Sukses

7 Fakta Terkait Banjir yang Rendam Bekasi dan Karawang

Banjir yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Bekasi dan Karawang, Jawa Barat akibat tanggul Sungai Citarum di Kampung Babakan Banten, Sumber Urip, Pebayuran, Kabupaten Bekasi jebol.

Liputan6.com, Jakarta - Akhir pekan lalu, Minggu, 21 Februari 2021 banjir turut merendam kawasan Kabupaten Bekasi dan Karawang, Jawa Barat.

Banjir yang terjadi di beberapa wilayah itu akibat tanggul Sungai Citarum di Kampung Babakan Banten, Sumber Urip, Pebayuran, Kabupaten Bekasi jebol.

Sejak pukul 01.00 WIB pada Minggu, 21 Februari 2021, sejumlah desa terdampak banjir. Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB mengatakan, banjir melanda 4 desa, yaitu Desa Sukaurip, Karangsegar, Bantasari dan Sumber Urip. Keempat desa berada di Kecamatan Pebayuran.

"Banjir mengakibatkan 5 unit rumah hanyut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam siaran tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Selain tanggul jebol, intensitas hujan yang tinggi juga semakin memperparah banjir. Seperti yang terjadi di Karawang. Setidaknya 34 desa di 15 kecamatan terdampak banjir.

Sementara itu, menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, diperkirakan ada sekitar 10 ribu kepala keluarga (KK) dari empat desa yang mengalami musibah banjir di Kabupaten Bekasi.

"Ini ada sekitar 10 ribu KK dari empat desa jebol tanggulnya semalam sekitar jam 22.00 WIB, sekarang terendam semuanya," tutur Yusri.

Berikut deretan fakta terkait banjir yang terjadi di Kabupaten Bekasi dan Karawang pada akhir pekan lalu dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

Buat Warga Mengungsi

Jebolnya tanggul Sungai Citarum disebabkan oleh debit air yang tinggi. Hujan dengan intensitas tinggi turun sejak Jumat, 19 Februari 2021 mengakibatkan air di aliran sungai meluap.

Kasi Rehabilitasi, Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Hendra menyebut, tanggul yang jebol mengakibatkan air tumpah ke perumahan warga. Ketinggian air di sekitar permukiman warga mencapai 1,5 meter.

Para warga terdampak banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Citarum itu sudah dievakuasi ke Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Bekasi.

"Sudah diungsikan di gedung sarpras (sarana dan prasarana) BNPB dekat lokasi," ujar Hendra saat dikonfirmasi, Minggu, 21 Februari 2021.

 

3 dari 9 halaman

4 Desa Terdampak Banjir, 5 Rumah Hanyut

Tanggul Sungai Citarum di Kampung Babakan Banten, Sumber Urip, Pebayuran, Kabupaten Bekasi jebol pada Minggu dini hari, 21 Februari 2021. Sejumlah desa terdampak banjir yang mulai terjadi pukul 01.00 WIB tersebut.

Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB mengatakan, banjir melanda 4 desa, yaitu Desa Sukaurip, Karangsegar, Bantasari dan Sumber Urip. Keempat desa berada di Kecamatan Pebayuran.

"Banjir mengakibatkan 5 unit rumah hanyut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, dalam siaran tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menurut dia, petugas BPBD Kabupaten Bekasi melaporkan tinggi muka air antara 1 hingga 2,5 meter.

 

4 dari 9 halaman

28.329 Jiwa Terdampak Banjir di Karawang

Raditya Jati memaparkan, jebolnya tanggul Sungai Citarum tak hanya menyebabkan 4 desa di Kabupaten Bekasi terendam banjir.

Sementara di Karawang, 34 desa di 15 kecamatan terdampak banjir yang juga disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi.

Berdasarkan pantauan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir Kabupaten Karawang mulai terjadi pada pukul 22.00 WIB, Sabtu 20 Februari 2021.

