Sukses

84 Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa di Sulbar

Basarnas menyebut hingga pukul 16.00 WIB, Senin (18/1/2021) sebanyak 84 orang meninggal akibat gempa yang terjadi di Sulawesi Barat (Sulbar).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyebut hingga pukul 16.00 WIB, Senin (18/1/2021) sebanyak 84 orang meninggal akibat gempa yang terjadi di Sulawesi Barat (Sulbar). Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito menyebut, 73 tiga di antaranya berasal dari Kabupaten Mamuju dan 11 orang di Majene, Sulbar.

"Update sampai dengan pukul 4 sore ini kita menerima informasi meninggal dunia 84 orang, yang terdiri dari 73 di Mamuju dan 11 orang di Majene," kata Bagus di Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Jakarta Utara, Senin (18/1/2021).

Bagus menuturkan pengungsi di dua kabupaten tersebut cukup banyak. Jumlahnya mencapai belasan ribu ke atas. Menurut Bagus timnya dari sejumlah daerah di Sulawesi pun telah diterjunkan guna membantu penanganan gempa di sana.

"Kita juga membawa peralatan ekstrikasi untuk pelaksanaan pembongkaran gedung-gedung yang runtuh dan mulai kemarin kita sudah dibantu oleh Polri," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korban Terus Bertambah

Pada hari sebelumnya, Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito menyatakan bahwa gempa yang terjadi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat merenggut 78 jiwa. Masing-masing 67 orang dari Mamuju dan Majene 11 orang.

"Korban yang meninggal dunia adalah 78, dari Mamuju 67 orang, Kabupaten Majene 11 orang. Pengungsi di Mamuju dan Majene di dua tempat itu lebih dari 20 ribu orang," kata Bagus di Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Jakarta Utara, Minggu (17/1/2021).

Bagus menuturkan, timnya telah dikirimkan ke lokasi bencana dari kota di sekitarnya. Basarnas, kata dia juga mengirimkan alat-alat ekstrikasi atau peralatan khusus yang diperuntukkan guna mengevakuasi korban bencana.

"Basarnas sendiri mengirimkan alat-alat ekstrikasi untuk melaksanakan pencarian korban memotong bangunan dan besi-besi yang ada di bangunan itu sendiri sebanyak 17 set," ujarnya.

Dalam kondisi bencana, Bagus menuturkan keberadaan alat ekstrikasi tersebut begitu membantu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.