Jadi itu peta bahaya yang disusun duluan dengan skenario terburuk, jadi hanya untuk mitigasi aja," katanya saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/12/2021).

"Jadi kemungkinan tidak terjadi juga, kita enggak ngerti, namanya juga mitigasi itu kan menjaga," sambungnya.

Dia menyebut, bila skenario terburuk terjadi sudah disiapkan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya korban dan kerusakan dahsyat akibat tsunami.

"Sudah ada latihan latihan juga di daerah Cilegon itu," ucapnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejumlah Pantai Berpotensi Tsunami

Dwikorita sendiri tidak mengetahui apakah akan terjadi tsunami di Cilegon. Tetapi dia mengakui sejumlah pantai di wilayah Indonesia berpotensi terjadi tsunami.

Seperti di pantai Barat Sumatera dari Aceh hingga Lampung. Kemudian, Selat Sunda, pantai Selatan Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara hingga pantai Selatan Papua.

"Itu kan Samudera Hindia itu rawan tsunami. Kemudian dari Samudera pasifik rawan tsunami, kemudian Selat Makassar juga, jadi seperti itu hal yang sudah banyak diketahui saya rasa sudah terlalu sering kita sampaikan juga," terangnya.

Reporter: Genan Kasah

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.