Polda Metro Jaya Bentuk Tim Khusus Berantas Mafia Tanah

Bersama Kementerian ATR/BPN, Polda Metro Jaya Ungkap Sindikat Mafia Tanah — Petugas mengecek barang bukti sertifikat saat rilis kasus sindikat mafia tanah di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Subdit II Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya bersama Kementerian ATR/BPN mengungkap sindikat mafia tanah menggunakan sertifikat palsu dan KTP elektronik ilegal. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Polda Metro Jaya membentuk tum khusus untuk memberantas mafia tanah, yang akhir-akhir ini disuarakan oleh mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal yang menyebut keluarganya menjadi korban.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus juga menyinggung kasus Dino Patti Djalal ini. Menurutnya, sudah ada tiga laporan yang diterima pihaknya berkaitan dugaan penipuan transaksi pembelian tanah milik ibunda Dino Patti Djalal.

Ukraina Pamer 20 Temuan Berkontribusi Signifikan Atas Kemajuan Dunia di Auditorium FPCI, Dubes Vasyl: Ini Bukti Upaya Diplomasi
Tanggapi Pemilu 2024, Dino Sebut Pemerintah Baru Harus Tentukan Sikap Politik Luar Negeri Indonesia
Aktif Perjuangkan Keadilan bagi Ukraina, Dino Patti Djalal Terima Penghargaan Order of Merit dari Presiden Volodymyr Zelenskyy

"Tentang adanya laporan mafia tanah terhadap pelapor saudari Y keluarga DPJ (Dino Patti Djalal) saya sudah sampaikan ada tiga LP yang dibuat. Dari tiga LP yang ada, bahkan Kapolda Metro Jaya sudah membentuk tim khusus," kata dia, Selasa (16/2/2021).

Menurut dia, Kapolda Metro Jaya memberikan perhatian terhadap kasus mafia tanah. Adapun tim khusus ini terdiri dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Satgas Mafia Tanah dan BPN.

"Ini memang jadi bahan perhatian pak Kapolda untuk segera membentuk tim dan tim ini sudah bergerak," jelas Yusri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Keluarga mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menjadi korban mafia tanah.

2 dari 2 halaman

Tiga Kelompok

Sementara, terkait kasus mafia tanah yang dilaporkan oleh Ibunda Dino Patti Djalal, Yusri menjelaskan, penyidik membaginya menjadi tiga kelompok

"Klaster pertama korban sendiri dalam hal ini pemilik rumah, siapa itu? Yakni ibu dari DPJ. Kemudian klaster kedua ini namanya mafia tanah ini akan kita bongkar sampai habis. Selanjutnya klaster ketiga adalah korban yang membeli dan memiliki itikad baik untuk membeli rumah dengan harga sesuai pasaran," ujar dia.