"Sebanyak 34 desa di 15 kecamatan terdampak banjir. Banjir disebabkan antara lain akibat hujan intensitas tinggi dan luapan Sungai Citarum," kata Raditya Jati.

Menurut dia, 15 kecamatan terdampak tersebut yaitu Kecamatan Rengasdengklok, Telukjambe Barat, Tirtajaya, Pedes, Cikampek, Purwasari, Ciampel, Pangkalan, Klari, Tempuran, Tirtamulya, Jatisari, Rawamerta, Karawang Barat dan Cilamaya Wetan.

Jumlah warga terdampak mencapai 9.331 kepala keluarga atau 28.329 jiwa, sedangkan 1.075 kepala keluarga di antaranya atau 4.184 jiwa mengungsi.

Banjir mengakibatkan 8.539 unit rumah terendam dan sejumlah infrastruktur terdampak. Petugas di lapangan masih terus melakukan pendataan lanjutan.

 

5 dari 9 halaman

Ada Warga Masih Terisolasi karena Banjir

Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta dikerahkan untuk membantu warga yang terkena dampak. Tanggul jebol berlokasi di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi.

Menurut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta Hendra Sudirman, masih banyak yang terisolir akibat arus yang cukup deras dan tinggi.

"Satu tim rescue Basarnas sudah berada di lokasi untuk melakukan assessment menentukan jalur evakuasi dari area yang terdampak, kami juga mengirimkan personil tim rescue tambahan dari Basarnas spesial grup untuk bergerak sore tadi," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 22 Februari 2021.

Hendra menyampaikan hingga pukul 21.00 WIB tadi malam, tim rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta dengan dibantu unsur gabungan dari Gerebek dan Laskar Merah Putih sudah berhasil melakukan evakuasi 30 orang warga yang terjebak banjir ke tempat yang lebih aman.

Hendra mengambarkan situasi dilokasi minim penerangan dan sinyal alat komunikasi sangat sulit diakses hingga saat ini.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan evakuasi terhadap warga hingga malam ini karena masih banyak yang terisolir," tandas dia.

 

6 dari 9 halaman

Banjir Akibat Tanggul Citarum Jebol

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meninjau lokasi jebolnya tanggul Sungai Citarum yang mengakibatkan banjir di sekitar kawasan Bekasi dan Karawang, Jawa Barat.

Pasca pengecekan tersebut, Menteri Basuki mengutarakan bahwa jebolnya tanggul sungai dan irigasi telah mengakibatkan wilayah sekitar rata tergenang banjir.

"Kita lihat tadi ada beberapa tanggul-tanggul yang jebol. Bukan hanya tanggul sungai, tetapi juga tanggul-tanggul saluran irigasi. Itu muka airnya sudah rata semua," jelasnya dalam sebuah siaran video, Senin, 22 Februari 2021.

Dijelaskan Menteri Basuki, jebolnya tanggul sungai dan irigasi tersebut membuat luapan air di hilir Bendungan Jatiluhur masuk ke Sungai Cibeet sebagai anak Sungai Citarum. Otomatis debit air yang masuk ke Sungai Citarum bertambah dari kondisi normal sekitar 900 m3 per detik.

"Jadi walaupun dari Jatiluhur dikurangi output-nya karena hanya untuk menggerakan listrik, tapi karena bergabung dengan Sungai Cibeet menjadi 1.300 m3 per detik. Daya tampungnya, kapasitasnya 1.100 m3 per detik sehingga memang itu meluap," terangnya.

Mengantisipasi hal tersebut, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum telah menggerakan alat berat untuk menutup aliran sungai dari tanggul jebol agar tak terjadi banjir dengan ketinggian lebih besar.

"Kami sudah bergerak alat berat dair Balai Besar Sungai Citarum untuk segera menutup. Kalau kita lihat ada tenda biru, itu sudah mulai bekerja untuk menutup itu," imbuh Menteri Basuki.

