Sukses

Catatan Akhir Tahun, 6 Kebijakan Menhan Prabowo Subianto

Kementerian Pertahanan menyampaikan catatan enam kebijakan yang diambil selama 2020.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertahanan menyampaikan catatan enam kebijakan yang diambil selama 2020. Juru Bicara Menteri Pertahanan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan, sejak dilantik menjadi Menhan, Prabowo Subianto sudah mengingatkan pentingnya doktrin pertahanan Republik Indonesia, yakni Pertahanan Rakyat Semesta.

“Konsepsi pertahanan rakyat semesta mendapat saluran yang tepat, ketika UU 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, disahkan oleh DPR RI, Undang-Undang tersebut mengatur tentang tiga agenda penting. Yakni, Bela Negara, Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung,” kata Dahnil dalam keterangannya, Rabu (30/12/2020).

Program Bela Negara, menurutnya, telah dimasifkan lewat realisasi Komponen Cadangan (KOMCAD), yang tinggal menunggu persetujuan Presiden melalui Peraturan Pemerintah.

Adapun kebijakan Kemenhan selama 2020 sebagai berikut:

1. Penguatan industri pertahanan nasional

Adanyanya kebijakan ini bertujuan agar ketergantungan Indonesia terhadap impor alat utama sistem senjata (ALUTSISTA) dapat diminimalisir.

“Selain itu, penguatan BUMN Pertahanan seperti Pindad, Dahana, PTDI, PTPAL dan lain sebagainya dilakukan semaksimal mungkin, BUMN-BUMN tersebut menjadi produsen utama alutsista-alutsista yang bisa dan mampu diproduksi di dalam negeri. Mulai dari produksi Ranpur, Randis, Peluru dan lain sebagainya,” katanya.

2. Modernisasi alutsista

Kemenhan disebut menempatkan industri pertahanan dalam negeri sebagai prioritas utama dan pertama untuk seluruh alutsista-alutsista yang bisa diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri.

3. Diplomasi pertahanan.

Prabowo Subianto aktif mengisi ruang diplomasi pertahanan RI, terkait dengan dinamika Geopolitik dan Geostrategis. Menhan Prabowo berkomitmen memastikan posisi Indonesia yang bebas aktif, serta tidak terlibat dalam pakta pertahanan/militer mana pun.

“Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sepanjang 2020 telah aktif berkomunikasi memposisikan Indonesia memiliki kedekatan yang sama dengan semua negara di Dunia. Baik melalui kunjungan resmi langsung ke negara-negara sahabat, dan juga komunikasi virtual,” katanya.

4. Kebijakan penanganan Covid-19

Sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo, supaya semua Kementerian dan Lembaga fokus penanganan Covid- 19. Maka, Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto pun fokus berkomunikasi dengan negara-negara sahabat terkait dengan penanganan Covid 19, yang berbuah pada asistensi dari beberapa negara sahabat diawal-awal pendemi Covid 19 melanda Indonesia. Terutama terkait dengan kebutuhan APD (Alat Pelindung Diri) dan kebutuhan-kebutuhan medis lainnya dalam rangka penanganan Covid-19.

“Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto memerintahkan agar Rumah Sakit Dr Suyoto yang dikelola oleh Kementerian Pertahanan menjadi rumah sakit yang fokus merawat pasien Covid-19, dan membangun fasilitas bangsal-bangsal darurat yang layak untuk menampung pasien-pasien Covid-19,” ucapnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peningkatan SDM

5. Peningkatan SDM bidang pertahanan

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memutuskan untuk merevitalisasi Universitas Pertahanan dengan membuka program Strata satu dan memperkuat program magister dan doktoral. Sejak 2020, Universitas Pertahanan membuka program strata satu dengan 4 Fakultas baru yang fokus pada ilmu pasti, yakni Fakultas Kedokteran Militer, Fakultas Farmasi Militer, Fakultas MIPA, dan Fakultas Teknik Militer.

“Harapannya, dengan pembukaan 4 Fakultas tersebut, melalui Universitas Pertahanan, Indonesia bisa memiliki tenaga-tenaga ahli bidang pertahanan yang mampu memperkuat pertahanan militer maupun nirmiliter Indonesia di masa yang akan datang,” katanya.

6. Cadangan logistik strategis untuk pertahanan negara

Prabowo Subianto dalam banyak kesempatan mengingatkan, bahwa dalam ada 4 logistik yang penting dalam perang, yakni alutsista yang terbaik, pangan yang cukup dan obat-obatan dan energi yang tersedia cukup.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.