Sukses

Hanura: Ajakan Jokowi Benci Produk Asing Bentuk Perhatian pada UMKM

Menurut Inas, pemilihan kata benci bentuk ekspresi kekecewaan Jokowi kepada market place.

Liputan6.com, Jakarta- Ketua Dewan Penasihat Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir meyakini maksud Presiden Jokowi mengajak masyarakat untuk membenci produk luar negeri mempunyai maksud yang baik. Karena itu ia meminta agar pernyataan Jokowi itu tidak lagi dijadikan polemik.

Ajakan itu Jokowi sampaikan saat membuka rapat kerja nasional (rakernas) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis 4 Maret 2021.

Inas menilai tidak ada yang salah dari pernyataan Jokowi di depan jajaran Kemendag.

"Beliau mengajak kita untuk cinta dan bangga pada produk dalam negeri, yang kemudian dilanjutkan dengan ucapan bencilah produk impor, karena konteksnya pada saat itu adalah market place," kata Inas kepada wartawan, Jumat (5/3/2021).

Inas melanjutkan, pernyataan Jokowi merespons market place yang lebih banyak menawarkan produk-produk impor ketimbang produk UMKM Indonesia. Bahkan, kata Inas, platform asli Indonesia pun lebih banyak menawarkan barang-barang impor.

"Apakah Pak Jokowi kecewa? Sudah pasti! Sebagai Presiden, beliau selama ini banyak memberikan perhatian kepada UMKM dan IKM," ujar Inas.

Sayangnya masyarakat lebih senang membeli barang impor di market place. "Sehingga membuat beliau gundah dan harus serius mengajak masyarakat beralih membeli produk UMKM kita dengan propaganda anti barang import di market place," katanya.

Menurut Inas, pemilihan kata benci bentuk ekspresi kekecewaan Jokowi kepada market place. Pesan dan semangat dari pernyataan Jokowi sangat jelas membela produk lokal. "Masa kita enggak cinta sama produk bangsa sendiri?" kata Inas.

Sedangkan politikus Partai Hanura I Gede Pasek Suardika menganjurkan publik agar memahami sebuah diksi secara utuh. Pernyataan Jokowi mengambil diksi untuk melakukan hentakan bagaimana mencintai produk dalam negeri.

"Bahasa hentakan itu agar semua lebih mendengar ajakan tersebut," kata Pasek.

Pasek menambahkan, asing itu bisa menjadi bahasa kiasan untuk membeli produk yang memang kita ketahui dan butuhkan. Sebab, lanjut dia, sesuatu yang asing itu memiliki makna yang lebih luas.

"Narasi begitu kan hanya sekadar cara dan itu pernah sukses di Korea Selatan ketika warga negaranya alergi dengan produk Jepang dan memilih produk sendiri. Hasilnya sangat dahsyat bagaimana industri Korea Selatan berkembang pesat karena pasar konsumennya kuat," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Benci Produk Asing

Jokowi  sebelumnya meminta program bangga buatan Indonesia terus didukung instansi seperti Kementerian Perdagangan (Kemendag). Caranya dengan membuat kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar produk nasional. 

Tak hanya menggaungkan tentang cinta produk lokal, ajakan ke masyarakat yang perlu digaungkan juga membuat mereka mulai meninggalkan bahkan diibaratkan membenci produk impor.

"Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan. Produk-produk dalam negeri gaungkan. Gaungkan juga benci produk-produk dari luar negeri," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan dari Istana Negara Jakarta, Kamis (4/3/2021).

Jokowi pun menyebutkan alasan meminta menggaungkan kecintaan terhadap produk luar dalam negeri dan sebaliknya untuk produk luar negeri atau produk impor.

"Bukan hanya cinta, tapi benci. Cinta barang kita, benci produk dari luar negeri. Sehingga betul-betul masyarakat kita menjadi konsumen yang loyal untuk produk-produk Indonesia," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.