Peninjauan tersebut dilakukan menggunakan helikopter dari Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta selama sekitar 1 jam.

 

7 dari 9 halaman

Polisi Siapkan Posko Pengungsian dan Dapur Umum

Polisi membantu masyarakat terdampak banjir akibat tanggul jebol Sungai Citarum di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Diperkirakan ada sekitar 10 ribu kepala keluarga (KK) dari empat desa yang mengalami musibah tersebut.

"Ini ada sekitar 10 ribu KK dari empat desa jebol tanggulnya semalam sekitar jam 22.00 WIB, sekarang terendam semuanya," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.

Yusri menyebut, pihaknya berupaya menyediakan sejumlah fasilitas posko pengungsian dan dapur umum untuk masyarakat terdampak banjir. Evakuasi pun terus dilakukan menggunakan perahu karet bersama dengan TNI dan Tim SAR.

"Sekarang ini kita akan siapkan dapur lapangan atau dapur umum yang bisa memuat sekali masak 500 sampai 750 makanan sekali masak," jelas dia.

Kondisi banjir yang cukup parah membuat petugas juga menggunakan alternatif udara untuk melakukan pencarian dan distribusi logistik.

"Dari Polda Metro Jaya kita kasih bantuan sembako dan ada bantuan dari helikopter dari Mabes Polri dan TNI untuk memberikan bantu langsung," Yusri menandaskan.

 

8 dari 9 halaman

Ribuan Personel Gabungan TNI-Polri Disiagakan

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memantau tanggul di Sungai Citarum di Kabupaten Bekasi yang dilaporkan jebol. Mereka ingin memastikan kondisi warga yang terkena dampak banjir.

Fadil Imran menyampaikan, 1.800 personel gabungan TNI dan Polri disiagakan di lokasi bencana. Dia menyebut, mereka fokus untuk mengevakuasi dan menyalurkan logistik kepada para korban tanggul jebol.

"Bahwa kita melakukan 4 hal. Pertama evakuasi, kedua akomodasi, ketiga logistik, dan kesehatan. tujuannya yang terdampak itu mendapatkan layanan kesehatan, layanan makanan, logistik dan ketiga adalah memastikan keselamatan jiwa bisa diamankan," kata dia, Senin, 22 Februari 2021.

Kapolda Imran bersama dengan Pangdam Jaya tengah berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan lain untuk meminimalkan dampak air yang meluber ke pemukiman warga

"Proses evakuasi yang lebih efektif bagaimana supaya air ini tidak menerus kita evaluasi. Supaya dampaknya bisa kita kurangi," ucap dia.

Di tempat yang sama, Dudung menerangkan, TNI mengirimkan 150 pasukan yang dilengkapi dengan peralatan evakuasi untuk menjangkau daerah yang masih terisolir karena banjir akibat tanggul jebol.

"Tadi malam bantuan personel. Teknis bagaimana menjangkau yang tidak terjangkau," jelas dia.

Dudung mengaku mengalami kendala dalam mengevakuasi warga. Menurut dia, sebagian di antaranya memilih bertahan dan enggan meninggalkan rumah.

"Kendalanya adalah sebagian masyarakat tidak mau mengungsi untuk jaga hartanya," terang dia.

Selain personel, TNI dan Polri juga menyalurkan bantuan berupa logistik untuk memenuhi kebutuhan mendesak para korban banjir.

"Berikan bantuan dari BNPB termasuk Polda Metro sudah 2 helikopter yang datang mendistribusikan makanan siap saji," papar dia.

"Ada dapur uumum kita siapkan. Karena memang masyarakat membutuhkan makanan siap saji disamping berikan makanan kering biskuit dan indomie. Bagi yang tidak mengungsi pun kami (TNI-Polri) tetap supply makanannya," Fadil menambahkan.

9 dari 9 halaman

Jakarta Kembali Dikepung Banjir

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.